Ke Final All England, Anthony Ginting Akhiri Penantian 22 Tahun Tunggal Putra Indonesia
Anthony Sinisuka Ginting melakukan yang tak dicapai tunggal putra Indonesia dalam 22 tahun. Dia ke final All England.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·4 menit baca
BIRMINGHAM, SABTU – Nomor tunggal putra Indonesia akhirnya menempatkan kembali wakil pada final turnamen All England setelah terakhir kali terjadi pada 2002. Anthony Sinisuka Ginting lolos ke final All England 2024, berselang 22 tahun setelah Budi Santoso mencapai tahap yang sama.
Anthony akan merasakan final turnamen bulu tangkis paling prestisius ini setelah mengalahkan pemain muda asal Perancis, Christo Popov, dengan skor 19-21, 21-5, 21-11, di Arena Birmingham, Sabtu (16/3/2024). Anthony berpeluang bertemu rekan latihan di pelatnas Cipayung jika Jonatan Christie bisa mengalahkan Lakshya Sen (India) pada semifinal lain.
Saya bersyukur dan senang hari ini, bukan hanya karena menangnya, tetapi bisa mengatur semuanya dengan baik di lapangan. Saya bisa menjaga fokus dari awal pertandingan sampai selesai, itu penting juga.
Final itu menjadi yang pertama bagi Anthony setelah final Indonesia Terbuka pada Juni 2023. Adapun gelar juara terakhir kali didapatnya dari Singapura Terbuka pada bulan yang sama.
”Saya bersyukur dan senang hari ini, bukan hanya karena menangnya, tetapi bisa mengatur semuanya dengan baik di lapangan. Saya bisa menjaga fokus dari awal pertandingan sampai selesai, itu penting juga,” komentar Anthony.
Meski pengalaman Popov tampil pada panggung besar tak sebanyak Anthony, pemain berusia 22 tahun itu tak terlihat gentar atau gugup. Pebulu tangkis pertama Perancis yang mencapai semifinal All England ini bahkan mampu memberi perlawanan, terutama pada gim pertama. Anthony tak pernah mudah mendapatkan setiap poin.
Keunggulan Anthony dengan skor 17-13, misalnya, dibalikkan Popov menjadi 17-18 ketika dia merebut lima poin beruntun, empat di antaranya melalui winner. Anthony berbalik unggul 19-18, tetapi Popov bisa memenangi gim pembuka dengan meraih tiga poin berturut-turut. Dua poin terakhir bagi Popov didapat karena kesalahan Anthony, yaitu saat kok dari pengembalian servis dan forehand di atas net jatuh di luar garis belakang lapangan.
Setelah mendominasi permainan pada gim kedua, Anthony kembali mendapat perlawanan yang baik dari Popov dalam setiap perebutan poin di gim penentuan. Popov berusaha menahan terjadinya reli agar Anthony membuat kesalahan. Namun, dia kesulitan mengejar karena selisih poin sejak awal terlampau jauh.
”Memang cukup disayangkan pada gim pertama, ketika sudah unggul 2-3 poin, Christo berhasil menyusul. Di gim kedua saya coba untuk tidak memikirkan apa yang terjadi di gim pertama, tetap fokus pada strategi untuk mendapat poin demi poin,” kata Anthony.
Setelah bertanding selama 1 jam 15 menit, Anthony akhirnya memenangi semifinal pertamanya di All England. Perjalanan pemain berusia 27 tahun itu dalam turnamen yang telah berusia 125 tahun tersebut tak begitu mulus.
Dia selalu tersingkir pada babak pertama dalam empat tahun beruntun, 2017-2020. Baru pada 2022 dan 2023, Anthony bisa mencapai perempat final, tetapi langkahnya selalu dihentikan pemain Denmark, yaitu Viktor Axelsen dan Anders Antonsen.
Langkah Anthony pada 2024 sebelum All England terbilang tak begitu mulus. Pada turnamen pertama yang selevel All England, yaitu Malaysia Terbuka Super 1000, dia tersingkir pada babak kedua. Hasilnya membaik pada dua turnamen berikutnya meskipun dalam level yang lebih rendah, yaitu perempat final India Terbuka dan semifinal Indonesia Masters.
Anthony kembali kesulitan ketika tampil di Perancis Terbuka pada pekan lalu hingga kalah dari Loh Kean Yew pada babak kedua. Tunggal putra Indonesia ranking kelima dunia itu memiliki kelebihan yang diakui para pesaingnya, yaitu gerakan yang cepat dan arah pukulan yang sulit ditebak. Namun, Anthony belum bisa menghilangkan kekurangannya, yaitu melakukan unforced error secara beruntun.
Kekurangan itu hampir membuatnya kalah dari Axelsen pada perempat final. Anthony unggul 18-12 pada gim ketiga, tetapi diimbangi Axelsen menjadi 18-18, sebagian besar di antaranya karena kesalahan Anthony yang terburu-buru ingin menambah poin.
Bagi Popov, meski kalah di semifinal, performa selama tampil di All England tahun ini membuatnya bangga. Dia bisa memanfaatkan dengan baik undian yang menguntungkan dengan tersingkirnya dua unggulan, yaitu Li Shi Feng dan Prannoy HS.
Kedua pemain itu bisa menjadi lawan Popov seandainya tak tersingkir pada babak pertama. Li, yang merupakan juara bertahan, kalah dari kakak Popov, yaitu Toma Junior Popov.
Popov mengutarakan kebanggaannya sebelum berhadapan dengan Anthony. Dia senang karena bisa tampil di arena yang sama seperti kuartet tunggal putra yang sering dilihatnya melalui Youtube. Keempat tunggal putra itu adalah Lin Dan, Lee Chong Wei, Peter Gade, dan Taufik Hidayat yang mendominasi persaingan level atas pada awal era 2000-an. Popov bahkan mendapat dukungan Gade sebelum semifinal ketika datang ke Arena Birmingham.
”Saya besar dengan menyaksikan All England di Youtube. Bisa bermain di tempat yang sama seperti mereka rasanya seperti mimpi. Apalagi, ini menjadi semifinal pertama saya dalam turnamen Super 1000,” kata Popov dalam laman resmi BWF.
Dari semifinal ganda putri yang berlangsung lebih dulu, Nami Matsuyama/Chihari Shida mengalahkan sesama pemain Jepang, Rena Miyaura/Ayako Sakuramoto, 21-15, 21-12.