Persaingan Terbuka Tenis Profesional di Awal Tahun
Persaingan tenis profesional di awal 2024 banyak melahirkan juara berbeda. Tak ada petenis yang benar-benar dominan.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·6 menit baca
Sebanyak sembilan juara dari 11 turnamen putri dan 12 juara dari 13 turnamen putra memperlihatkan terbukanya persaingan tenis profesional pada awal musim 2024. Petenis top dunia menjadikan ajang besar sebagai target utama. Sementara petenis medioker memanfaatkan turnamen level kecil untuk menambah poin ranking. Meski demikian, kejutan tetap terjadi pada momen tertentu.
Kejutan itu terjadi pada turnamen besar di bagian putri dengan level WTA 1000. Persaingan yang berlangsung di Dubai, Uni Emirat Arab, pada 18-24 Februari 2024, dijuarai petenis ranking ke-26 dunia asal Italia, Jasmine Paolini. Dalam final yang berlangsung pada Sabtu (24/2/2024) malam hingga Minggu dini hari waktu Indonesia, Paolini mengalahkan petenis nonunggulan lainnya, Anna Kalinskaya, dengan skor 4-6, 7-5, 7-5. Kalinskaya, yang memiliki ranking ke-40 dunia, bahkan menembus final setelah tampil sejak babak kualifikasi.
Mereka menjadi dua petenis terakhir yang tampil pada partai puncak. Padahal, turnamen WTA 1000 kedua pada 2024, setelah WTA Doha pada 11-17 Februari tersebut, diikuti delapan petenis ranking sepuluh besar dunia. Mereka yang absen hanya Ons Jabeur dan Karolina Muchova.
WTA Dubai menjadi turnamen pertama setelah Grand Slam Australia Terbuka yang diikuti empat tunggal putri terbaik saat ini, yaitu Iga Swiatek, Aryna Sabalenka, Cori ”Coco” Gauff, dan Elena Rybakina. Namun, Sabalenka disingkirkan Donna Vekic pada babak kedua, Coco kalah pada perempat final, dan Swiatek kalah pada semifinal oleh petenis yang sama, yaitu Kalinskaya. Adapun Rybakina kalah walkover (WO) karena sakit sebelum bertemu Paolini pada perempat final.
Bagi Paolini, gelar di Dubai, yang merupakan gelar tertinggi dalam kariernya tersebut, menjadi yang kedua setelah WTA 250 Slovenia pada 2021. Dia menjadi petenis Italia ketiga yang menjuarai WTA 1000 setelah Flavia Penetta yang juara di Indian Wells 2014 dan Camila Giorgi (juara Montreal 2021).
”Tentunya momen ini sangat spesial untuk saya. Ini adalah turnamen besar dan petenis-petenis besar pun ada di sini. Saya pun mendapat undian berat, jadi tentu saja senang ketika bisa mendapatkan trofi ini,” tutur Paolini.
Sepekan sebelumnya, ketika persaingan WTA 1000 berlangsung di Doha, Qatar, Paolini tersingkir pada babak pertama. Gelar juara pada turnamen tersebut didapat Swiatek yang merupakan juara bertahan setelah mengalahkan Rybakina di final.
Persaingan berubah drastis hanya dalam waktu sepekan. Swiatek bahkan menjadi satu-satunya unggulan pada semifinal Dubai.
Swiatek dan Paolini menjadi bagian dari sembilan petenis tunggal putri dalam daftar juara 11 turnamen yang berlangsung pada tujuh pekan pertama 2024. Di luar nama Paolini, ajang besar dijuarai petenis top, yaitu Swiatek di Doha dan Sabalenka pada ajang Grand Slam Australia Terbuka.
Petenis top juga masih menjadi yang terbaik ketika mereka bersaing dalam level menengah, yaitu WTA 500. Rybakina juara di Brisbane dan Jelena Ostapenko (juara Grand Slam Perancis Terbuka 2017) di Adelaide yang merupakan turnamen pemanasan Australia Terbuka.
Adapun turnamen kelas kecil berlevel WTA 250 pada umumnya dijuarai petenis-petenis medioker, seperti Emma Navaro (juara di Hobart), Diana Schnaider (Hua Hin), dan Karolina Pliskova (Romania).
Kalender turnamen WTA pada dua bulan pertama 2024 memang belum banyak diwarnai turnamen besar, selain Australia Terbuka, serta WTA 1000 Doha dan Dubai. Pada level itulah, gelar juara cenderung didapat petenis top, meski persaingan pada tunggal putri bisa dikatakan lebih terbuka dibandingkan tunggal putra. Sejak Swiatek juara d Doha, Indian Wells, dan Miami secara beruntun pada 2022, tak ada petenis putri yang menjuarai turnamen WTA 1000 di tempat berbeda secara beruntun.
