Komitmen Xabi Alonso dan Jaminan Trofi Bayer Leverkusen
Xabi Alonso enggan terburu-buru menangani klub besar Eropa. Mencetak sejarah bagi Bayer Leverkusen jadi prioritasnya.
Xabi Alonso telah menutup berbagai spekulasi tentang masa depan karier kepelatihannya. Ketertarikan tim-tim besar Eropa, seperti Liverpool dan Bayern Muenchen, tidak membuat Alonso silau. Keputusan setia kepada Bayer Leverkusen bakal membantu juru taktik asal Spanyol itu memiliki masa depan lebih cerah.
”Saya selalu mencoba membuat keputusan terbaik dalam karier saya. Pada momen ini, saya memiliki intuisi bahwa (Leverkusen) ini adalah tempat yang tepat untuk saya,” ujar Alonso dilansir Kicker dalam konferensi pers jelang duel Leverkusen kontra Hoffenheim, Jumat (29/1/2024).
Baca juga: Xabi Alonso Bertahan di Leverkusen, Bayern dan Liverpool Patah Hati
Alonso melanjutkan, ”Ini adalah musim komplet perdana saya dengan klub sebagai seorang pelatih. Saya masih perlu merasakan ini, membuktikan diri saya, dan meraih lebih banyak pengalaman. Situasi di klub ini sangat stabil dan saya senang.”
Pernyataan Alonso, yang berusia 42 tahun itu, melegakan bagi pemain dan pendukung Leverkusen. Adapun keputusan terkait masa depannya itu telah Alonso sampaikan langsung pada pertemuan dengan manajemen Leverkusen di tengah jeda internasional, pekan lalu.
Pekerjaan saya belum usai di sini. Kami masih memiliki banyak hal untuk dilakukakan. Sekarang kami akan melaju dengan kecepatan penuh.
Pilihan Alonso untuk melanjutkan kebersamaan sekaligus menghormati kontrak dengan Leverkusen hingga akhir musim 2024-2025 tiba di saat yang tepat. ”Die Schwarzroten” membutuhkan suasana kondusif untuk memasuki bulan April yang menentukan.
Setelah laga pamungkas pada Maret melawan Hoffenheim, Sabtu (30/3/2024) ini, Leverkusen telah ditunggu tujuh pertandingan di tiga kompetisi berbeda selama April. Jika mampu mempertahankan rekor tak terkalahkan dan konsisten meraup kemenangan, Florian Wirtz dan kawan-kawan bisa mengunci gelar pertama Liga Jerman di laga melawan VfB Stuttgart, 27 April mendatang.
Baca juga:Xabi Alonso, Faktor ”X” Bayer Leverkusen untuk Akhiri Dominasi Bayern Muenchen
Menurut perhitungan Opta, peluang kampiun Liga Jerman milik Leverkusen ialah 97 persen. Itu artinya hanya keajaiban super yang bisa memupus jalan Leverkusen mengakhiri 11 musim dominasi Bayern Muenchen di kancah domestik.
Selain itu, mereka juga akan memburu tiket ke final Piala Liga Jerman. Hal itu akan ditentukan ketika jumpa Fortuna Dusseldorf di pertandingan semifinal, Kamis (4/4/2024) mendatang.
Leverkusen juga masih berpeluang meraih tiga gelar di musim ini, salah satunya trofi Liga Europa. Die Schwarzroten bakal menantang tim Inggris, West Ham United, pada dua gim perempat final yang berlangsung 12 dan 19 April.
”Pekerjaan saya belum usai di sini. Kami masih memiliki banyak hal untuk dilakukakan. Sekarang kami akan melaju dengan kecepatan penuh,” tutur Alonso.
Anti-”one season wonder”
Alonso telah melakukan perhitungan yang terukur mengenai masa depannya. Tawaran kontrak Liverpool dan Bayern Muenchen tentu akan membuat pelatih muda mana pun terpincut.
Baca juga: Xabi Alonso dan Kunci Kebahagiaan Bayer Leverkusen
Dibandingkan Leverkusen, Liverpool dan Bayern memiliki skuad jauh lebih seimbang dan berkualitas. Manajemen kedua klub itu pun tidak ragu melipatgandakan gaji Alonso jika bersedia meninggalkan Stadion BayArena, markas Leverkusen.
