Batas-batas Diterabas Sabrina Ionescu dan Stephen Curry
Duel Curry dan Ionescu lebih dari sekadar mencari penembak terhebat di Bumi. Mereka membawa pesan lebih ke panggung itu.
Di akhir era 1990-an, ada film berjudul Space Jam yang menghebohkan jagat bola basket. Pemeran utamanya adalah Michael Jordan, pebasket NBA terhebat kala itu. Jordan diceritakan bertanding melawan sekelompok monster yang berasal dari planet di luar Bumi. Walaupun berbeda dimensi, mereka disatukan oleh permainan basket.
Nuansa tersebut seperti kembali terasa dalam pekan NBA All-Star 2024 di Gainbridge Fieldhouse, Indiana, Amerika Serikat, Minggu (18/2/2024) dini hari WIB. Untuk pertama kali sepanjang sejarah ”perang bintang”, ada kontes tiga angka spesial yang mempertemukan penembak terbaik dari NBA dan WNBA (liga putri).
Stephen Curry, megabintang Golden State Warriors, mewakili NBA. Sosok yang dijuluki penembak terhebat di kolong langit itu sudah dua kali meraih trofi kontes tiga poin dan memegang berbagai rekor tembakan jauh. WNBA diwakili pemain New York Liberty, Sabrina Ionescu, yang digadang-gadang sebagai ”ratu” tiga angka.
Pertarungan beda ”alam” itu berawal saat Ionescu memenangi kontes tiga poin WNBA tahun lalu. Dia menciptakan skor 37 dari maksimal 40 poin, catatan terbanyak dalam sejarah kontes NBA ataupun WNBA, melampaui rekor milik Curry (31 dari 40 poin). Dia pun menantang Curry untuk duel bertajuk ”terhebat dari paling hebat”.
Ionescu mendapat giliran pertama. Sempat memasukkan lima tembakan awal, dia mengakhiri dengan 26 poin. Sebagai konteks, terdapat juga kontes tiga poin NBA yang diselenggarakan di hari yang sama. Di ajang itu, tidak ada pebasket putra yang mencatat poin lebih banyak dari Ionescu, termasuk pemenang kontes Damian Lillard (26 poin).
Namun, itu belum cukup untuk menandingi kehebatan Curry. Sempat belum panas di separuh awal kontes, dia memasukkan 9 dari 10 tembakan terakhir. Curry memenangi duel dengan 29 poin. ”Saya tahu harus segera panas,” kata Curry yang gagal memasukkan dua bola bonus bernilai tiga poin.
Baca juga: Curry dan James Terjebak di Tengah Liar Persaingan Wilayah Barat NBA
Kontes berlangsung kompetitif, tetapi tetap santai. Mereka menyemangati satu sama lain sebelum beraksi dan berpelukan seusai berduel. Adapun Curry berhak mendapatkan sabuk gelar juara berwarna emas dengan gambar kambing di kedua sisi. Kambing itu menyiratkan kata GOAT atau greatest of all time.
”Tidak mungkin bisa lebih baik ini, saat kami berdua saling bersaing di panggung ini dalam satu babak dengan kehebohan seperti ini. Cara dia menetapkan standar sangat sulit untuk dipercaya. Ajang ini mungkin adalah sesuatu yang perlu dilakukan lebih sering,” ucap Curry yang sudah bermain 15 musim di NBA.
Menerabas batas
Bagi Ionescu, pertarungan tersebut lebih dari sekadar untuk mencari siapa penembak terbaik. Dia membawa pesan penting tentang kesetaraan. WNBA selalu berada di dalam bayang-bayang NBA selama ini. Seperti yang terjadi di kebanyakan industri olahraga dunia, kompetisi putri dianggap tidak lebih seksi dari kompetisi putra.
Ionescu ingin menembus batas itu. ”Rasanya luar biasa, bisa berada di acara seperti ini untuk pertama kali dan menunjukkan kemampuan saya. Sangat bersemangat untuk mengubah narasi (tentang jender) dan bisa melakukannya di samping penembak terhebat yang pernah ada,” kata pemain yang memulai karier profesional pada 2020 itu.
Baca juga: Serba Salah Inovasi ”Perang Bintang”
Karena misi itu pula, Ionescu menolak untuk menembak dari jarak garis tiga angka WNBA, yaitu 6,2 meter. Dia mengikuti aturan main NBA dengan jarak yang lebih jauh, yaitu 7,2 meter. Menurut pemain berusia 26 tahun itu, kemampuan tidak mengenal batas jender. Dia ingin menyebarkan pesan itu ke seluruh dunia.
”Malam seperti ini bisa memperlihatkan ke banyak remaja perempuan ataupun laki-laki, jika Anda bisa menembak, maka Anda bisa menembak. Itu tidak penting baik Anda perempuan maupun laki-laki. Saya pikir, hal terpenting hanyalah hati yang kalian punya untuk menjadi versi terbaik dari masing-masing,” tuturnya.
Curry menerima tantangan sebagai bentuk dukungan kepada Ionescu. Seperti Ionescu, dia juga sosok yang berhasil menerabas batas di NBA. Point guard setinggi 1,88 meter itu pernah dianggap tidak akan mampu bersaing di NBA karena tubuh yang terlalu pendek dan kecil. Namun, dia membuktikan kelayakan diri dengan hal lain, seperti menembak.
Hasilnya, Curry tidak hanya sukses meraih status penembak terbaik yang pernah hadir di Bumi. Dia juga menginspirasi seisi dunia dengan gaya permainan tersebut. Sekarang, tidak seperti dulu, semua pemain diwajibkan bisa menembak tiga angka. Anak-anak di berbagai belahan dunia juga berlomba untuk menembak dari jarak jauh.
Menurut Curry, inspirasi tersebut semakin mengalir dengan panggung sebesar kali ini. ”Kehadiran di panggung ini akan memberikan banyak inspirasi bagi generasi penerus, baik laki-laki maupun perempuan, yang ingin berkompetisi dan melihat diri mereka sendiri di salah satu dari kami,” ujarnya.
Curry juga berharap dua anak perempuannya bisa mencontoh sikap spartan yang ditunjukkan Ionescu. ”Saya ingin mereka (anak-anak) bisa menunjukkan determinasi dan percaya diri untuk apa pun yang dilakukan nanti. Dia tidak takut pada momen besar dan bertanggung jawab dengan ucapannya,” pungkasnya.