Keberadaan taman kota dengan manfaat ekologis, sosial, dan estetikanya sangat dirasakan masyarakat. Hal itu mengingatkan pentingnya pemeliharaan dan perawatan taman kota agar manfaatnya dapat terus dirasakan masyarakat.
Oleh
Debora Laksmi Indraswari
·4 menit baca
KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO
Pengunjung berwisata di Tebet Eco Park, Tebet, Jakarta Selatan, saat mengisi libur hari raya Waisak, Senin (16/5/2022). Taman seluas 7,3 hektar yang baru pada akhir April lalu diresmikan penggunaannya tersebut saat ini menjadi salah satu destinasi favorit bagi warga Jakarta untuk berwisata.
Baru-baru ini, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta meresmikan Tebet Eco Park yang merupakan hasil revitalisasi dari Taman Tebet. Taman yang mengusung konsep eco park ini menghadirkan nuansa alam dengan beragam fasilitas bagi pengunjung di tengah padatnya megapolitan Jakarta.
Warga pun berbondong-bondong mengunjungi taman ini. Apalagi dibukanya taman ini bersamaan dengan waktu libur Lebaran dan akhir pekan panjang. Pengunjung pun tampak menikmati taman kota seluas 7,3 hektar ini.
Antusiasme pengunjung Tebet Eco Park itu bukan hanya karena rasa penasaran akan taman baru yang menarik dan unik, tetapi juga menjadi luapan kebutuhan akan ruang publik di tengah sesaknya perkotaan. Apalagi dengan maraknya pembangunan, ruang publik seperti taman kota kerap tersisihkan bahkan tergusur.
Pentingnya taman kota bagi kehidupan masyarakat itu terekam dalam jajak pendapat Kompas pada medio Mei 2022. Hal itu berkaitan dengan manfaat yang dirasakan masyarakat. Setidaknya publik merasa taman kota memberi banyak manfaat ekologis, sosial dan estetika.
Tiga dari sepuluh responden melihat taman kota sebagai paru-paru kota yang berfungsi untuk mengurangi polusi dan memberikan udara sehat. Sebagian besar taman kota memang termasuk dalam ruang terbuka hijau (RTH). Pohon-pohon besar yang rindang dan berbagai tanaman tumbuh di taman-taman kota. Bagi masyarakat yang tinggal di perkotaan, tentu taman kota menjadi sarana untuk mendekat ke alam walaupun hanya sejenak.
KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO
Lanskap Tebet Eco Park, Tebet, Jakarta Selatan, yang dipenuhi pengunjung saat libur hari raya Waisak, Senin (16/5/2022).
Selain itu, 21,4 persen responden menilai taman kota turut berfungsi untuk memperindah tampilan kota. Secara visual, taman kota yang lekat dengan tanaman peneduh memang memberikan nuansa alami pada kota yang sudah penuh dengan bangunan-bangunan. Tidak jarang juga taman kota memiliki nilai sejarah sehingga bagi 4,5 persen responden, taman itu menjadi simbol atau citra suatu daerah.
Yang tidak kalah penting, sebagian besar publik menilai taman kota bermanfaat bagi kehidupan pribadi dan sosial. Bagi 24,3 persen responden taman kota menjadi tempat rekreasi yang terjangkau. Taman kota juga menjadi tempat berkumpul warga, sarana berolahraga serta area konservasi dan edukasi masyarakat.
Rekreasi
Karena itu, setidaknya sekali dalam sebulan, tujuh dari sepuluh responden mengaku berkunjung ke taman kota di wilayah tempat tinggalnya. Bahkan 8,1 persen responden berkunjung ke taman kota setiap hari.
Ada yang berkunjung ke taman kota khusus untuk berolahraga. Ada pula yang mengunjungi taman kota untuk mengikuti atau menghadiri acara, seperti konser, pameran, festival, atau kegiatan komunitas tertentu.
Tetapi secara umum, masyarakat yang terwakili 74,1 persen responden pengunjung taman mengunjungi taman kota untuk rekreasi. Di taman kota biasanya mereka menikmati suasana dengan berkeliling taman, bertemu teman atau kerabat. Kuliner yang dijual di taman maupun sekeliling taman juga menjadi daya tarik tersendiri.