Meski demikian, sebagai eks gelandang bertahan, Alonso sudah terbiasa mengambil keputusan matang dalam situasi sulit nan krusial. Keputusan bertahan di Leverkusen bakal menjadi kesempatan Alonso membuktikan kesuksesannya di musim ini bukan sekadar kebetulan alias one season wonder.
”Orang berkata capaiannya sangat cepat, tetapi terkadang hal-hal baik datang begitu cepat. Menurut saya, dia telah menunjukkan bakat sebagai manajer berkualitas sejak masih bermain. Xabi (Alonso) selalu memikirkan permainan, taktik, bahkan selalu membahas taktik di luar lapangan,” kata Dirk Kuyt, eks rekan Alonso di Liverpool, kepada Liverpool Echo.
Baca juga:Xabi Alonso dan ”Seni Politik Koalisi” ala Bayern Muenchen
Apalagi, ada hukum tak tertulis di Liga Jerman yang mungkin telah menjadi pegangan Alonso. Seorang juru taktik ”hijau” dalam persaingan gelar juara Liga Jerman butuh setidaknya dua kampiun Bundesliga beruntun demi memiliki jaminan kesuksesan di klub selanjutnya.
Itu pernah dialami Ottmar Hitzfeld yang membawa Borussia Dortmund menggusur dominasi Bayern di Bundesliga pada musim 1994-1995 dan 1995-1996. Selain itu, Hitzfeld juga mempersembahkan Dortmund trofi Liga Champions 1996-1997.
Akibat berjaya bersama Dortmund, Hitzfeld pun dibajak Bayern. Hitzfeld mempersembahkan 10 gelar mayor selama dua periode menangani ”Die Roten”, julukan Bayern.
Jejak kesuksesan Hitzfeld akhiri superioritas Bayern juga diikuti Juergen Klopp. Bersama Klopp, Dortmund merengkuh trofi Liga Jerman 2010-2011 dan 2011-2012, termasuk menembus final Liga Champions 2012-2013. Dortmund era Klopp adalah tim terakhir yang mampu mengganggu hegemoni Bayern di Jerman.
Baca juga: Dominasi Bayern Muenchen di Ujung Tanduk
Setelah meninggalkan Dortmund, Klopp menuju Liverpool untuk menghadirkan generasi terbaik ”Si Merah” di era Premier League. Semua trofi tiga kompetisi domestik Inggris telah diberikan Klopp untuk Liverpool. Begitu pun tiga gelar mayor internasional, yakni Liga Champions, Piala Super Eropa, dan Piala Dunia Antarklub.
Berkaca dari perjalanan karier kepelatihan Hitzfeld dan Klopp, Alonso memiliki potensi untuk menciptakan sejarah tersendiri bagi perjalanannya sebagai juru taktik. Ia bisa memulai itu dengan mempersembahkan gelar Liga Jerman perdana bagi Leverkusen.
Semua orang di Leverkusen akan berterima kasih kepada Alonso yang telah memupus julukan aib ”Neverkusen”. Sebutan itu hadir akibat Leverkusen hanya bisa duduk di peringkat kedua Liga Jerman dalam lima musim.
Apabila bisa mengunci tiga trofi di musim ini, Alonso telah meraih lebih banyak gelar juara dari sebelum kehadirannya di Leverkusen. Dalam 119 tahun eksis, Leverkusen baru meraih dua predikat juara masing-masing dari Piala Liga Jerman dan Piala UEFA (Liga Europa).
Baca juga: Lima Nama Calon Pelatih Liverpool, Siapa Favorit?
Andai di kompetisi edisi 2024-2025 Leverkusen semakin mengukuhkan hegemoni di Jerman dan Eropa, tak salah rasanya manajemen Leverkusen membuat patung penghormatan untuk Alonso. Hal yang telah jamak dilakukan tim-tim Liga Inggris untuk manajer dan pemain paling berpengaruh bagi sejarah klub.
Setelah namanya harum di Leverkusen, Alonso sudah pantas memikirkan langkah karier selanjutnya. Selepas dari Leverkusen, isi kepala Alonso untuk destinasi klub asuhan selanjutnya hanya berkisar di antara tiga mantan timnya, yaitu Liverpool, Bayern, atau Real Madrid.