Bintang Dunia Berlaga
Banyak atlet asal Asia mampu bersinar melampaui batas benua. Inilah empat dari antara mereka yang akan berlaga pada Asian Games 2018.
Joseph Schooling
Joseph Schooling mencatat sejarah sebagai atlet Singapura pertama peraih medali emas Olimpiade. Perenang putra yang kini berusia 23 tahun itu memenangi nomor 100 meter gaya kupu-kupu di Olimpiade Rio de Janeiro 2016, menaklukkan ”sang raja”, Michael Phelps. Catatan waktu 50,39 detik di final menjadi rekor baru Olimpiade dan Asia pada nomor tersebut.
Dalam debutnya di Asian Games, Schooling meraih satu emas, perak, dan perunggu di Incheon 2014. Di Stadion Renang Gelora Bung Karno, Jakarta, peraih perunggu Kejuaraan Dunia 2015 dan 2017 ini akan tampil pada nomor favoritnya, 50 m dan 100 m kupu-kupu. Dia juga direncanakan tampil pada 100 m bebas, estafet 4x100 m bebas, dan 4x100 m gaya ganti.
”Target saya adalah berbuat yang terbaik untuk negara dan membantu perenang muda. Saya sangat senang tampil dalam estafet bersama mereka,” kata Schooling kepada Channel News Asia.
Son Heung-min
Atlet Korea Selatan ini menjadi atlet asing paling dinanti penggemar sepak bola Indonesia. Son menjalani karier di Eropa sejak 2008, memperkuat Hamburg dan Bayer Leverkusen di Jerman sebelum membela klub Inggris, Tottenham Hotspur, sejak 2015.
Spurs membuat kesepakatan dengan Asosiasi Sepak Bola Korea Selatan soal keikutsertaannya dalam Asian Games dan Piala Asia, Januari. Son tak tampil pada dua laga pertama Korsel di Piala Asia agar bisa tampil dalam Asian Games.
Sebelum tiba di Bandung, Senin (13/8/2018), Son membela Tottenham melawan Newcastle United pada pertandingan perdana Liga Inggris, Sabtu. Tottenham menang, 2-1.
Atlet berusia 26 tahun itu menjadi bagian dari tim Korea Selatan saat tampil pada Piala Dunia Brasil 2014 dan Rusia 2018. Dia mencetak satu dari dua gol Korea Selatan saat mengalahkan Jerman, 2-0, pada penyisihan grup di Rusia.
Absen di Incheon 2014 karena tak diizinkan klubnya, Bayer Leverkusen, Son berambisi mengantarkan timnya mempertahankan emas. Jika itu terjadi, Son tak hanya membayar absennya empat tahun lalu, tetapi bisa terhindar dari wajib militer selama 21 bulan di negaranya.
Su Bingtian
Rekor Asia yang dibuatnya tahun ini membuat Su Bingtian menjadi kandidat terkuat peraih emas nomor paling bergengsi di cabang atletik, yakni 100 meter putra. Sprinter China berusia 28 tahun itu membuat rekor 9,91 detik pada kejuaraan atletik IAAF Madrid, Spanyol, 22 Juni. Delapan hari kemudian, pada Liga Berlian di Paris, Perancis, Su membuat catatan waktu sama.
Konsistensi itulah yang membuatnya menjadi favorit di Stadion Utama GBK Jakarta meski catatan waktunya sama dengan Femi Ogunede, atlet Qatar asal Nigeria. Ogunede mengalahkan Su pada Incheon 2014. Ogunede meraih emas, sedangkan Su mendapat perak.
Pencapaian terbaik Su adalah mengantarkan China meraih perak estafet 4x100 m putra Kejuaraan Dunia Atletik Beijing 2015. China finis kedua setelah kalah dari Jamaika, yang diperkuat sprinter terbaik dunia termasuk Usain Bolt.
Nicol David
Atlet squash putri Malaysia ini membawa kenangan 21 tahun lalu saat tampil pada Asian Games 2018. David memulai karier internasional pada usia 13 tahun di SEA Games Jakarta 1997. ”Setelah bertahun-tahun, saya kembali ke Jakarta untuk Asian Games. Ini momen yang spesial,” kata David kepada The Star.
David, kini 34 tahun, jadi andalan Malaysia menambah medali yang diperoleh sejak Bangkok 1998. Di lima Asian Games berturut-turut, dia mengumpulkan 4 emas dan 1 perak perorangan, serta 2 emas beregu.
Dia menjadi salah satu atlet squash terbaik dunia dengan menjadi atlet nomor satu dunia sejak Agustus 2006 hingga September 2015. (afp/iya)