Bagi masyarakat, rekreasi di taman kota menjadi pilihan mudah untuk melepas penat. Selain murah, taman kota biasanya mudah diakses siapapun. Selain itu, fasilitas dan ramainya penganan yang dijajakan sudah cukup membuat warga kota terhibur.
Berekreasi di taman biasanya dilakukan di hari libur. Pada saat itu taman kota lebih ramai dari biasanya. Pun di libur Lebaran lalu, taman kota menjadi tujuan warga kota maupun pemudik untuk berwisata.
Data mobilitas yang dikeluarkan Google mencatat, pada musim libur Lebaran kunjungan masyarakat ke taman meningkat. Pada musim libur Lebaran yang dimulai 26 April hingga 7 Mei 2022, kunjungan ke taman meningkat hingga 109 persen dibandingkan batas normal, yakni pada 3 Januari sampai 6 Februari 2020. Peningkatan kunjungan tertinggi terjadi saat hari-H sampai H+4 Lebaran, yakni 178 persen.
KOMPAS/HERU SRI KUMORO
Pesepeda memanggul sepeda saat melintasi jalur di Taman Kota 2 BSD, Tangerang Selatan, Banten, Minggu (8/5/2022). Pada libur Lebaran seperti saat ini, taman kota yang baru selesai direvitalisasi dan dipercantik ini menjadi salah satu lokasi favorit warga Tangerang Selatan untuk jalan-jalan bersama keluarga atau sekadar olahraga.
Pemeliharaan
Tingginya antusiasme masyarakat berkunjung ke taman kota tidak dapat dilepaskan dari upaya revitalisasi dan pengembangan taman kota di sejumlah daerah. Hal itu didorong oleh peraturan tentang penataan ruang pada 2007 di mana mewajibkan suatu daerah untuk menyediakan RTH minimal 30 persen dari luas wilayah kota.
Sejumlah kota, seperti Surabaya, Bandung, dan DKI Jakarta, kemudian menata kembali taman-tamannya dengan berbagai konsep. Sebagian besar mengambil konsep taman tematik yang didesain berdasarkan tema-tema tertentu. Selain itu, berkembang juga taman-taman kecil di sekitar permukiman, seperti ruang publik terpadu ramah anak (RPTRA) dan taman lingkungan.
Sejauh ini masyarakat melihat kondisi taman kota di wilayah tempat tinggalnya terawat dan memadai fasilitasnya. Hal ini disampaikan 62,3 persen responden jajak pendapat. Meski demikian, apresiasi terhadap kondisi taman kota juga diikuti dengan harapan akan berkembangnya taman kota yang lebih baik lagi.
KOMPAS/HERU SRI KUMORO
Pengunjung berfoto dengan latyar belakang mural yang menghiasi salah satu tembok di Taman Kota 2 BSD, Tangerang Selatan, Banten, Minggu (8/5/2022). Pada libur Lebaran seperti saat ini, taman kota yang baru selesai direvitalisasi dan dipercantik ini menjadi salah satu lokasi favorit warga Tangerang Selatan untuk jalan-jalan bersama keluarga atau sekadar olahraga.
Menurut responden, ada tiga hal utama yang paling mendesak untuk dibenahi dari taman kota. Sebanyak 35,7 persen responden merasa pemeliharaan kebersihan dan kerapian taman kota perlu ditingkatkan. Selain itu, perlu juga melengkapi fasilitas taman dengan alat olahraga, tempat duduk atau teman bermain anak-anak yang dirasa penting oleh 16,3 responden. Hal penting lainnya yang perlu ditingkatkan adalah soal keamanan.
Besarnya harapan akan pemeliharaan dan pengembangan taman kota ini kiranya dapat menggugah pemerintah untuk terus menyediakan ruang publik dan RTH yang aman dan nyaman. Tidak cukup hanya di pusat-pusat kota saja, taman-taman kecil juga dibutuhkan di area permukiman yang merata agar asas keadilan untuk ruang publik dapat diterima seluruh warga kota. Dengan demikian, taman kota menjadi investasi jangka panjang yang turut meningkatkan kualitas hidup warga kota. (LITBANG KOMPAS)