Persaingan Tak Terduga di All England
Banyak kejutan terjadi di All England. Ganda putra dan putri kehilangan pemain nomor satu dunia pada babak kedua.
BIRMINGHAM, KAMIS —Turnamen bulu tangkis All England 2024 melahirkan hasil-hasil tak terduga. Banyak unggulan tumbang meski turnamen baru melewati dua babak.
Dari lima sektor, ganda putra menjadi nomor yang paling banyak kehilangan unggulan, yaitu lima. Satu pasangan, dari delapan unggulan pada masing-masing nomor, tersingkir pada babak pertama dan empat lainnya kalah di babak kedua dalam pertandingan di Arena Birmingham yang berlangsung Kamis (14/3/2024).
Ganda putri dan campuran, masing-masing, telah kehilangan tiga unggulan ditambah dua unggulan dari tunggal putra. Sementara, tunggal putri menjadi satu-satunya nomor yang peserta perempat finalnya diikuti delapan unggulan, salah satunya pemain Indonesia, Gregoria Mariska Tunjung. Pada pertandingan yang akan berlangsung Jumat, Gregoria akan berhadapan dengan juara All England 2022, Akane Yamaguchi.
Baca juga: Tes bagi Ganda Putra di All England
Ganda putra memang menjadi nomor dengan persaingan paling terbuka dibandingkan empat nomor lain. Kekuatan 20 peringkat teratas dunia hampir tak ada bedanya.
Perburuan poin peringkat pada masa kualifikasi Olimpiade Paris 2024 menambah ramainya persaingan, selain fakta bahwa All England dikenal sebagai turnamen bulu tangkis paling bergengsi. All England memasuki usia 125 tahun pada 2024 ini.
Salah satu pasangan yang memanfaatkan persaingan terbuka itu adalah wakil Indonesia, Muhammad Shohibul Fikri/Bagas Maulana. Mereka menghentikan penampilan konsisten ganda putra nomor satu dunia asal India, Satwiksairaj Rankireddy/Chirag Shetty, pada babak kedua dengan skor 21-16, 21-15.
Sebelum tampil di All England, Rankireddy/Shetty selalu mencapai final pada tiga turnamen. Mereka menjuarai Perancis Terbuka pada pekan lalu serta tampil di final Malaysia Terbuka dan India Terbuka pada Januari.
Namun, di Arena Birmingham pada Kamis malam waktu setempat atau Jumat (15/3/2024) dini hari waktu Indonesia, Fikri/Bagas menghentikan permainan gemilang mereka. Kemenangan itu didapat karena Fikri/Bagas bisa menguasai permainan di area lapangan depan hingga bisa menekan lawan. Selain itu, juara All England 2022 ini juga sangat tangguh dalam bertahan meski dalam posisi sulit.
Baca juga: Menanti Kebangkitan ”Merah Putih” di All England
”Latihan dalam posisi bertahan terus kami asah, apalagi pertahanan kami pada babak pertama masih kurang baik. Selain itu, kami punya modal percaya diri karena pernah mengalahkan mereka. Kami menilai, berapa pun peringkat lawan, kualitas pemain-pemain ganda putra merata,” tutur Fikri yang dua kali mengalahkan Rankireddy/Shetty dari enam pertemuan sebelumnya.
Hal lain yang menjadi motivasi Fikri/Bagas adalah perburuan poin untuk Olimpiade Paris 2024 yang akan berakhir 28 April, sejak dimulai pada 1 Mei 2023. Mereka memiliki peluang untuk menjadikan Indonesia memiliki dua wakil ganda putra pada panggung persaingan olahraga terbesar di dunia itu.
Saat ini, ganda putra baru memastikan satu tiket dengan keberadaan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto, yang juga lolos ke perempat final All England, pada peringkat kedelapan ranking kualifikasi Olimpiade. Berdasarkan peraturan BWF, dua tiket pada nomor ganda bisa didapat jika terdapat dua pasangan dari satu negara pada peringkat delapan besar dalam pemeringkatan yang akan dikeluarkan 30 April.
Fikri/Bagas memiliki peluang berada di peringkat delapan besar bersama Fajar/Rian karena saat ini berada di posisi ke-10. Namun, mereka tak boleh lengah meski telah menyingkirkan ganda putra nomor satu dunia. Setidaknya, Fikri/Bagas harus menyingkirkan dua pasangan dari posisi delapan besar dan Fajar/Rian mempertahankan posisi mereka agar dua tiket bisa didapat.
