Martin ”Raja Sprint” Pimpin Perburuan Juara MotoGP
Jorge Martin memimpin perburuan juara MotoGP 2024 setelah memenangi balapan sprint di Qatar.
LUSAIL, SABTU – Jorge Martin mengawali persaingan juara MotoGP 2024 dengan solid, meraih pole position dan memenangi balapan sprint di Lusail, Qatar, Sabtu (9/3/2024). Sebaliknya, juara bertahan yang juga favorit juara, Francesco ”Pecco” Bagnaia, hanya bisa finis di posisi keempat. Persaingan mereka akan berlanjut dalam balapan utama yang menempuh 22 putaran, Senin (11/3/2024), mulai pukul 00.00 WIB.
”Ya, saya senang dengan balapan hari ini, menang di awal musim selalu luar biasa. Tahun lalu saya hampir menang, tetapi akhirnya di posisi kedua, jadi saya senang,” ujar Martin kepada TNT Sports.
Kemenangan ini mengukuhkan status Martin sebagai raja sprint karena dia musim lalu memenangi sembilan balapan pendek itu. Musim ini, pebalap asal Spanyol itu masih sangat tangguh dalam sprint dan tak terkejar oleh lawan-lawannya.
Kami memiliki beberapa masalah selama balapan. Meskipun demikian, saya tetap bisa meraih kemenangan dan kemenangan ini untuk tim saya.
”Saya merasa kuat, saya merasa percaya diri dengan motor. Kami memiliki beberapa masalah selama balapan. Meskipun demikian, saya tetap bisa meraih kemenangan dan kemenangan ini untuk tim saya. Saya senang dan semoga besok kami bisa memertahankan pace,” lanjut pebalap tim Prima Pramac Racing itu.
Baca juga: Jorge Martin Menggetarkan Qatar
Masalah yang dialami Martin dalam balapan masih sama dengan saat tes, motor mengalami chatter. Kendala ini sudah berusaha diatasi setelah pertama kali dirasakan Martin dalam tes hari terakhir di Qatar, 20 Februari lalu. Tetapi, hingga balapan pertama musim ini, kendala itu belum sepenuhnya teratasi.
”Itu menjadi perhatian cukup besar bagi kami pada saat ini. Semoga besok kami bisa mencoba sesuatu dalam pemanasan dan menjadi lebih baik. Saya tidak ingin terlalu dalam membahas situasi itu, tetapi yang jelas tim saya pasti tahu bagaimana menjadi lebih baik,” tutur Martin.
Masalah chatter ini menurut analis MotoGP pada TNT Sports, Michael Laverty, merupakan masalah yang membuat frustrasi pebalap.
”Chatter merupakan frekuensi getaran ke mesin yang bisa berasal dari ban belakang, bisa berasal dari ban depan, dan ini frekuensi yang membuat pebalap frustrasi karena setang mulai bergoyang dan tidak memiliki daya cengkeram,” ujar Laverty yang juga mantan pebalap Superbike Inggris dan AMA Superbike.
Baca juga:Jorge Martin Sedikit Takut Mengawali Musim 2024
”Ducati juga memiliki mass damper di motor mereka, dan itu untuk meredam frekuensi tersebut. Namun, sepertinya itu tidak cukup bagi Ducati untuk saat ini. Jadi, ini bisa datang dari setelan peredam suspensi, bisa dari tekanan ban. Ada banyak hal untuk menyetel itu, untuk membuat lebih baik bagi pebalap, tetapi tidak ada sains tertentu untuk menghilangkan chatter sehingga bisa membuat frustrasi jika punya masalah itu,” jelas Laverty.
Meskipun memiliki kendala itu, Martin masih bisa mengatasi dengan gaya berkendaranya untuk memenangi sprint. Dia berharap tetap dalam performa solid dalam balapan utama karena persaingan akan lebih sulit.
Baca juga: Bagnaia Inginkan Gelar Ketiga Beruntun
”Saya tahu semua pesaing kompetitif. Menurut saya, lima besar (sprint) bisa bersaing meraih kemenangan besok. Saya akan berusaha melakukan start yang bagus dan kemudian berusaha fokus di sepanjang balapan,” ucap Martin.
Harapan Binder
Dalam balapan sprint, Martin sangat solid sejak start, di mana dia mampu menutup serangan pebalap KTM, Brad Binder, di tikungan pertama yang menusuk dari posisi start keempat. Binder terus menekan Martin dan sempat mendekat, tetapi tidak bisa benar-benar melancarkan serangan dalam balapan 11 putaran itu. Binder finis di posisi kedua.
”Ya, tentu saya supersenang kembali berada di podium. Saya berusaha keras hari ini, dan saya pikir ini membuat jelas apa yang sudah kami tingkatkan. Saya senang dengan itu, saya merasa superbagus dengan motor, semuanya konstan, tetapi jelas masih ada sesuatu yang hilang dari kami. Jadi, kami harus mengerjakan pekerjaan rumah kami, dan mengatasi itu, karena itu merugikan dalam balapan tahun lalu dan saya tidak ingin mengalami hal yang sama,” ungkap Binder.
”Jujur, peningkatan yang dilakukan pada motor saya sungguh gila. Ini seperti mereka melakukan peningkatan di seluruh area, waktu putaran seperti tidak nyata. Maksud saya, kami melakukan 52 detik kecil, paling tidak dalam enam putaran awal, jadi pace sungguh gila dan mengagumkan melihat itu," lanjut pebalap asal Afrika Selatan itu.
