Kemenangan 4-2 atas Slavia Praha di Liga Europa turut menyingkap celah di pertahanan AC Milan.
Oleh
REBIYYAH SALASAH
·2 menit baca
MILAN, JUMAT — AC Milan memang berhasil meraih kemenangan dengan mencetak empat gol selepas menghadapi 10 pemain Slavia Praha pada babak 16 Liga Europa, Jumat (8/3/2023) dini hari. Namun, dua gol yang mampu disarangkan Slavia Praha menunjukkan problem pertahanan AC Milan masih belum teratasi.
Masalah di area pertahanan sudah membayangi AC Milan sebelum kemenangan 4-2 atas Slavia Praha dalam pertemuan pertama babak 16 besar di Stadion San Siro tersebut. ”I Rossoneri” atau ”Si Merah-Hitam”, julukan Milan, bermain sebagai tim dengan jumlah kebobolan di Liga Italia mencapai 32 gol dari 27 laga. Artinya, Milan kebobolan 1,19 gol per pertandingan.
Angka ini membuat pasukan Stefano Pioli menempati urutan ke-12 dalam daftar tim yang paling banyak kebobolan di Liga Italia. Sebagai penghuni papan atas, peringkat ketiga klasemen sementara, Milan tidak mengikuti jejak Inter (peringkat pertama) dan Juventus (peringkat kedua) yang menjadi dua tim terakhir dalam daftar tersebut.
Rapuhnya pertahanan Milan kembali mengemuka ketika Slavia Praha mampu mencetak dua gol dengan nyaman kendati kalah jumlah pemain. Sejak menit ke-26, bek Slavia Praha, El Hadji Malick Diouf, mendapat kartu merah setelah menjegal Christian Pulisic dari belakang.
”Kami memiliki sedikit gangguan pada dua gol tersebut, bukan kesalahan besar. Ini situasi yang harus kami perbaiki dan analisis,” tutur Pioli, dikutip dari Sky Sport.
Pioli menyadari pertahanan Milan tidak kokoh, terutama ketika situasi bola mati. Para pemain bertahan Milan terlalu menumpuk di area dekat gawang sendiri sehingga menciptakan ruang kosong bagi pemain lawan di luar area kotak penalti.
Dua gol yang dilesakkan Slavia Praha masing-masing bermula dari tendangan sudut dan tendangan bebas. Gol David Doudera untuk menyamakan kedudukan 1-1, misalnya, berawal dari bola tendangan sudut yang dapat disapu Tijjani Reijnders di dalam kotak penalti.
Meski demikian, Doudera yang berada di luar area tersebut tak terkawal. Dia pun mampu melepaskan tendangan voli yang berbuah gol dari bola sapuan tersebut.
”Kami tidak meremehkan mereka, tetapi kami seharusnya bisa menguasai bola dengan lebih baik. Kami harus bermain lebih baik pada pertemuan kedua, kami harus siap dan berjuang,” kata Tijjani Reijnders.
Persoalan di lini belakang ini telah diingatkan oleh legenda Milan, Franco Baresi, setelah Olivier Giroud dan kawan-kawan memastikan tempat di 16 besar Liga Europa. Baresi menekankan, Milan tidak boleh sering kebobolan seperti ketika tiga gol Stade Rennes bersarang di gawang Mike Maginan pada pertemuan kedua playoff Liga Europa.
Adapun Slavia Praha akan memanfaatkan semaksimal mungkin pertemuan kedua kontra Milan pada 15 Maret 2024. Apalagi, menurut Pelatih Jindrich Trpisovsky, klub Republik Ceko ini tampil lebih baik dari Milan saat berkekuatan penuh. Saat kalah jumlah pemain pun, mereka sebenarnya punya peluang membalikkan keunggulan.
Ini situasi yang harus kami perbaiki dan analisis.
Setelah sempat menyamakan skor 1-1 melalui lesakan Doudera (menit ke-36), Slavia Praha juga menipiskan ketertinggalan menjadi 2-3 via gol Ivan Schranz (menit ke-65’). Asa klub berjulukan ”Sesivani” ini baru pupus 5 menit menjelang laga berakhir atau setelah Christian Pullisic mencetak gol keempat Milan pada menit ke-85.
”Secara fisik, kami menunjukkan bahwa kami siap, bahkan mencetak gol saat bermain dengan sepuluh orang. Saya berharap di kandang sendiri kami bisa melakukan sesuatu yang lebih baik, mungkin membalikkan keadaan. Saya yakin kami akan menang di kandang sendiri,” tutur Trpisovsky.