Joseph Schooling, Perenang Kebanggaan Singapura, Memilih Pensiun
Joseph Schooling memutuskan meninggalkan kolam renang. Dia mengukir sejarah sebagai penakluk Michael Phelps.
Oleh
WISNU AJI DEWABRATA
·2 menit baca
SINGAPURA, SELASA — Perenang asal Singapura, Joseph Schooling (28), mengumumkan akan pensiun sebagai atlet renang, Selasa (2/4/2024), dalam sebuah konferensi pers di Singapura. Schooling adalah atlet pertama dari Singapura sekaligus atlet renang pertama dari kawasan Asia Tenggara yang berhasil meraih medali emas Olimpiade.
Medali emas tersebut diperoleh Schooling dari nomor 100 meter gaya kupu-kupu pada Olimpiade Rio de Janeiro 2016. Schooling mengalahkan sang legenda renang dari Amerika Serikat, Michael Phelps, dengan catatan waktu 50,39 detik. Catatan waktu yang ditorehkan Schooling di Rio memecahkan rekor Olimpiade yang dipegang Phelps sejak Olimpiade Beijing 2008, yaitu 50,58 detik.
Perenang yang dijuluki ”Ikan Terbang Singapura” itu memiliki spesialisasi gaya kupu-kupu, gaya bebas, dan gaya ganti. Namanya pertama kali bersinar pada ajang SEA Games Jakarta-Palembang 2011. Schooling yang saat itu berusia 16 tahun menyabet dua medali emas dari nomor 100 meter dan 50 meter gaya kupu-kupu di kolam renang Jakabaring Sports Center, Palembang.
Setelah bersinar di Palembang, Schooling selanjutnya merajai ajang pesta olahraga antarnegara Asia Tenggara itu. Atlet yang lahir 16 Juni 1995 itu berhasil mengoleksi 29 medali emas SEA Games sejak edisi 2011 hingga edisi 2021 di Hanoi. Schooling juga meraih dua medali emas dari Asian Games Jakarta-Palembang 2018 dan satu emas dari Asian Games Incheon 2014.
Saya ingin mengeksplorasi minat-minat baru, menghadapi tantangan-tantangan berbeda, dan melihat ke mana fase kehidupan selanjutnya membawa saya.
Ketika melanjutkan kuliah di Universitas Texas, Austin, Amerika Serikat, periode 2015-2017, Schooling meraup 12 medali emas dari kejuaraan antarmahasiswa atau NCAA. Sementara dari Kejuaraan Dunia Renang, dia mendapat dua medali perunggu pada edisi Budapest 2017 dan Kazan 2015.
Namun, sejak mendapat medali emas di Rio, prestasi Schooling meredup yang ditandai dengan hanya meraih perunggu pada Kejuaraan Dunia di Budapest. Bahkan, Schooling tidak lolos babak penyisihan pada Olimpiade Tokyo 2020 yang digelar 2021 akibat pandemi Covid-19. Schooling pun tidak masuk tim renang Singapura untuk Asian Games Hangzhou 2022 yang digelar 2023 karena gagal bersaing dengan dua perenang lainnya.
”Hari ini menandai sebuah bab baru. Saya akan pensiun dari renang yang kompetitif,” ujarnya melalui media sosial Facebook.
”Saya sangat bersyukur atas setiap pengalaman dari renang ke dalam hidup saya. Kemenangan-kemenangan ini menggembirakan, kekalahan-kekalahan yang membuat saya rendah hati, dan bersama-sama, semuanya telah menempa daya tahan diri saya yang akan saya bawa ke babak berikutnya,” ucapnya.
Kepada Strait Times, Schooling mengakui penurunan prestasi itu terasa menyedihkan. Dia menjadi ragu-ragu atas masa depannya menjelang Olimpiade Paris 2024. Sebenarnya penurunan prestasi telah dirasakan Schooling sejak lulus dari universitas dan kembali ke Singapura.
”Kembali ke Singapura, ini merupakan transisi besar bagi saya. Selama empat bulan terakhir saya telah mengalami banyak hal yang belum pernah saya lalui sebelumnya. Anak kampus yang biasa hidup sendirian kini kembali hidup bersama orangtuanya. Luar biasa bisa bersama ibu dan ayah,” ujarnya (Kompas, Sabtu 27 Juli 2019).
Schooling kini memutuskan menjauh dari kompetisi renang walaupun renang tetap menjadi bagian dari hidupnya. Bagi Schooling, renang telah memberinya landasan untuk menginspirasi orang lain untuk mengejar impian mereka apa pun rintangan yang dihadapi. Menurut Schooling, dia sama sekali tidak menyesali keputusannya.
”Saya ingin mengeksplorasi minat-minat baru, menghadapi tantangan-tantangan berbeda, dan melihat ke mana fase kehidupan selanjutnya membawa saya,” ucapnya.
Sebagai seorang anak muda, Schooling tentu pernah bertingkah. Tahun 2022 dia menyampaikan permintaan maaf karena memakai ganja saat berada di Vietnam untuk mengikuti turnamen. Saat itu, Schooling mendapat izin meninggalkan wajib militer karena berlomba di luar negeri. Sebelumnya, Schooling dua kali mendapat penundaan wajib militer, yaitu saat persiapan Olimpiade Rio dan Olimpiade Tokyo.
Mengidolakan Phelps
Schooling tetap menjaga komunikasi dengan Phelps meskipun hanya melalui media sosial. Schooling menyebut Phelps sebagai sumber inspirasi sepanjang kariernya sebagai perenang.
”Kami tidak pernah saling menyumpahi. Saya menantikan kedatangannya di Singapura. Dia orang yang sangat baik,” kata Schooling mengenai Phelps.
Phelps adalah idola Schooling sejak kecil. Ketika Schooling masih pelajar SMP, dia pernah bertemu Phelps. Mereka berfoto bersama. Momen itu selalu dikenang Schooling dan menjadi motivasi dalam hidupnya.
”Ini terasa hebat. Rasanya sungguh nyata. Ini cita-cita yang menjadi kenyataan,” ujar Schooling, seperti dikutip Channel News Asia setelah Schooling meraih emas di Rio dengan cara mengalahkan idolanya, Michael Phelps (Kompas, Minggu 14 Agustus 2016). (AP/REUTERS)