Lolosnya Arif ke Olimpiade Tumbuhkan Optimisme Panahan
Dengan memastikan tiket Olimpiade Paris 2024 lebih dini, persiapan Arif Dwi Pangestu bisa dilakukan jauh-jauh hari. Hal ini menjadi pelecut semangatnya di Asian Games dan menumbuhkan optimisme raihan medali di Olimpiade.
Oleh
REBIYYAH SALASAH
·5 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Lolosnya Arif Dwi Pangestu ke Olimpiade Paris 2024 menumbuhkan optimisme tim nasional panahan Indonesia meraih medali. Sebab, semakin dini mengunci tiket ke Olimpiade, kian matang persiapan yang bisa dilakukan. Semangat atlet panahan lain pun terlecut untuk bisa segera mengikuti capaian Arif.
Atlet panahan Indonesia, Arif Dwi Pangestu, lolos ke Olimpiade 2024 setelah menempati peringkat keempat nomor recurve putra di Kejuaraan Dunia Panahan 2023 di Berlin, Jerman, awal pekan ini. Hanya peringkat tiga besar yang bisa melaju ke Olimpiade 2024 Paris. Namun, juara pada ajang kualifikasi ini, Mete Gazoz (Turki), telah lebih dulu mengamankan tiket ke Olimpiade melalui nomor recurve beregu putra. Alhasil, Arif mendapatkan jatah untuk ke panggung tertinggi dunia itu.
Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Panahan Indonesia (PB Perpani) Arsjad Rasjid mengatakan, capaian Arif mengawali langkah tim panahan Indonesia untuk meraih prestasi di Olimpiade. Mengingat Olimpiade Paris akan digelar mulai 26 Juli 2024, Arif setidaknya memiliki waktu persiapan hingga 11 bulan. Persiapan yang matang, kata Arsjad, akan menambah peluang untuk meraih medali.
“Tahun-tahun sebelumnya kita selalu mendapat tiket di saat-saat akhir, jelang Olimpiade diselenggarakan. Alhasil, kita tidak punya waktu yang cukup untuk melakukan persiapan yang lebih matang, dibandingkan dengan negara-negara lain yang sudah lebih dulu memastikan jatah atletnya ke Olimpiade,” kata Arsjad melalui jawaban tertulis, Kamis (10/8/2023).
Menurut Arsjad, persiapan minim menjelang Olimpiade menjadi salah satu poin evaluasi dari keikutsertaan Indonesia di ajang tersebut sebelumnya. Panahan telah konsisten mengirim atletnya ke Olimpiade sejak 1972. Namun, prestasi tertinggi yang pernah diraih ialah medali perak pada Olimpiade Korea Selatan 1988. Tim panahan Indonesia belum bisa menyamai atau melampaui raihan 35 tahun lalu oleh "Tiga Srikandi", yaitu Nurfitriyana Saimana, Lilies Handayani, dan Kusuma Wardhani, itu.
Pada Olimpiade Tokyo 2020, misalnya, panahan Indonesia gagal meraih medali. Mereka tampil pada nomor recurve perorangan, beregu putra, dan campuran, serta recurve perorangan putri dan beregu campuran. Alih-alih meraih medali yang menjadi target saat itu, tim panahan tersingkir di perempat final dan babak 16 besar.
Selain persiapan, Arsjad mengatakan, jam terbang juga berpengaruh terhadap performa atlet di Olimpiade. Untuk itu, sejak tergabung dengan pemusatan latihan nasional (pelatnas) pada Maret 2023, sebanyak 24 atlet panahan diikutkan pada beberapa ajang internasional. Secara bergantian, mereka berlaga Piala Dunia Panahan di Turki (April 2023) dan China (Mei 2023), Piala Asia di Uzbekistan (April-Mei 2023), dan Piala Asia di Singapura (Juni 2023). Mereka juga menjalani latihan-tanding dengan tim nasional panahan Belanda.
“Jadi, tujuan utamanya adalah mempersiapkan sebaik mungkin atlet-atlet pelatnas untuk bisa bertanding secara maksimal di Olimpiade. Dengan mendapatkan tiket olimpiade lebih dini, kita memiliki masa persiapan yang lebih lama dari penyelenggaraan Olimpiade. Tentu saja, kans untuk bisa menyamai rekor Tiga Srikandi atau meraih medali, mudah-mudahan, menjadi lebih besar,” ujar Arsjad.
Lolosnya Arif ke Olimpiade tak hanya memenuhi target yang ditetapkan PB Perpani pada Kejuaraan Dunia itu. Arsyad menuturkan, semangat atlet-alet lain ikut terlecut untuk meraih hal serupa secepatnya. Di sisi lain, mereka juga menunjukkan peningkatan, mulai dari level kepercayaan diri hingga jam terbang.
