Faktor keberuntungan turut membantu AC Milan menyegel tiket perempat final Liga Europa dengan mengalahkan Slavia Praha.
Oleh
REBIYYAH SALASAH
·3 menit baca
PRAHA, JUMAT — ”Jatah” keberuntungan AC Milan seolah belum habis. Sejak tersingkir dari Liga Champions, AC Milan tahu betul cara memakai jatah itu untuk tetap bertahan di Liga Europa. Dengan naungan dewi fortuna, ”I Rossoneri” pun melenggang ke perempat final kompetisi kasta kedua Benua Biru.
Dua kali menghadapi Slavia Praha di babak 16 besar, dua kali pula AC Milan menang setelah unggul jumlah pemain. Dalam pertemuan kedua, Jumat (15/3/2024) dini hari WIB, AC Milan menaklukkan Slavia Praha, 3-1, sekaligus memastikan lolos ke delapan besar dengan agregat 7-3.
Tekad kami adalah melangkah sejauh mungkin. Kami tahu ini kompetisi yang penting karena kami tersingkir dari Liga Champions. Jadi, kami harus berjuang di Liga Europa.
”Slavia memulainya dengan baik, tetapi kami sudah menduganya. Saat mereka kehilangan satu pemain, itu memberikan keuntungan bagi kami. Maka, jelas kartu merah merupakan momen kunci. Namun, kami juga tampil lebih baik dari laga kandang dalam hal mendikte dan menguasai permainan,” tutur Pelatih AC Milan Stefano Pioli dalam sesi wawancara dengan klub.
”I Rossoneri” atau ”Si Merah-Hitam” sedikitnya sudah tiga kali meraih keberuntungan setelah lengser dari Liga Champions ke Liga Europa. Pertama, ketika lolos ke babak 16 besar kendati kalah 2-3 dari Stade Rennes pada laga kedua playoff Liga Europa. Pasukan Stefano Pioli menang agregat 5-3.
Kedua, keberuntungan itu menghampiri Milan saat pengundian babak 16 besar. Olivier Giroud dan kawan-kawan terhindar dari calon lawan terkuat, Liverpool dan Bayer Leverkusen. Lalu, keberuntungan terbaru ialah ketika memperebutkan tiket perempat final dalam dua laga melawan 10 pemain Slavia Praha.
Slavia Praha sebenarnya mendapat tambahan motivasi karena tampil di hadapan publik sendiri yang memenuhi Stadion Eden Arena. Namun, dukungan penggemar dan statistik mentereng dalam laga kandang seperti runtuh seketika setelah kapten Slavia Praha, Tomas Holes, diganjar kartu merah.
Setelah mengecek video asisten wasit (VAR), wasit Glenn Nyberg memutuskan Holes melakukan pelanggaran dengan sengaja menginjak kaki kapten AC Milan, Davide Calabria. Kartu merah ini pun mengulang laga pertama ketika Slavia juga kehilangan satu pemainnya. Perbedaannya, kenyataan pahit itu kini datang enam menit lebih awal.
Padahal, baik pertandingan pertama maupun kedua, Slavia dalam kondisi mendominasi pertandingan saat kartu merah itu diterima pemainnya. Di Arena Eden, wakil Ceko ini berkali-kali melancarkan serangan untuk mengejar defisit agregat. Mereka bahkan menciptakan peluang emas pada menit ke-13 via tembakan Mojmir Chytil di depan gawang yang masih mengenai kaki kiper Milan Mike Maignan.
Arah permainan berubah setelah Slavia bermain dalam kondisi pincang. Milan tampil lebih menekan. Serangan-serangan tim tamu ini pun membahayakan gawang Slavia.
Kekalahan dari Milan menjadi kekalahan pertama Slavia dalam laga kandang di Liga Europa. Sebelumnya, klub berjulukan ”Sesivani” ini memenangi tiga pertandingan kandang Liga Europa. Salah satu hasil apik skuad asuhan Jindrich Trpisovsky di rumah sendiri adalah mengalahkan wakil Italia, AS Roma, tanpa memberikan satu gol pun kepada sang lawan.
”Kami membayangkan pertandingan yang benar-benar berbeda. Kami mencari pertandingan yang hebat, tetapi kami kembali bermain dengan sepuluh pemain. Terlepas dari itu, saya senang dengan beberapa penampilan individu dan gol Matej Jurasek (menit ke-84) yang menyenangkan para penggemar kami,” ucap Trpisovsky.
Kendati kalah jumlah pemain, Slavia masih menunjukkan perlawanan dan bahkan mencetak gol. Pada pertandingan pertama, Slavia juga mampu melakukan hal serupa meski akhirnya kalah 2-4. Namun, Jurasek dan kawan-kawan berhasil membuat Milan kembali gagal mencatatkan nirbobol dalam tiga laga terakhir di Liga Europa.
Pulisic dan Leao
Pertandingan kedua 16 besar Liga Europa itu menjadi panggung bagi pemain sayap kanan Milan, Christian Pulisic. Pada menit ke-27, Pulisic memenangi ”balap” lari dengan dua pemain Slavia untuk mengejar bola dan menggiringnya ke kotak penalti lawan. Namun, setelah berhadapan dengan kiper, peluang itu gagal menghasilkan gol setelah bola tembakan jarak dekat Pulisic diblok kiper Jindirch Stanek.
Walakin, enam menit berselang, Pulisic ”membayar” kegagalan itu dengan tembakan datar menuju tiang jauh yang menghasilkan gol pembuka Milan. Pemain asal Amerika Serikat ini pun mencetak gol dalam tiga laga berturut-turut (laga pertama kontra Slavia dan pertandingan versus Empoli di Liga Italia) untuk pertama kali dalam kariernya.
Selain Pulisic, Rafael Leao juga menunjukkan aksi gemilang dengan mencetak satu gol dan satu asis. Leao mencetak gol terakhir Milan (menit 45’+6), melengkapi gol Pulisic dan Ruben Loftus-Cheek (36’). Kini, Leao telah mengumpulkan tiga gol dan tiga asis dalam empat laga Liga Europa.
”Tekad kami adalah melangkah sejauh mungkin. Kami tahu ini kompetisi yang penting karena kami tersingkir dari Liga Champions. Jadi, kami harus berjuang di Liga Europa,” ucap Leao.