Baca juga: Infografik Panduan MotoGP 2024
Terkait dengan kunci peningkatan performa motor KTM RC16, Binder menegaskan, adalah menghilangkan spinning ban belakang.
”Kami perlu menghentikan spinning. Saya tidak memiliki daya cengkeram ban belakang yang sama dengan para pebalap lain. Saya bisa mengatasi itu saat masuk tikungan dan mengerem, tetapi sayangnya saat keluar tikungan saya mulai mengalami spinning, dan dari tikungan ke tikungan itu merugikan kami terlalu besar," ujar Binder.
Espargaro membara
Meskipun masih mengalami kendala yang mirip dengan musim lalu, Binder masih bisa menjaga posisinya dari serangan pebalap Ducati Lenovo, Francecso Bagnaia, yang berada di posisi ketiga setelah mendahului rekan setimnya, Enea Bastianini, dan pebalap Aprilia, Aleix Espargaro. Namun, di akhir lap ke-10, Bagnaia didahului oleh Espargaro yang menemukan kembali ritme pace yang sangat solid, bahkan lebih cepat dari Martin.
Bagnaia berusaha merebut kembali posisi podium ketiga dari Espargaro di lap terakhir, tetapi dia sudah tidak bisa meningkatkan pace. Juara bertahan MotoGP itu pun tersingkir dari podium dalam balapan sprint pertama musim ini.
Baca juga: Musim Kedelapan yang Krusial bagi Espargaro
”Saya sangat senang, sangat gembira setelah tes musim dingin yang biasanya tidak saya sukai, saya lebih suka balapan. Apa yang membuat saya bisa menikmati adalah melihat motor meningkat tahun demi tahun, balapan demi balapan, sesi demi sesi, orang-orang yang saya miliki luar biasa. Ini hadiah untuk mereka, bukan hanya podium sprint pertama, melainkan juga waktu putaran yang kami cetak dalam kualifikasi sungguh luar biasa. Jadi, ini berarti mereka melakukan pekerjaan dengan bagus di Noale," ujar Espargaro yang finis di posisi ketiga.
”Balapan sprint sangat sibuk dan Anda tidak boleh kehilangan waktu, tetapi saya kehilangan waktu, mereka cukup mudah mendahului saya di lintasan lurus, Marc (Marquez) dan Pecco (Bagnaia), karena Anda tahu di MotoGP mendahului sambil mengerem itu sangat sulit. Tetapi, saya melakukan yang terbaik dan di lap terakhir saya masih memiliki sesuatu yang lebih. Jujur, ban belakang masih sangat bagus dengan daya cengkeram bagus, tetapi saya tidak memiliki waktu yang cukup. Jadi, semoga besok dalam balapan panjang akan sedikit lebih baik bagi kami,” lanjut Espargaro.
Pebalap asal Spanyol itu menilai, hasil balapan sprint ini belum bisa menjadi dasar menyimpulkan bahwa Aprilia sudah setara dengan Ducati. Masih diperlukan lebih banyak balapan untuk mengonfirmasi itu. Selain itu, semua tim sudah menjalani tes di Qatar sehingga memiliki data berlimpah untuk balapan. Sementara di trek-trek lain, hasil akan lebih mewakili persaingan.
”Menurut saya, masih terlalu dini. Kami melakukan banyak sekali putaran di sini selama tes, jadi kita harus menunggu. Tetapi, satu hal yang jelas, KTM dengan Brad dan Aprilia dengan saya sendiri, kami akan memberikan hidup kami untuk bertarung melawan para pebalap Ducati. Semua orang tahu seberapa kuat Brad dalam hari balapan, dan saya juga akan berusaha yang terbaik untuk mengalahkan mereka, dan saya memiliki motivasi terbaik,” ucap Espargaro.
Performa Espargaro di Qatar yang sangat solid menjadi pukulan bagi Bagnaia yang gagal merah podium. Padahal, selama tes pramusim, Pecco sangat solid, baik dalam pace maupun time attack. Namun, dalam balapan, ternyata dia masih mengalami kesulitan untuk meraih podium.
Baca juga: Kunci Performa pada Ekor Aprilia RS-GP24
Di belakang Bagnaia ada Marc Marquez yang sempat berada di posisi keempat setelah mendahului Bastianini dan Espargaro pada lap ke-6 dan 8. Namun, pebalap Gresini Racing itu kemudian melakukan kesalahan pada lap ke-10 di tikungan 14 sehingga melebar dan Espargaro kembali menempati posisi keempat. Marquez mempertahankan posisi kelima dari serangan Bastianini hingga finis.
Dalam balapan pendek ini, para pebalap yang memacu motor buatan Jepang, Yamaha dan Honda, belum bisa bersaing dengan solid. Pebalap Monster Energy Yamaha, Fabio Quartararo, menjadi pebalap tercepat dari pabrikan Jepang di posisi ke-12. Juara MotoGP musim 2021 itu bahkan kalah dari pebalap rookie Pedro Acosta yang tampil cemerlang dengan finis di posisi kedelapan. Acosta disambut dengan tepuk tangan oleh tim Gasgas Tech3 saat tiba di garasi.