Keinginan AC Milan melaju ke perempat final Liga Europa akan bertemu tekad pembalasan dan motivasi ekstra Slavia Praha.
Oleh
REBIYYAH SALASAH
·4 menit baca
PRAHA, KAMIS — Pelatih AC Milan Stefano Pioli menjanjikan pembenahan, terutama di lini belakang, selepas penampilan laga pertama 16 besar Liga Europa melawan Slavia Praha. Kini, AC Milan wajib menunjukkan hasil pekerjaan rumahnya itu jika ingin meredam pembalasan Slavia Praha demi melaju ke perempat final.
Penampilan yang lebih baik dibutuhkan AC Milan dalam lawatan ke kandang Slavia Praha, Stadion Eden Arena, Praha, Republik Ceko, Jumat (15/3/2024) dini hari WIB. Keunggulan 4-2 pada pertemuan pertama belum cukup menjamin ”I Rossoneri” atau ”Si Merah-Hitam”, julukan Milan, melenggang ke delapan besar.
Di sisi lain, kami tidak bisa hanya mengulang pertandingan, tetapi menyadari penampilan apa yang kami butuhkan. Kami harus tampil lebih baik karena dengan begitu peluang menang meningkat.
Sebab, dengan bermain 10 orang saja setelah El Hadji Diouf dikartu merah (menit ke-26), Slavia Praha masih mampu mengimbangi permainan AC Milan. Bahkan, pasukan Jindrich Trpisovsky ini sempat menipiskan ketertinggalan menjadi 2-3 sebelum akhirnya tuan rumah mencetak gol keempat.
Pelatih AC Milan Stefano Pioli mengatakan, dirinya sudah menganalisis pertandingan pertama dan mengakui bahwa tim lawan tampil baik. Namun, Pioli juga menemukan celah dari aksi Slavia yang terbiasa menyerang. Milan bisa memanfaatkan hal itu untuk menemukan ruang.
”Di sisi lain, kami tidak bisa hanya mengulang pertandingan, tetapi menyadari penampilan apa yang kami butuhkan. Kami harus tampil lebih baik karena dengan begitu peluang menang meningkat,” ujar Pioli.
Sebelumnya, Pioli menyoroti lini belakang Milan yang rapuh sehingga mudah kebobolan. Dua gol yang dilesakkan Slavia masing-masing bermula dari tendangan sudut dan tendangan bebas. Pemain bertahan Milan kerap tidak jeli dengan pergerakan lawan sehingga ada pemain Slavia yang tak terkawal dan bisa mencetak gol dengan mudah.
Keroposnya pertahanan Milan di Eropa ini berbanding terbalik dengan serangan mereka yang mulai menyengat kembali. Setelah tersingkir dari Liga Champions ke Liga Europa, Milan sudah menciptakan 10 gol. Namun, mereka kebobolan empat gol. Sementara di tiga laga awal Liga Champions, Olivier Giroud dan kawan-kawan kesulitan menciptakan gol dan malah kebobolan tiga gol.
Di Liga Italia, setelah kebobolan empat gol saat melawan AC Monza, hanya satu gol bersarang di gawang kiper Mike Maignan dalam tiga laga setelahnya. Satu-satunya gol itu berasal dari penalti pemain Atalanta, Teun Koopeiners. Adapun dalam dua laga terakhir, Mike Maignan mencatatkan nirbobol.
Hal ini menunjukkan, dalam periode yang berdekatan, Milan lebih ofensif sekaligus lebih rentan di Eropa. Soliditas yang diperlihatkan di Liga Italia belum muncul saat berlaga di kasta kedua kompetisi Benua Biru.
”Soliditas pertahanan memang penting, tetapi jika melihat hasil Liga Europa di babak terakhir, hampir tidak ada nirbobol. Ada lebih banyak ruang, jadi menjaga nirbobol itu bagus, tetapi dorongan utama kami adalah mencetak lebih banyak gol daripada lawan kami,” ujar Pioli.
Pioli pun memberi sinyal akan merotasi pemain untuk menguatkan lini belakang, termasuk membuka opsi memainkan dua bek tengah, Pierre Kalulu dan Fikayo Tomori, yang telah pulih dari cedera. Tomori sempat dimainkan dalam laga kontra Slavia di San Siro mulai babak kedua. Adapun Kalulu menggantikan Tomori dalam pertandingan melawan Empoli di Liga Italia, 10 Maret lalu.
Namun, Milan juga perlu mewaspadai tekad Slavia untuk pembalasan dan bekal motivasi ekstra karena tampil di kandang sendiri. Apalagi, secara statistik di Liga Europa, tim peringkat kedua klasemen sementara Liga Ceko ini punya catatan bagus saat bermain sebagai tuan rumah. Mereka memenangi tiga pertandingan kandang Liga Europa, termasuk pertandingan melawan wakil Italia, AS Roma, tanpa memberikan satu gol pun kepada lawan mereka.
Aksi gemilang Slavia di hadapan pendukung sendiri juga terjadi di Liga Ceko. Dalam 12 pertandingan kandang, Slavia menang 10 kali dan hanya kalah sekali. Kekalahan itu pun menjadi satu-satunya yang mereka rasakan selama 24 pertandingan di kompetisi tersebut.
”Kami akan bermain di stadion yang penuh dengan penggemar, semua penggemar di negara ini akan menyaksikan kami. Kami memberikan performa terbaik, baik dari segi sepak bola, mental, maupun fisik, serta penampilan paling berani,” kata Jindrich Trpisovsky.
Catatan impresif Slavia pun terlihat dari bagaimana mereka tak terkalahkan dalam 10 pertandingan beruntun di Liga Ceko. Ini menjadi rekor tak terkalahkan terlama di kompetisi tersebut.
Dari segi permainan, Slavia terbiasa mendominasi dengan penguasaan bola yang sulit ditembus dan efisiensi umpan. Klub berjulukan ”Sesivani” ini memiliki rata-rata penguasaan bola 62 persen dan total 10.728 umpan yang sukses. Angka ini menjadikan mereka saat ini tim terbaik di Liga Ceko dalam kedua aspek tersebut.
Dengan bekal itu, Jindrich Trpisovsky pun ingin mendorong timnya meraih kemenangan dalam 90 menit pertandingan. Andai Slavia bisa menyamakan skor, dia berharap laga hanya berlanjut hingga perpanjangan waktu, tidak sampai penalti.
”Penalti adalah hal terakhir yang saya inginkan untuk menentukan kesuksesan. Meski potensi adu penalti di kandang lebih menantang, tetapi saya ingin mengupayakan waktu normal atau tambahan waktu,” ucapnya.