Sebelum Swiatek, momen juara beruntun WTA 1000 bahkan terjadi lima tahun sebelumnya, yaitu ketika Caroline Garcia menjadi juara di Wuhan dan Beijing pada 2017. Adapun momen juara Grand Slam secara berturut-turut terakhir kali didapat Naomi Osaka pada Amerika Serikat Terbuka 2020 dan Australia Terbuka 2021.
Persaingan terbuka tunggal putri, yang membuat turnamen bisa dijuarai siapa pun, berpeluang besar terus terjadi. Hanya orang-orang dengan kemampuan seperti trio Roger Federer, Rafael Nadal, dan Novak Djokovic yang bisa bertahan di papan atas sangat lama.
Swiatek, yang mendominasi persaingan tunggal putri pada 2022 dengan meraih delapan juara, merasakan persaingan yang lebih ketat sejak 2023. Gelar juara pada tahun tersebut menurun menjadi enam meski dia tetap menjadi yang terbaik.
Pada satu kesempatan, petenis berusia 22 tahun itu sempat bertanya pada Federer tentang cara menghadapi tantangan sebagai petenis nomor satu dunia. Swiatek, yang menempati ranking teratas dunia pertama kalinya pada 4 April 2022, rupanya merasakan tekanan dengan status yang telah ditempatinya selama 91 pekan tersebut.
Petenis 10 besar
Persaingan tunggal putra selama tujuh pekan ini juga cukup terbuka. Terdapat 12 petenis yang menjadi juara dalam 13 turnamen. Satu-satunya yang dua kali menjadi juara adalah Jannik Sinner, petenis Italia berusia 22 tahun yang performanya meningkat sejak menjelang akhir 2023. Sinner menjuarai dua turnamen secara beruntun, yaitu Australia Terbuka dan ATP 500 Rotterdam.
Gelar juara pada turnamen lain, yang semuanya berlevel ATP 250, didapat petenis berbeda, mulai dari petenis ranking kelima dunia Andrey Rublev hingga petenis di luar peringkat 50 besar dunia. Petenis Italia, Luciano Darderi (ranking ke-76), menjadi petenis berperingkat terendah yang telah menjadi juara pada tahun ini, yaitu dalam turnamen di Cordoba, Argentina.
Persaingan petenis putra belum terjadi pada level tinggi selain di Australia Terbuka. Panggung persaingan dalam level ATP Masters 1000 akan diawali dalam turnamen di Indian Wells pada 6-17 Maret, dilanjutkan di Miami pada 20-31 Maret. Kedua turnamen di AS itu mendapat julukan ”Sunshine Double”.
Walaupun persaingan tunggal putra saat ini lebih terbuka, terlebih dengan kondisi Nadal yang telah melewati masa terbaiknya, serta Djokovic yang mendapat perlawanan semakin ketat dari generasi baru, gelar juara ATP Masters 1000 biasanya didapat petenis ”itu-itu saja”. Mereka yang bisa bersaing dengan baik pada level ini cenderung petenis berperingkat sepuluh besar dunia.
Pada sembilan turnamen Masters 1000 2023, misalnya, enam petenis juara adalah Carlos Alcaraz, Daniil Medvedev, Djokovic, Sinner, Rublev, dan Hubert Hurkacz. Di luar nama itu, mereka yang menjadi juara lebih dari satu kali adalah Stefanos Tsitsipas dan Alexander Zverev.
Setelah Australia Terbuka pada Januari yang melahirkan persaingan di petenis-petenis itu sejak perempat final, kompetisi berikutnya pada panggung besar akan berlangsung di Indian Wells. Beberapa petenis telah tiba di sana, seperti Djokovic dan Nadal yang berada dalam satu pesawat.
Djokovic akan tampil sejak terakhir kali tampil di Indian Wells pada 2019. ATP Masters Indian Wells tak diselenggarakan pada 2020 karena pandemi Covid-19. Turnamen ini bahkan menjadi ajang besar olahraga pertama yang dibatalkan karena pandemi tersebut.
Setelah itu, dalam tiga tahun berikutnya, Djokovic tak ikut bersaing karena kendala visa. Dia tak dapat memasuki wilayah Amerika karena tak pernah divaksinasi Covid-19. Petenis dengan 24 gelar juara Grand Slam itu akan kembali ke Indian Wells dengan motivasi berlipat setelah kehilangan kesempatan bersaing di sana berkali-kali. (AFP/AP)