Peningkatan itu tampak dari keberhasilan atlet panahan Indonesia mengalahkan tim-tim kuat di Kejuaraan Dunia. Arif mengalahkan juara dunia tiga kali, pemegang dua medali emas olimpiade nomor beregu, sekaligus juara bertahan turnamen, Kim Woo-jin, pada babak perdelapan final.
Arif sempat tegang karena Kejuaraan Dunia di Berlin ini merupakan ajang kualifikasi pertama untuk ke Olimpiade. Ditambah cuaca juga sedang ekstrem dengan angin kencang dan hujan. Kendati demikian, ia percaya bisa lolos ke Olimpiade.
Recurve beregu putri juga mampu mengalahkan tim juara bertahan, Korea Selatan, pada babak delapan besar. Pada babak yang sama, recurve beregu putra juga sukses menang atas unggulan keempat turnamen, Jerman.
Tekad Arif
Adapun Arif menjadi atlet panahan sekaligus atlet Indonesia pertama yang mengamankan tiket ke Olimpiade. Keberhasilan Arif diraih melalui penampilan impresif pada Kejuaraan Dunia. Setelah mengalahkan Kim Woojin, atlet asal Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, ini menekuk atlet panahan Jepang, Saito Fumiya.
Langkah Arif terhenti pada babak semifinal setelah takluk dari Eric Peters (Kanada) yang akhirnya keluar sebagai peraih medali perak. Pada laga perebutan medali perunggu, Arif kalah dari Marcus D’Almaida (Brasil). Ia pun mengakhiri kompetisi tanpa raihan medali setelah hanya menempati peringkat keempat.
Namun, dalam kualifikasi nomor individu lewat Kejuaraan Dunia, kuota tiga tempat dialokasikan untuk atlet dengan peringkat tertinggi yang tidak lolos kualifikasi melalui nomor beregu. Adapun maksimal kuota untuk setiap gender bagi setiap negara hanya satu tempat. Untuk itu, Arif mendapatkan jatah tiket ke Olimpiade karena Mete Gazo sudah lebih dulu meraihnya di nomor beregu.
Arif sempat tegang karena Kejuaraan Dunia di Berlin ini merupakan ajang kualifikasi pertama untuk ke Olimpiade. Ditambah, kata Arif, cuaca juga sedang ekstrem dengan angin kencang dan hujan. Kendati demikian, ia percaya bisa lolos ke Olimpiade.
“Dan Alhamdulillah berhasil. Dengan hasil ini saya tak langsung puas. Justru akan semangat latihan karena saya bertekad membawa medali di Asian Games serta Olimpiade Paris,” ujar Arif.
Selain lewat Kejuaraan Dunia, tiket ke Paris juga dapat diraih jika atlet panahan minimal meraih medali perak di Asian Games. Untuk persiapan Asian Games 2022 di Hangzhou, China, mendatang, program pelatihan bagi enam atlet yang mengikuti Kejuaraan Dunia ini akan terus berlanjut.
Sepulang dari Berlin, Arif dan kawan-kawan berkumpul lagi dengan atlet lainnya untuk pemusatan latihan dan latih tanding di Korea Selatan. Setelah Asian Games, para atlet juga diagendakan mengikuti Kejuaraan Asia Panahan di Thailand, November 2023.
Potensial
Legenda panahan Indonesia, Lilies Handayani, menilai, tim panahan berpotensi menyamai atau bahkan melewati prestasi yang diraihnya 35 tahun lalu. Potensi itu, tutur Lilies, bahkan sudah terlihat sejak Olimpiade Rio de Janeiro 2016. Atlet panahan divisi recurve putra, Riau Ega Egata, menumbangkan Kim Woo-jin yang saat itu merupakan pemanah nomor satu dunia.
Meskipun belum bisa meraih medali lagi, Lilies melihat bahwa negara-negara lain sudah menyadari bahwa Indonesia merupakan salah satu ancaman. Lilies berharap Olimpiade Paris menjadi momentum panahan mengeluarkan segala potensi dan meraih prestasi.
“Sekarang tinggal bagaimana antara atlet, pelatih, dan pengurus, harus satu bahasa, menyatu, dan nyambung. Komunikasi ini menjadi salah satu faktor penting untuk menjaga mental, fisik, maupun meningkatkan teknik atlet,” ujar Lilies yang juga menjadi Ketua Bidang Pembibitan dan Pemassalan PB Perpani.