Lawan pada perempat final adalah Aaron Chia/Soh Wooi Yik yang tak pernah dikalahkan Fikri/Bagas pada empat pertemuan lain. Kekalahan Fikri/Bagas dalam semua pertemuan yang terjadi pada 2023 itu bahkan selalu terjadi dalam dua gim.
Unggulan lain ganda putra yang juga tersingkir pada babak kedua adalah Liang Wei Keng/Wang Chang (2), Kim Astrup/Anders Skaarup Rasmussen (4), dan Liu Yu Chen/Ou Xuan Yi (8). Adapun juara dunia, Kang Min-hyuk/Seo Seung-jae (3), tersingkir pada babak pertama.
Seperti Fikri/Bagas, beberapa pasangan yang mengalahkan unggulan itu dalam misi mendapat poin peringkat sebanyak mungkin guna membuka peluang atau mempertahankan posisi untuk tampil di Paris 2024.
Pasangan Taiwan peraih emas Olimpiade Tokyo 2020, Lee Yang/Wang Chi Lin, misalnya, mengalahkan Liang/Wang 22-20, 19-21, 21-16. Lee/Wang sebenarnya dalam posisi aman lolos ke Olimpiade dengan menempati peringkat kesembilan kualifikasi, tetapi mereka bisa menggagalkan pasangan lain untuk lolos.
Pada perempat final, Lee/Wang akan berhadapan dengan Fajar/Rian yang menang atas Akira Koga/Taichi Saito 18-21, 21-17, 21-18. Dari pertandingan melawan Koga/Saito dengan pertahanan yang sangat sulit ditembus, Fajar/Rian belajar untuk mencari celah guna mendapat poin.
Dikatakan Fajar, mereka juga harus mengurangi kesalahan untuk bermain di perempat final. Apalagi, Lee/Wang selalu mengalahkan mereka dalam dua pertemuan terakhir yang terjadi pada 2023.
Chen/Jia tersingkir
Ganda putri juga kehilangan unggulan teratas yang merupakan pasangan nomor satu dunia, Chen Qing Chen/Jia Yi Fan. Mereka dikalahkan pasangan Malaysia, Pearly Tan/Thinaah Muralitharan, 20-22, 16-21. Ini menjadi kemenangan pertama Tan/Muralitharan dalam enam pertemuan dengan Chen/Jia.
Tan/Muralitharan memanfaatkan tidak fitnya kondisi Jia yang mengalami cedera pergelangan kaki pada babak pertama. Dengan kondisi itu, Chen/Jia tetap mencoba bertanding dengan berbagai pertimbangan.
”Setelah berdiskusi dengan partner, kami berpikir, jika ini terjadi di Olimpiade, kami harus siap. Jadi, saya membayangkan momen seperti ini terjadi di Olimpiade. Saya ingin melihat respons tubuh saya dengan terus bermain,” kata Jia dalam laman resmi BWF.
Pasangan China lain yang menjadi unggulan keempat, Liu Sheng Shu/Tan Ning, juga kalah di babak kedua. Mereka disingkirkan Benyapa Aimsaard/Nuntakarn Aimsaard, 16-21, 21-23.
Pada tunggal putra, unggulan keempat Anders Antonsen tak dapat mempertahankan performa baiknya pada awal tahun ketika menjuarai Malaysia Terbuka dan Indonesia Masters. Antonsen kalah dari Lakhsya Sen 22-21, 21-11, 14-21. Sepekan sebelumnya, pemain Denmark ini tersingkir pada perempat final Perancis Terbuka karena kalah dari Chico Aura Dwi Wardoyo.
Sementara itu, setelah menyingkirkan unggulan kelima ganda campuran, Jiang Zhen Bang/Wei Ya Xin, Dejan Ferdiansyah/Gloria Emanuelle Widjaja akan menghadapi tes lebih berat dari pasangan China lainnya, Zheng Si Wei/Huang Ya Qiong. Dejan/Gloria selalu kalah dua gim dalam lima pertandingan melawan ganda campuran nomor satu dunia itu. Mereka pun harus meningkatkan level permainan setelah mengalahkan Marcus Ellis/Lauren Smith 21-17, 21-9 pada babak kedua.
Pada tunggal putra, Anthony Sinisuka Ginting akan berhadapan dengan Viktor Axelsen untuk ke-18 kali, sedangkan Jonatan Christie melawan Shi Yu Qi. Kedua pemain yang dihadapi pemain Indonesia itu berstatus juara All England, Axelsen pada 2020 dan 2022, sementara Shi pada 2018.