Pelatih baru asal Korsel membawa kultur baru ke tim panahan. Perubahan itu diharapkan mengakhiri paceklik di Olimpiade.
Oleh
KELVIN HIANUSA, I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA, REBIYYAH SALASAH
·3 menit baca
Pemusatan latihan nasional tim panahan Indonesia terasa seperti serial drama Korea. Bahasa Korea beterbangan silih berganti selama sesi latihan. Pemanah olimpian, Diananda Choirunisa, salah satu yang mulai piawai berbahasa asing itu. ”Ppallippalli,” ujarnya dengan nada bercanda kepada pemanah putri lain.
Ketika itu, Diananda meminta rekan-rekannya untuk segera kembali ke posisi menembak, setelah mencabut anak panah dari papan target. Dalam bahasa Indonesia, ppalli ppalli berarti cepat atau segera. Tidak lama berselang, sang pemanah asal Jatim bergegas menarik busur lagi di tengah kepungan gelap malam.
Tidak terhitung, berapa kali kata ppalli ppalli diucapkan dalam sesi latihan dari siang sampai malam hari pada Jumat (29/3/2024) di D’khayangan Archery Center, Bekasi, Jabar. Semua itu merupakan pengaruh pelatih asal Korea Selatan, Lee Kyung-chul, yang mulai menukangi tim sejak akhir Januari 2024.
Lee, mantan pelatih tim nasional Korea, berkata, ppalli ppalli bukan sekadar kata-kata biasa. Itu sudah menjadi kultur di negaranya agar pergerakan mereka serba cepat dan cekatan serta tidak membuang-buang waktu. Kultur itu pula yang dipegang oleh atlet-atlet dari negara kiblat panahan dunia tersebut.
”Ketika pertama datang, perbedaan (sikap) itu yang paling terasa. Di sini cenderung lebih santai. Kalau di Korea serba cepat dan sigap. Itu yang ingin saya bawa ke tim ini. Mereka harus berlatih dengan sikap seperti sedang dalam pertandingan,” kata Lee yang pernah memenangi Kejuaraan Dunia 1995 di Jakarta.
Di panahan, kecepatan bukan segalanya. Tidak seperti dalam nomor sprint 100 meter di cabang atletik, misalnya. Ketepatan menempati kasta tertinggi. Meskipun begitu, kecepatan tidak kalah penting untuk pemanah. Sebab, saat tanding, para pemanah dibatasi waktu 20 detik untuk menembak.
Kami jadi harus bisa berpikir cepat dalam situasi. Misalnya (panahan) dapat nilai 8, seharusnya kami harus melakukan apa. Itu mesti cepat karena jeda (memanah) sangat singkat.
Menurut pemanah veteran tim Indonesia, Riau Ega Agata, kultur yang dibawa Lee bisa berguna dalam pengambilan keputusan. ”Kami jadi harus bisa berpikir cepat dalam situasi. Misalnya (panahan) dapat nilai 8, seharusnya kami harus melakukan apa. Itu mesti cepat karena jeda (memanah) sangat singkat,” katanya.
Sejak Lee datang, banyak peraturan pelatnas yang berubah. Sang pelatih sudah menerapkan larangan bermain gawai ataupun duduk ketika sedang latihan. Mereka hanya boleh bersantai saat jeda istirahat 20 menit dari sesi latihan sekitar dua jam. Sisanya, mereka harus berdiri, termasuk saat menunggu giliran untuk menembak.
Saat awal kepemimpinan sang pelatih baru, Ega pernah duduk di kursi sebelum waktu jeda. Dia terkejut karena ditegur oleh Lee. ”Saya ditanya, kenapa kamu duduk? Saat itu saya belum tahu ternyata tidak boleh duduk. Ternyata ada peraturan itu. Sebelumnya tidak ada,” kata Ega sambil tertawa.
Bagi Lee, pertempuran para pemanah tidak dimulai di Olimpiade Paris 2024. Mereka harus bertempur sejak di latihan. Dengan sikap dan teknik yang benar dalam persiapan, mereka akan terbiasa dan tidak kaget lagi ketika bertarung di Olimpiade. Prinsipnya, latihan adalah cermin dari pertandingan.
Hal itu yang mendasari permintaan khusus Lee kepada Pengurus Besar Persatuan Panahan Indonesia (PB Perpani). Dia menginginkan area memanah pelatnas diubah persis seperti di Paris nanti. Cara serupa dilakukan tim Korsel sebelum Olimpiade Tokyo 2020. Adapun Korsel keluar sebagai juara umum dengan empat emas.
”Kami akan bentangkan karpet di sepanjang area ini, lalu memasang umbul-umbul. Bagian belakang yang terdapat area hutan juga akan ditutup dengan papan setinggi tiga meter. Kami akan buat semirip mungkin dengan lapangan pertandingan,” kata Wakil Ketua Umum II Bidang Pembinaan dan Prestasi PB Perpani Abdul Razak.
Menurut rencana, pengerjaan akan dimulai pada awal minggu depan. Renovasi itu ditargetkan selesai sebelum tim panahan berangkat menuju Piala Dunia Panahan yang berlangsung di Shanghai pada 23 - 28 April 2024. Harapannya, para pemanah bisa mencoba suasana baru tersebut lebih dulu sebelum berangkat.
Terlepas dari banyak kebijakan baru, suasana pelatnas berjalan lancar hingga kini. Lee memang tegas dan enggan berkompromi soal peraturan, tetapi dia bisa menjaga suasana hangat dengan gaya suka bercanda. Seperti saat Diananda ketakutan dengan serangga, Lee justru mengisengi dengan pura-pura mengarahkan serangga ke anak asuhnya itu.
Saking fokus menatap Paris, pelatih 52 tahun itu berencana tidak memberikan jatah libur saat Lebaran nanti. Tim panahan sudah meloloskan dua atlet ke Paris, tetapi masih mengincar tambahan empat atlet lagi. Dia tidak ingin momentum latihan terputus jelang berangkat ke Shanghai pada empat hari setelah Lebaran.
”Tangan dingin” Lee adalah sesuatu yang dibutuhkan untuk mengakhiri packelik 36 tahun medali Olimpiade dari panahan. Para pemanah harus berlari secepat mungkin mengejar ketertinggalan dari negara lain jika tidak ingin memperpanjang paceklik. Karena itu, ppalli ppalli tim panahan Indonesia.