Alcaraz dan Sinner Berebut Tiket Final dan Ranking Kedua Dunia
Alcaraz melawan Sinner akan menjadi laga "blockbuster" dalam semifinal Indian Wells Masters. Ranking menjadi pertaruhan.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·3 menit baca
INDIAN WELSS, JUMAT-Carlos Alcaraz melawan Jannik Sinner akan menjadi “big match” dalam semifinal turnamen tenis ATP Masters 1000 Indian Wells. Selain memperebutkan tiket final, dua petenis muda terbaik itu akan berebut ranking kedua dunia.
Pertandingan yang juga bisa dinilai sebagai “big match” tunggal putra sepanjang Indian Wells Masters 2024 ini akan berlangsung di Indian Wells Tennis Garden, California, Amerika Serikat, pada Sabtu (16/3/2024) siang waktu setempat atau Minggu dini hari waktu Indonesia. Rivalitas Alcaraz dan Sinner bisa menutup atmosfer persaingan semifinal lainnya, antara Daniil Medvedev dan petenis tuan rumah, Tommy Paul.
Tak diragukan lagi, Jannik adalah petenis terbaik di dunia saat ini. Performanya luar biasa dan bertanding melawan dia sudah pasti menjadi tantangan besar bagi saya.
Alcaraz, yang berusia 20 tahun, menempati ranking kedua dunia saat ini. Pemilik dua gelar juara Grand Slam itu telah menjadi bagian dari ranking dua besar sejak menjadi petenis nomor satu dunia pada 12 September 2022, usai menjuarai Grand Slam Amerika Serikat Terbuka. Sejak saat itu, dia bergantian posisi dengan Novak Djokovic untuk menempati ranking teratas atau kedua dunia.
Jika bisa mengalahkan Sinner, Alcaraz akan tetap berada di posisinya sekarang, di bawah Djokovic. Namun, jika kalah seperti pada dua pertemuan terakhir dengan Sinner pada 2023, Alcaraz akan bertukar tempat dengan petenis Italia itu.
Sinner, yang bisa naik satu tingkat, akan menempati posisi terbaiknya sejak menjadi petenis profesional pada 2018. Dia juga akan menjadi petenis Italia dengan peringkat tertinggi sejak sistem ranking komputerisasi dipakai pada 1973.
Petenis berusia 22 tahun itu tampil pada awal musim 2024 dengan hasil sempurna, tak terkalahkan pada 16 pertandingan. Sebanyak 12 kemenangan sebelumnya menghasilkan gelar juara Grand Slam Australia Terbuka dan ATP 500 Rotterdam.
Sebaliknya, Alcaraz masih berjuang untuk kembali ke performa terbaik. Setelah menjuarai Wimbledon pada Juli 2023, dia belum menambah gelar juara. Penurunan performa ditambah pula oleh cedera kaki sejak menjelang akhir 2023.
Akan tetapi, penampilannya yang agresif saat mengalahkan Alexander Zverev pada perempat final bisa membuka peluang untuk mengalahkan Sinner. Itu terakhir kali dilakukannya pada semifinal Indian Wells 2023.
“Tak diragukan lagi, Jannik adalah petenis terbaik di dunia saat ini. Performanya luar biasa dan bertanding melawan dia sudah pasti menjadi tantangan besar bagi saya. Saya kalah dalam dua pertemuan terakhir, jadi, harus ada yang diubah pada pertandingan nanti,” komentar Alcaraz.
Sinner antusias menjalani persaingan melawan Alcaraz untuk kedelapan kalinya. “Selalu menyenangkan melawan dia. Kami berteman baik di luar lapangan, tetapi saat berada di lapangan, kami sama-sama memberikan perlawanan terbaik. Biasanya, pertandingan kami berlangsung menarik. Akan sulit mengalahkannya, terutama jika Carlos bisa melakukan servis dengan baik,” ujar Sinner dalam laman resmi ATP.
Final Swiatek melawan Sakkari
Pada persaingan tunggal putri di tempat yang sama dalam level WTA 1000, Iga Swiatek kembali ke final setelah menjadi juara pada 2022. Kali ini, dia akan berebut gelar juara dengan Maria Sakkari.
Swiatek mengalahkan Marta Kostyuk dengan skor 6-2, 6-1 dalam semifinal, Sabtu pagi waktu Indonesia. Sementara, Sakkari memenangi semifinal atas Cori “Coco” Gauff 6-4, 6-7 (5), 6-2 dalam persaingan bagai roller coaster yang juga diwarnai penundaan karena hujan.
Sakkari hampir menang dua set ketika merebut set pertama dan unggul 5-4 pada set kedua. Coco yang tampil di hadapan publiknya sendiri bangkit dan bisa membuat pertandingan berjalan tiga set, tetapi akhirnya kalah. Publik tuan rumah pun batal kembali menyaksikan juara tunggal tunggal putri dari negara sendiri setelah Serena Williams juara pada 2001.
Bagi Swiatek, jika bisa mengalahkan Sakkari, dia akan menyamai sembilan petenis lain yang dua kali menjuarai WTA Indian Wells, seperti Martina Navratilova, Steffi Graf, Serena Williams, dan Victoria Azarenka. Sejak digelar pada 1989, tidak ada petenis tunggal putri yang juara lebih dari dua kali.
Performa Swiatek di semifinal hampir tanpa cela. Dia menang hanya dalam waktu satu jam sembilan menit. Swiatek unggul baik saat servis maupun ketika dalam posisi mengembalikan servis. Dia lima kali mematahkan servis Kostyuk dari enam peluang dan tak memberi satu kesempatan pun pada lawan untuk mematahkan servisnya.
Unforced error yang dibuatnya pun kecil, hanya enam, sedangkan Kostyuk membuat 23 unforced error. “Tentu saja saya senang dengan penampilan tadi. Saya rasa, itu performa terbaik saya di sini,” komentar Swiatek yang menjalani debut di Indian Wells pada 2019.
Meski melaju ke final tanpa kehilangan set, Swiatek tetap menilai bahwa ada beberapa faktor yang harus diperbaikinya. Namun, petenis berusia 22 tahun itu tak menyebutkan detailnya. (AP/AFP)