Momentum Positif Jonatan Christie Menuju Olimpiade
Jonatan Christie menjuarai All England dan Kejuaraan Asia secara beruntun. Ini menjadi bekal berharga untuk Olimpiade.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·3 menit baca
NINGBO, MINGGU — Jonatan Christie membangun momentum positif dengan menjuarai All England dan menjadi juara Asia secara beruntun. Kini, tugas pebulu tangkis Indonesia itu adalah mempertahankan momentum tersebut untuk panggung persaingan terbesar atlet sedunia, Olimpiade Paris 2024.
Tunggal putra peringkat kelima dunia itu begitu mensyukuri pencapaiannya dalam sebulan terakhir. Setelah menjuarai All England, turnamen bulu tangkis paling prestisius, Jonatan kembali menjadi yang terbaik pada ajang berikutnya, Kejuaraan Asia. Meski berkategori kejuaraan regional, level Kejuaraan Asia sama seperti All England, yaitu BWF World Tour Super 1000.
Jonatan menjadi juara Asia untuk pertama kalinya setelah mengalahkan Li Shi Feng, 21-15, 21-16, pada final di Olympic Sports Center Gymnasium, Ningbo, China, Minggu (14/4/2024). Li adalah pemain China kedua berperingkat sepuluh besar dunia yang dikalahkan Jonatan. Pada semifinal, dia menyingkirkan Shi Yu Qi di depan pendukung pemain peringkat kedua dunia tersebut.
Tekad dan daya juang Jonatan untuk juara diperlihatkan dalam bahasa tubuhnya di lapangan saat melawan Li. Setiap kali mendapatkan poin, sejak poin pertama, dia mengepalkan tangan kirinya dengan tatapan mata tajam ke arah pelatih tunggal putra pelatnas bulu tangkis Irwansyah, yang mendampinginya.
Dalam strategi bermain, Jonatan konsisten menerapkan irama permainan cepat setelah melihat lawan berada dalam kondisi kelelahan, seusai melawan Kodai Naraoka (Jepang) pada semifinal selama satu jam 22 menit. Tak hanya siap dalam menyerang, Jonatan pun bisa bermain baik saat bertahan. Dia tak asal mengembalikan pukulan saat Li melakukan smes. Jonatan berusaha mengarahkan kok ke area lapangan kosong yang tak terjangkau Li.
Selain kesulitan mengimbangi kecepatan Jonatan, Li juga kesulitan dalam mengontrol pukulan. Kok yang dilambungkan ke area belakang lapangan Jonatan lebih sering jatuh di luar garis belakang.
Pada gim kedua, Li sempat mendekat dari skor 8-17 menjadi 14-17, tetapi setelah itu, dia kembali tertinggal. Poin terakhir didapat Jonatan setelah menanti tayangan ulang jejak kok dari smes Li. Hakim garis menyatakan masuk, tetapi Jonatan meminta challenge untuk melihat tayangan ulang di layar. Setelah tayangan tersebut memperlihatkan bahwa kok jatuh di luar garis pinggir lapangan tunggal, Jonatan telentang di lapangan sambil mengepalkan kedua tangannya.
Pemain berusia 26 tahun itu pantas bersukacita dan bersyukur, apalagi jika melihat perjalanannya pada tahun ini. Dia tiga kali tersingkir pada babak pertama dan hanya mencapai babak kedua India Terbuka Super 750 sebagai hasil terbaik.
Sepekan sebelum menjuarai All England, dalam final sesama Indonesia melawan Anthony Sinisuka Ginting, Jonatan tersingkir pada babak pertama Perancis Terbuka. Dia pun sempat merasa tak percaya bisa menjadi yang terbaik di All England.
”Puji Tuhan. Saya tidak menyangka bisa juara lagi setelah juara All England. Ini bisa menjadi penambah semangat buat saya pribadi agar ke depan bisa lebih konsisten dan lebih baik lagi dalam bertanding dan semuanya,” katanya.
Pepatah ”hasil tidak akan mengkhianati usaha” ternyata memang berlaku bagi Jonatan. Sosok yang dikenal disiplin dalam bersikap sebagai atlet di dalam dan luar lapangan ini tak pernah mengendurkan latihan, apa pun hasil yang didapat dalam turnamen sebelumnya.
Hanya berselang sehari setelah pulang dari All England, Jonatan dan Anthony langsung berlatih untuk bersiap menuju Kejuaraan Asia. Namun, langkah Anthony di Ningbo tak sepanjang Jonatan. Dia kalah dari Li pada perempat final 9-21, 10-21.
Pada babak yang sama dengan kalahnya Anthony, dua wakil Indonesia lainnya tersingkir. Mereka adalah Gregoria Mariska Tunjung dan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto. Jonatan pun menjadi satu-satunya wakil ”Merah Putih” sejak semifinal.
Jonatan sebenarnya mencapai final Kejuaraan Asia ketika persaingan berlangsung di Filipina pada 2022, tetapi dia kalah dari Lee Zii Jia (Malaysia). Adapun pada 2023, peraih medali emas Asian Games Jakarta Palembang 2018 itu batal bertanding karena sakit.
Gelar juara yang diraih Jonatan menjadi catatan tersendiri bagi tunggal putra Indonesia di Kejuaraan Asia. Nomor ini mempertahankan gelar juara setelah Anthony juara pada 2023 dalam persaingan di Dubai, Uni Emirat Arab.
Prestasi atlet yang akan menjadi ayah tersebut, juga, menjadi bekal berharga bagi dirinya sendiri dan bulu tangkis Indonesia untuk menghadapi ajang penting lain pada tahun ini. Skuad bulu tangkis Indonesia akan tampil dalam kejuaraan beregu putra dan putri, Piala Thomas dan Uber, di China pada 27 April–5 Mei.
Puji Tuhan. Saya tidak menyangka bisa juara lagi setelah juara All England.
Selain agenda rutin dalam kalender BWF World Tour, momen terbesar yang menjadi target utama adalah Olimpiade Paris 2024 yang akan berlangsung 26 Juli-11 Agustus. Persaingan atlet bulu tangkis, yang memperebutkan lima medali emas, akan digelar pada 27 Juli-5 Agustus.
Jonatan berstatus sebagai atlet yang lolos kualifikasi Olimpiade bersama lima wakil lain dari Indonesia. Mereka adalah Anthony, Gregoria, Fajar/Rian, Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti, dan Rinov Rivaldy/Pitha Haningtyas Mentari. Pada Olimpiade Tokyo 2020, nomor tunggal putra turut menyumbangkan medali, yaitu perunggu dari Anthony, untuk menambah emas dari Greysia Polii/Apriyani.
Dari final nomor lain di Kejuaraan Asia, ganda putri Korea Selatan, Lee So-hee/Baek Ha-na, juga, menang atas wakil tuan rumah, Zhang Shi Xian/Zheng Yu, 23-21, 21-12. Sementara, pemain-pemain China yang memperoleh gelar juara adalah Wang Zhi Yi (tunggal putri), Liang Wei Keng/Wang Chang (ganda putra), dan Feng Yan Zhe/Huang Dong Ping (ganda campuran).