logo Kompas.id
OpiniLupakan Cita-cita Swasembada...
Iklan

Lupakan Cita-cita Swasembada Gula

Tanpa kesediaan menjamin keuntungan buat pelaku usaha, terutama petani, ada baiknya kita lupakan saja cita-cita berswasembada gula.

Oleh
KHUDORI
· 8 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/FfybWBF4ZnEKufMz2gW0owrqqr8=/1024x1060/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F11%2F20201119-Opini-7-Lupakan-Cita-Cita-Swasembada-Gula_1605794110.jpg

Tanda-tanda seleksi alam di industri gula mulai terjadi. Bukan lantaran pandemi Covid-19, melainkan karena iklim kompetisi terbuka dan sengit dalam memperebutkan bahan baku tebu dari petani.

Pandemi menambah tekanan persaingan sehingga sejumlah pabrik gula (PG) kelimpungan. Salah satu akibatnya, PG yang biasanya giling tebu sekira 150 hari atau lima bulan, kali ini harus mengakhiri giling lebih awal. Bahkan, 14 Agustus 2020, ada PG yang tutup: PG Lestari di Nganjuk, Jawa Timur. Artinya, masa giling PG tak sampai tiga bulan. Saat artikel ini ditulis, boleh jadi sudah puluhan PG yang tutup giling.

Editor:
yohaneskrisnawan
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000