Gianluca Mancini kembali menebar teror lewat kepiawaian berduel di udara. AC Milan jadi korban terbaru.
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·3 menit baca
MILAN, JUMAT — AS Roma mengemas kemenangan manis, 1-0, atas AC Milan pada pertemuan pertama babak perempat final Liga Europa di Stadion San Siro, Jumat (12/4/2024) dini hari WIB. Pemain belakang Gianluca Mancini kembali menjadi pahlawan kemenangan Roma dalam dua laga beruntun. Sundulan kepalanya menjelma jadi senjata baru Roma.
Ini adalah kali kedua Mancini memecahkan kebuntuan Roma. Pekan lalu, bek setinggi 1,9 meter itu juga menjadi penentu kemenangan ”I Giallorossi” atas Lazio dalam laga panas derbi ibu kota. Proses gol Mancini di dua laga terakhir Roma identik, yaitu memanfaatkan sundulan kepala dari situasi sepak pojok.
Mancini tahu kapan harus menusuk dan melepaskan diri dari pengawalan pemain lawan. Teknik tersebut dia kombinasikan dengan kepiawaian dalam membaca arah datangnya bola. Ketika Paulo Dybala tengah berancang-ancang menendang bola, Mancini dengan segera menusuk ke dekat gawang untuk menyambut datangnya bola.
Meski dikepung dua hingga tiga pemain belakang Milan, Mancini bisa secara tepat menyundul bola. Proses serupa juga terlihat dari gol Mancini saat melawan Lazio pada pekan lalu.
”Saya senang. Saya mengalami hari-hari ketika orang-orang membicarakan saya. Memenangkan derbi dan sekarang di San Siro. Bermain dengan percaya diri sebagai tim sejati, tanpa takut ditutup. Kami berhasil. Ini sungguh malam yang luar biasa dari rekan-rekan,” kata Mancini, dikutip dari laman resmi Roma.
Kepiawaian dalam duel udara menjadi salah satu pertimbangan Roma merekrut Mancini dari Atalanta pada 2019. Selain itu, dia juga dikenal punya kecepatan dan teknik mumpuni.
Roma kini menuai hasil dari investasinya tersebut. Keran gol Mancini musim ini mengalir lebih deras. Dia telah mencetak enam gol di seluruh kompetisi. Koleksi gol Mancini meningkat pesat dibandingkan dua musim sebelumnya saat dia hanya mampu mencetak satu gol tiap musim.
Lima dari enam gol Mancini musim ini dihasilkan dari sundulan kepala. Hanya satu gol, saat Roma mengalahkan Brighton and Hove Albion, 4-0, yang dicetak Mancini dari sepakan kaki kanan. Capaian ini semakin menegaskan kelebihannya dalam duel-duel bola udara.
”Ya, tetapi kami semua berkontribusi, bukan hanya saya. Bahkan, mereka yang duduk di bangku cadangan dan yang masuk sebagai pemain pengganti. Itu adalah pertandingan yang bagus, tetapi masih terbuka lebar melawan tim yang hebat. Sekarang ada Udinese, disusul dengan pertandingan penting lainnya di (Stadion) Olimpico,” tutur Mancini disinggung mengenai kontribusinya terhadap tim dalam dua laga terakhir.
Sulit menang
Kemenangan tipis atas Milan menyudahi tren negatif Roma setiap kali bertandang ke Stadion San Siro. Selama tujuh tahun atau sejak Mei 2017, Roma belum pernah meraih kemenangan di stadion tersebut. Daniele De Rossi yang kini menjadi Pelatih Roma turut menjadi penyumbang gol dalam kemenangan terakhir Roma, 4-1, di San Siro tujuh tahun lalu.
Tugas Roma di pertemuan kedua saat ganti menyambut Milan pun menjadi lebih mudah. Mereka minimal hanya butuh mengamankan hasil imbang untuk mengunci tiket ke semifinal Liga Europa, sekaligus berpeluang besar mengulangi pencapaian musim lalu dengan lolos hingga ke final.
De Rossi tidak bisa dikesampingkan dalam kemenangan langka Roma ini. Dia melakukan sejumlah keputusan krusial, salah satu yang terpenting adalah menggeser posisi penyerang sayap kiri, Stephan El Shaarawy, ke kanan.
Saya mengalami hari-hari ketika orang-orang membicarakan saya. Memenangkan derbi dan sekarang di San Siro.
Dengan cara itu, De Rossi bermaksud memperkuat sisi sayap kanan Roma yang rentan dieksploitasi pemain-pemain sayap lincah Milan, seperti Rafael Leao dan Theo Hernandez. Kedua pemain itu punya tendensi menyerang yang eksplosif. Shaarawy digeser ke kanan untuk membantu bek kanan Zeki Celik agar tidak kalah jumlah.
Pendekatan De Rossi berhasil meredam eksplosivitas Leao. Sepanjang laga, penyerang timnas Portugal itu tidak leluasa bergerak ataupun mendapatkan ruang. Ia tercatat hanya melepaskan empat tembakan yang cenderung tidak berbahaya. Nilai peluang gol (expected goal) Leao pun sangat rendah, yaitu hanya 0,23.
”Milan punya kekuatan di sisi kiri, yang memungkinkan mereka mendominasi permainan dalam beberapa tahun terakhir. Jadi, rasanya tepat untuk melakukan perubahan. Kami biasanya punya Paulo Dybala di sana, tetapi Bryan Cristante juga membantu dan selalu siap menggandakan keunggulan jumlah dari (Tijjani) Reijnders,” kata De Rossi.
Sementara itu, Pelatih Milan Stefano Pioli mengatakan, timnya tidak begitu berkembang di babak pertama. Roma memulai laga dengan berani keluar menyerang hingga mampu menciptakan kesempatan lewat sepak pojok dan memanfaatkannya secara maksimal.
Menurut Pioli, Milan harus berani mengambil risiko di pertemuan kedua untuk membalikkan keadaan. Di babak kedua, Milan telah menunjukkan kecenderungan untuk bermain dengan garis pertahanan tinggi.
”Kami harus lebih berani di babak pertama. Kami bisa saja mendapatkan hasil imbang, masih ada pertandingan lain dan saya yakin kami bisa memperbaiki keadaan,” ucap Pioli.