Di balik pecahnya teka-teki De Zerbi, ada penampilan spesial Bradley dan Mac Allister. Liverpool tertawa di puncak.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·3 menit baca
LIVERPOOL, MINGGU — Gol kilat penyerang Danny Welbeck justru menjadi bumerang untuk Brighton and Hove Albion. Tim tamu terlalu berhati-hati dan kehilangan jati diri di markas Liverpool, Stadion Anfield. Liverpool bangkit dan mencuri kemenangan pertama atas Brighton di era Manajer Roberto De Zerbi.
Skuad Liverpool tersentak ketika Welbeck menciptakan gol pembuka pada detik ke-87 di Stadion Anfield, Minggu (31/3/2024) malam WIB. Memori buruk tidak pernah menang atas Brighton dalam empat laga terakhir (2 seri, 2 kalah), sejak De Zerbi datang ke Liga Inggris sempat menghantui Liverpool.
Jujur saya tidak terlalu suka tertinggal lebih dulu, tetapi ini adalah penampilan terbaik kami melawan Brighton versi De Zerbi.
Namun, Brighton seolah terlena dengan keunggulan cepat itu. Tim tamu bermain aman setelah unggul, lebih banyak bertahan dengan blok rendah, saat Liverpool terus menggempur pertahanan mereka. Permainan Brighton tidak berkembang, upaya membangun serangan dari bawah nyaris selalu terputus di tengah lapangan.
”Jujur saya tidak terlalu suka tertinggal lebih dulu, tetapi ini adalah penampilan terbaik kami melawan Brighton versi De Zerbi. Dari sisi permainan, kami sangat baik, terutama dalam bertahan. Ini positif mengingat kami selalu kesulitan bertemu dengan mereka. Hari ini kami lebih tenang,” kata Manajer Liverpool Juergen Klopp.
Laga berlangsung hanya satu arah, tampak dari keunggulan mutlak Liverpool dalam jumlah tembakan, 30-9. Di paruh pertama, umpan kunci bek sayap Conor Bradley (3 kali) bahkan melampaui seisi tim Brighton (2 kali). Liverpool seakan tinggal menunggu gol datang, yang akhirnya dicetak Luis Diaz dan Mohamed Salah.
Tidak terlihat pertarungan sengit seperti yang terjadi pada pertemuan pertama musim ini, Oktober 2023. Dalam laga yang berakhir 2-2 itu, Brighton sukses memperagakan ciri khas bermain dengan kombinasi umpan pendek dari belakang. Gegenpressing Liverpool yang bisa membuat lawan kewalahan tidak berfungsi ketika itu.
Salah memang kembali berperan sebagai sosok penyelamat ”Si Merah” dengan gol penentu kemenangan di menit ke-65. Namun, penampil terbaik dalam laga itu adalah Bradley dan Alexis Mac Allister. Kedua pemain itu menginspirasi Liverpool di kedua sisi lapangan, baik di pertahanan maupun serangan.
Mac Allister unjuk gigi menghadapi mantan timnya tersebut. Asis untuk gol Salah berasal dari kakinya. Dia juga memimpin catatan tim dalam kreasi peluang (5) dan umpan di sepertiga akhir (30). Adapun dia selalu membayangi gelandang Pascal Gross yang berperan sebagai jembatan serangan Brighton.
”Saya melihat banyak penampilan spesial hari ini. Ya, Macca (Mac Allister) luar biasa. Tetapi, itu adalah kewajaran. Ketika Anda memiliki bakat dan karakter hebat sepertinya, Anda harus menunjukkan itu. Itulah Macca. Dia bisa melakukannya, jadi lakukanlah (setiap pertandingan),” puji Klopp.
Sisi kanan pertahanan Liverpool selalu diincar sejak menit awal. Bradley sempat kerepotan, termasuk saat proses gol pembuka Brighton. Namun, dia perlahan bisa membatasi pergerakan penyerang sayap lawan, Simon Adingra. Bradley memenangi 11 dari 16 duel dan enam dari tujuh tekel.
Bek akademi itu kembali menjawab kepercayaan untuk menggantikan peran Trent Alexander-Arnold yang sedang mengalami cedera. Bradley juga bersinar di lini serang dengan menyisir sisi sayap, membantu pergerakan Salah. Dia menciptakan total empat umpan kunci dan dua tembakan sepanjang laga.
Sembilan nyawa Liverpool
Kemenangan pertama Klopp atas De Zerbi datang pada waktu paling tepat. Hasil itu mengantar mereka naik ke puncak klasemen sementara dengan 67 poin. Adapun setelah laga di Anfield, dua pesaing gelar lain, Arsenal (65 poin) dan Manchester City (64), berlaga dan berakhir imbang 0-0.
Hal paling istimewa dari Liverpool adalah mentalitas juara yang tidak pernah surut. Mereka seperti mitos kucing yang punya sembilan nyawa. Alih-alih terpuruk, Salah dan rekan-rekan justru semakin bersemangat setelah tertinggal. Liverpool meraih poin terbanyak (26) dari kondisi kalah di liga musim ini.
Menurut Mac Allister, tertinggal lebih dulu sangat berisiko. ”Mentalitas anak-anak memang luar biasa. Itulah yang kami butuhkan saat kondisi tertinggal. Hari ini kami memperlihatkannya lagi. Tetapi, berikutnya kami harus mulai dengan unggul lebih dulu, bukan dari ketinggalan,” tuturnya.
Saat ini Liverpool berada dalam posisi yang sangat baik untuk menjuarai liga. Selain memimpin klasemen, jadwal tersisa mereka juga cenderung lebih ringan ketimbang Arsenal dan City. Tim asuhan Klopp juga hanya berlaga di Liga Europa, tidak di Liga Champions seperti kedua tim rival tersebut.
Di sisi lain, laga tersebut bisa menjadi kunjungan terakhir De Zerbi sebagai tamu ke Anfield. Manajer asal Italia itu merupakan salah satu kandidat terkuat pengganti Klopp pada musim depan. Apalagi setelah Pelatih Xabi Alonso memutuskan akan tetap bersama Bayer Leverkusen, dua hari lalu.
Soal masa depannya, De Zerbi masih enggan berspekulasi. ”Saya akan berbicara dengan Tony Bloom (pemilik Brighton) lebih dulu tentang rencana musim depan. Setelah itu, saya baru akan memutuskan. Saya tidak butuh perpanjang kontrak untuk lanjut musim depan,” ujarnya, yang masih terikat sampai Juni 2026 di Brighton. (AP/REUTERS)