Mengatasi Rasa Iri Hati
Keyakinan tentang iri hati harus ditangani terlebih dahulu sebelum Anda bisa melupakannya. Jadi, daripada berpikir karena merasa iri, Anda adalah orang yang buruk, sadarilah bahwa iri hati adalah emosi universal.
Rasa iri adalah sesuatu yang kurang terpuji. Namun, sebagai manusia, kita acap kali mengalaminya, bukan? Mari mendalami bersama agar dapat menguranginya dan memelihara kesehatan mental kita.
Robert L Leahy, PhD (2015), seorang profesor psikologi klinis di Weill-Cornell University Medical School, mengartikan iri hati sebagai perasaan tidak puas atau kebencian yang timbul karena harta benda, kualitas, atau keberuntungan orang lain.
Iri hati adalah tentang seseorang yang mendahului Anda, yang melakukan lebih baik, memiliki kualitas yang diharapkan dapat Anda miliki. Anda berpikir kalah dalam perlombaan, tertinggal. Anda merasa sedih, marah, kesal, cemas, dan tidak bisa menerimanya.
Sebelumnya, Gerrod Parrott (1992) mengatakan, ada pikiran dan perasaan yang muncul dalam rasa iri. Pengalaman iri meliputi perasaan rendah diri, kerinduan, kebencian terhadap keadaan, niat buruk terhadap orang yang diirikan. Ini sering kali disertai rasa bersalah tentang perasaan tersebut, motivasi untuk meningkatkan diri, keinginan untuk memiliki kualitas yang menarik dari saingan, maupun kesedihan terhadap prestasi orang lain.
Susan Krauss Whitbourne (2020) mengatakan, iri hati adalah salah satu emosi manusia yang umum, tetapi paling tidak dipahami. Akibatnya, Anda bahkan mungkin tidak menyadarinya saat hal ini tengah menghantui diri.
Sangat tidak menyenangkan mengalami emosi seperti ini. Jika dibiarkan, iri hati dapat menimbulkan ancaman yang signifikan, bahkan bagi hubungan terdekat Anda.
Beda dengan cemburu
Iri hati dan kecemburuan sangat berbeda. Iri hati adalah reaksi dari kekurangan sesuatu dan menginginkan apa yang dimiliki orang lain. Anda mungkin iri dengan kekayaan seseorang, atau prestasinya yang cemerlang.
Kecemburuan di sisi lain adalah perasaan bahwa seseorang mungkin mencoba mengambil apa yang menjadi milik Anda. Misalnya, istri Anda menjadi teman dekat dari rekan kerja yang menarik. Anda mungkin merasa cemburu dan terancam oleh hubungan mereka (Kurt Smith, 2018).
Iri hati sering kali membawa beban tambahan berupa rasa malu. Kita tidak ingin mengaku merasa iri karena melihatnya sebagai emosi yang picik, egois, dan masam.
Parrott dan Smith (1993) mengatakan, mungkin saja penggunaan kecemburuan dan iri hati terjadi secara tumpang tindih. Seseorang dapat mengalami keduanya pada saat yang bersamaan. Ia mungkin iri dengan karakteristik atau kepemilikan seseorang yang kebetulan juga merupakan saingan romantisnya. Orang yang cemburu mungkin iri dengan afeksi yang diberikan pasangannya kepada saingannya. Afeksi yang menurut perasaan orang yang cemburu adalah haknya sendiri.
Sulit mengakui rasa iri
Iri hati tidak seperti semua emosi lainnya. Kita dapat mengaku cemburu karena pasangan kita tertarik kepada orang lain, kita pun bisa mengaku merasa sedih, marah, cemas, atau bingung.
Namun, iri hati sering kali membawa beban tambahan berupa rasa malu. Kita tidak ingin mengaku merasa iri karena melihatnya sebagai emosi yang picik, egois, dan masam.
Jadi, kita menyembunyikannya, menyamarkannya dengan klaim ketidakadilan atau pembunuhan karakter. Kita mungkin menghindari orang yang membuat kita iri karena mengingatkan bahwa mereka lebih baik dari kita dan mungkin jadi ingin merusak mereka.
