Di Eropa, AC Milan Tak Bisa Hanya Berharap kepada Dewi Fortuna
AC Milan terhindar dari Bayer Leverkusen, tim yang dalam performa impresif, pada babak 16 besar Liga Europa.
AC Milan mendapatkan keberuntungan beruntun untuk memperpanjang napas mereka di Liga Europa. Namun, keberuntungan saja tidak cukup jika AC Milan ingin meraih kejayaan di kompetisi kasta kedua ”Benua Biru” itu.
Nasib baik menghampiri AC Milan saat pengundian babak 16 besar Liga Europa di Nyon, Swiss, Jumat (23/2/2024). Bersama tujuh klub lain yang lolos dari babak playoff, AC Milan berstatus sebagai non-unggulan dalam pengundian tersebut.
Setiap klub non-unggulan akan dipasangkan dengan klub unggulan yang merupakan juara fase grup. Tim-tim unggulan ini terdiri dari West Ham United, Brighton and Hove Albion, Rangers, Atalanta, Liverpool, Villarreal, Slavia Praha, dan Bayer Leverkusen.
Baca juga: AC Milan Melewati Ujian Ketabahan
Undian sudah dipastikan tidak akan mempertemukan Milan dengan Atalanta karena dua klub dari satu negara tidak dapat dipertemukan dalam tahap ini. Momok bagi Milan ialah dua klub yang tengah berada dalam tren positif dan memuncaki klasemen liga lokal masing-masing, yakni Liverpool dan Bayer Leverkusen.
Kami ingin mencoba (meraih juara), itu sudah jelas. Kami akan memiliki tim yang kuat di babak 16 besar. Siapa pun lawannya, mereka tidak akan senang harus menghadapi tim seperti Milan.
Setelah Atalanta mendapatkan undian melawan Sporting CP dan Roma melawan Brighton, Milan menjadi salah satu dari sedikit tim terakhir yang dipasangkan. Klub berjulukan ”I Rossoneri” alias ”Si Merah-Hitam” pun berada dalam posisi yang tidak nyaman untuk beberapa saat.
Legenda Manchester United, John O’Shea, yang membantu proses undian, pertama kali mengambil bola berisi tulisan ”AC Milan” sebelum mengambil bola dari pot lain, yang hanya berisi dua tim, Slavia Praha dan Bayer Leverkusen.
Setelah beberapa detik menegangkan bagi penggemar Milan, mereka bisa bernapas lega setelah nama Slavia Praha dibacakan. Kendati tidak bisa meremehkan Slavia Praha, paling tidak klub asuhan Pelatih Stefano Pioli ini terhindar dari Leverkusen yang tak terkalahkan dalam 33 laga di seluruh kompetisi musim ini.
Baca juga: Xabi Alonso dan Kunci Kebahagiaan Bayer Leverkusen
Sebelumnya, Milan juga berhasil terhindar dari Liverpool setelah pemuncak klasemen sementara Liga Inggris itu keluar lebih dahulu dari pot unggulan. Liverpool akan berhadapan dengan Sparta Praha.
Terhindar dari dua lawan kuat menjadi keberuntungan lainnya bagi Milan setelah mereka pun dihampiri Dewi Fortuna saat menyegel tiket 16 besar. Olivier Giroud dan kawan-kawan sebenarnya kalah, 2-3, pada laga kedua melawan wakil Perancis, Stade Rennes, di Stadion Roazhon Park, Kamis (22/2/2024). Namun, I Rossoneri berhasil lolos karena memiliki keunggulan agregat 5-3.
Penampilan AC Milan dalam laga itu menuai kritik. Salah satunya dari legenda sekaligus Wakil Presiden Kehormatan Milan, Franco Baresi. Menurut Baresi, pertahanan Milan rapuh sehingga mudah kebobolan.
Rapuhnya pertahanan Milan sebenarnya tampak dalam perjalanan mereka di Liga Italia. Rossoneri telah kebobolan 31 gol dalam 25 pertandingan Serie A. Artinya, mereka keboboolan 1,24 gol per pertandingan.
Baca juga: Kebangkitan Melegakan AC Milan
Milan menempati urutan kesepuluh dalam daftar tim yang paling banyak kebobolan di Liga Italia sejauh ini. Milan, peringkat ketiga klasemen sementara, juga menjadi satu-satunya tim papan atas dengan pertahanan rapuh. Milan tidak mengikuti jejak Inter (peringkat pertama) dan Juventus (peringkat kedua) yang menjadi dua tim terakhir dalam daftar tersebut.
”Setiap orang harus berbuat lebih banyak. Kami membutuhkan lebih banyak perhatian dan intensitas. Tim harus lebih bersatu, lebih banyak perhatian dan semangat pengorbanan,” ucap Baresi, dikutip dari Football Italia.
Baresi pun menekankan, Milan harus selalu ambisius dan berusaha untuk mencapai tahapan paling jauh di Liga Europa. Pemain pun, kata Baresi, perlu terus percaya diri akan kemampuan mereka dalam meraih prestasi.
Apa yang disampaikan Baresi relevan mengingat Stefano Pioli tidak ingin timnya hanya sekadar tampil di babak 16 besar Liga Europa. Pioli bertekad membawa Rossoneri menjadi juara pada bulan Mei nanti.
Baca juga: AC Milan Menyentuh Titik Nadir
”Kami ingin mencoba (meraih juara), itu sudah jelas. Kami akan memiliki tim yang kuat di babak 16 besar. Siapa pun lawannya, mereka tidak akan senang harus menghadapi tim seperti Milan,” ucap Pioli percaya diri.
Media Italia, La Gazzeta dello Sport, menyebut, menjuarai Liga Europa merupakan satu-satunya cara agar Pioli bisa mempertahankan posisinya di Milan. Saat ini, posisi pelatih 58 tahun ini kian terjepit setelah Milan kalah dari Rennes di Liga Europa dan takluk dari AC Monza di Liga Italia.
Kekalahan 2-4 dari AC Monza pada Minggu (19/2/2024) itu mengakhiri rentetan gemilang Milan dengan sembilan laga tak terkalahan di Liga Italia. Milan pun membuang peluang untuk menyalip posisi kedua klasemen setelah Juventus bermain imbang 2-2 melawan Hellas Verona.
Baca juga: Jalan Keluar Keterpurukan AC Milan
Kekalahan itu tak lepas dari strategi yang diterapkan Pioli. Melawan Monza, Pioli melakukan rotasi pemain yang membuat lini pertahanan kian rapuh. Duet bek Malick Thiaw dan Matteo Gabbia tak berjalan baik. Sementara itu, Milan juga tak punya kedalaman skuad.
Milan diperkuat sebagian besar pemain lapis kedua, seperti Noah Okafor, Samuel Chukwueze, Yacine Adli, dan Ismael Bennacer. Rafael Leao, Tijjani Reijnders, Giroud, dan Christian Pulisic menjadi pemain cadangan. Namun, Pioli menolak jika disebut Milan tak punya pemain pengganti yang sepadan.
”Kami sedang melalui laju yang baik di liga sebelum hari Minggu. Namun, kami ingin melanjutkan momentum kami dan mengejar mereka yang ada di depan kami, khususnya Juventus,” ucap Pioli.