Iga Swiatek mendapat undian sulit pada turnamen tenis WTA Indian Wells. Dia mengalami hal serupa di Australia Terbuka.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·3 menit baca
Menang atas Sofia Kenin dan Danielle Collins dalam laga ketat, lalu kalah dari Linda Noskova pada babak ketiga, dialami petenis tunggal putri nomor satu dunia, Iga Swiatek, di arena Grand Slam Australia Terbuka. Swiatek berpeluang bertemu dua dari tiga petenis itu dalam turnamen WTA 1000 Indian Wells, 6-17 Maret 2024.
Di Australia Terbuka, Januari, Swiatek akhirnya menjadi korban dari undian ”neraka”. Pada babak pertama, petenis Polandia itu sudah harus bertemu sesama juara Grand Slam, yaitu Kenin. Swiatek menang dua set tetapi dalam laga ketat.
Dia terhindar dari pertemuan dengan juara Grand Slam lainnya, Angelique Kerber, pada babak kedua karena Kerber kalah dari Collins. Namun, Collins pun bukan lawan mudah. Finalis Australia Terbuka 2022 itu selalu bermain tanpa beban ketika berhadapan dengan atlet-atlet unggulan. Dia pun memiliki groundstroke keras yang konsisten. Swiatek harus susah payah mengalahkan Collins dalam skor 6-4, 3-6, 6-4.
Noskova, petenis 19 tahun asal Ceko yang menjadi lawan pada babak ketiga, belum pernah melewati babak kedua Grand Slam. Namun, dia ternyata berada pada performa terbaik hingga menyingkirkan Swiatek 3-6, 6-3, 6-4 dan bertahan sampai perempat final.
Dalam jeda kurang dari dua bulan setelah momen itu, Swiatek punya peluang bertemu kembali dengan Collins dan Noskova secara beruntun. Collins bisa menjadi lawan Swiatek pada babak kedua jika petenis Amerika Serikat ini menang atas petenis kualifikasi pada babak pertama.
Seandainya menang kembali atas Collins, Noskova bisa saja menjadi penantang Swiatek pada babak ketiga. Ini akan menjadi kesempatan bagi Swiatek untuk membalas kekalahan di Melbourne Park. Namun, momen tersebut datang bukan pada periode terbaik Swiatek.
Petenis berusia 22 tahun tersebut mengawali persaingan 2024 dalam momentum naik-turun untuk standarnya sendiri. Dia tersingkir pada babak ketiga Australia Terbuka, lalu menjuarai WTA 1000 Doha, setelah itu kalah dari Anna Kalinskaya pada semifinal WTA 1000 Dubai. Padahal, Kalinskaya berstatus sebagai petenis kualifikasi pada turnamen tersebut. Swiatek tak dapat mengendalikan diri hingga dia pun sulit mengontrol permainan seperti yang dia mau.
Usai rehat dan kembali ke program latihan dalam jeda dua pekan setelah turnamen di Dubai, dia akan kembali ke panggung persaingan besar. WTA 1000 Indian Wells, yang digelar bersamaan dengan ATP Masters 1000 untuk bagian putra, adalah turnamen yang mendapat julukan ”Grand Slam Kelima”. Undian untuk nomor tunggal pun menggunakan format yang sama dengan Grand Slam, yaitu 128 pemain. Hanya saja, di Indian Wells, 32 unggulan berhak atas bye pada babak pertama.
Kemampuan Swiatek untuk bertahan dalam atmosfer yang berbeda akan diuji. Performanya tak sebaik 2022 ketika dia bisa menjuarai delapan turnamen. Saat ini, banyak petenis juga bisa mengalahkannya meski sekadar hit and run, setelah menang lalu ”menghilang”.
Di Indian Wells, Swiatek berada pada paruh atas undian bersama juara bertahan, Elena Rybakina, yang telah menjuarai dua turnamen pada tahun ini, tetapi kalah walkover (WO) pada perempat final WTA 1000 Dubai karena sakit. Selain itu, ada pula Kalinskaya dan Jasmine Paolini yang membuat kejutan dengan menjuarai WTA 1000 Dubai.
Pada paruh bawah, juara Australia Terbuka, Aryna Sabalenka, memiliki kesempatan membayar kekalahannya dari Rybakina pada final 2023. Dia seharusnya memiliki cukup waktu untuk mempersiapkan diri tampil di Indian Wells setelah kalah pada babak kedua di Dubai.
Penantian tuan rumah
Perhatian penonton tuan rumah akan tertuju pada Cori ”Coco” Gauff. Ini menjadi penampilan pertama Coco di Indian Wells setelah dia memiliki gelar juara Grand Slam yang diraihnya di AS Terbuka 2023.
Coco, yang menjadi unggulan ketiga, akan bertemu Clara Burel atau Wang Xi Yu pada babak kedua. Momen menarik akan terjadi jika dia bertemu mantan petenis nomor satu dunia yang merupakan juara WTA Indian Wells 2018, Naomi Osaka, pada babak keempat.
Coco akan menjadi harapan tuan rumah mengingat tak ada petenis tunggal putri AS yang menjadi juara di Indian Wells sejak Serena Williams menjadi yang terbaik pada 2001. Serena pula yang menjadi tunggal putri terakhir tuan rumah yang tampil di final, yaitu pada 2016, tetapi kalah dari Victoria Azarenka. Hasil terbaik Coco di Indian Wells, sejak debut pada 2021, adalah perempat final pada 2023. (AFP/REUTERS)