Iri hati itu universal dan sering berkembang berkaitan dengan hierarki sosial. Peringkat yang lebih tinggi memberi akses yang lebih besar ke berbagai hal. Iri hati juga mencerminkan keinginan kita akan keadilan. Kita tidak menyukai keuntungan yang tidak adil, tidak menyukai nepotisme, dan kita berpikir bahwa orang harus diberi penghargaan atas prestasinya. Jadi, rasa iri juga terkait dengan nilai sosial yang positif. Tidak semuanya negatif. Kita tidak suka jika orang mendapatkan apa yang tidak pantas mereka dapatkan (Leahy, 2015).
Mengatasi
Leahy dalam Whitbourne (2020) menggunakan model Emotional Schema Therapy (EST) untuk mengatasi rasa iri hati.
Pertimbangkan makna dari konsep status. Cara Anda menafsirkan status dari orang yang membuat iri hati acap kali menanamkan keyakinan bahwa Anda inferior. Padahal, kunci untuk mengatasinya adalah membuang ide bahwa mencapai status khusus ini penting untuk kesehatan mental Anda.
Setelah mencoba menyingkirkan pentingnya status, mulailah berfokus pada kekuatan Anda yang lain atau memeriksa area lain dalam hidup di mana Anda unggul.
Dalam model EST ini, keyakinan tentang iri hati harus ditangani terlebih dahulu sebelum Anda bisa melupakannya. Jadi, daripada berpikir karena merasa iri, Anda adalah orang yang buruk, sadarilah bahwa iri hati adalah emosi universal.
Lebih jauh lagi, Anda bisa mengalami rasa iri tanpa kehilangan kesadaran diri, yaitu ”Anda bukanlah emosi Anda”. Iri hati, apabila dilihat dengan cara ini, tidak harus menjadi bagian dari diri Anda selamanya.
Kemudian, bertanyalah kepada diri sendiri bagaimana Anda menangani rasa iri dengan menjawab beberapa pertanyaan berikut sejujur mungkin:
”Apakah Anda mengeluh tentang orang yang Anda irikan? Anda mengatakan hal-hal buruk tentang orang tersebut? Anda menghindari orang tersebut? Anda menyerah begitu saja untuk berusaha berbuat sebaik orang yang Anda irikan? Anda sering memikirkan betapa irinya perasaan Anda? Anda merendahkan diri sendiri karena begitu iri?”
Dalam EST, Anda belajar mengubah strategi malaadaptif menjadi pendekatan yang lebih produktif, satu per satu, kemudian mengambil tindakan yang diperlukan untuk mengubahnya:
•Mengeluh hanya akan membuat orang lain terasing dan membuat Anda terlihat buruk. Jadi, berhentilah mengeluh.
•Merendahkan orang lain bisa membuat Anda tampak tidak adil dan tidak menyenangkan. Jadi, simpan kritik untuk diri sendiri.
•Menghindari sasaran rasa iri dapat membuat Anda tidak belajar darinya sebagai cara untuk mendapatkan status yang lebih tinggi. Jadi, jangan takut untuk mendekat pada mereka.
•Menyerah berarti Anda kehilangan keuntungan untuk berpartisipasi dalam aktivitas yang dapat memberi manfaat kepada Anda. Jadi, teruslah lakukan.
•Memikirkan terus hanya membuat Anda tertekan. Lebih baik menerima perasaan Anda dan memanfaatkannya sebaik mungkin.
•Mengkritik diri sendiri membuat Anda merasa lebih buruk. Jadi, berusahalah lebih menerima kekuatan yang Anda miliki.
Dengan mengidentifikasi dan kemudian menantang keyakinan Anda tentang iri hati, serta dengan mengadopsi strategi yang lebih adaptif, Leahy percaya bahwa sangatlah mungkin mengubah iri hati menjadi kekaguman dan bahkan menandinginya.
Jika Anda bisa mengubah rasa iri sebagai keinginan alami ke arah ingin memperbaiki diri, Anda harus bisa menetralkan emosi negatif tersebut saat mencoba memperbaiki status Anda sendiri. Cobalah keenam solusi itu saat rasa iri muncul ke permukaan. Anda akan menemukan diri semakin dekat dengan pemenuhan kebutuhan pribadi.
Salam sehat fisik dan mental!