Arsenal memaksimalkan kelebihan dalam ”set piece” ketika membantai West Ham di markasnya sendiri.
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·4 menit baca
LONDON, MINGGU — Setelah kalah dari West Ham dalam dua pertemuan sebelumnya musim ini, Arsenal berhasil membalasnya tanpa belas kasihan. ”Meriam London” membantai West Ham 6-0 di markasnya, Stadion London, Minggu (11/2/2024). Kemenangan telak Arsenal tidak lepas dari kelihaian mereka dalam mengoptimalkan set piece atau eksekusi bola mati.
Berdasarkan data Whoscored, Arsenal tercatat sudah mencetak 15 gol dari skema bola mati musim ini. Jumlah itu merupakan yang terbanyak di Liga Inggris sehingga Arsenal pantas disebut sebagai raja skema bola mati. Kelebihan itu mereka manfaatkan dengan sangat baik di laga kali ini. Meski mendominasi laga sejak awal, Arsenal kesulitan mencetak gol karena pertahanan solid yang digalang West Ham.
Sungguh luar biasa bisa membuat sejarah (bagi klub) terutama dengan cara kami melakukannya. Kami berada dalam momen yang bagus dan harus menjaga momentum.
Terbukanya keran gol Arsenal diawali kecerdikan memanfaatkan kelemahan kiper West Ham, Alphonse Areola, dalam mengantisipasi umpan silang. Mendapatkan kesempatan dari sepak pojok, para pemain Arsenal mengambil posisi yang tidak biasa di kotak penalti West Ham. Sembari menunggu Declan Rice menendang, para pemain Arsenal lainnya menyemut di sekitar tiang jauh.
Penempatan posisi seperti itu bukan tanpa alasan. Para pemain Arsenal mengetahui Areola merupakan kiper dengan kemampuan mengantisipasi umpan silang yang cukup buruk. Areola tercatat hanya mampu menyelamatkan 0,92 umpan silang dari rata-rata 15,3 umpan silang per 90 menit. Catatan tersebut tergolong kecil untuk ukuran seorang kiper.
Dari skema eksekusi bola mati itu, Arsenal mampu mencuri gol lebih dulu. Umpan silang terukur Rice disambut William Saliba yang bergerak tanpa pengawalan ketat bek West Ham.
Setelah gol Saliba tersebut, pertahanan solid West Ham seketika rontok. Tiga gol tambahan kemudian bersarang di gawang West Ham. Dua gol dicetak Bukayo Saka dan satu gol lagi dihasilkan Gabriel Magalhaes menjelang turun minum, lagi-lagi melalui kemampuan memanfaatkan skema bola mati.
Para pendukung tuan rumah tidak bisa menahan kekecewaannya setelah West Ham kebobolan empat gol tanpa balas menjelang turun minum. Perlahan mereka beranjak dari bangku dan meninggalkan stadion bahkan sebelum babak pertama usai.
Mereka pantas kecewa karena West Ham tidak bisa berbuat banyak dalam mengatasi tekanan demi tekanan dari pemain Arsenal. Statistik laga menunjukkan West Ham hanya mencatatkan penguasaan bola sebesar 29 persen. Sentuhan mereka di dalam kotak penalti Arsenal pun sangat rendah, yaitu tujuh kali berbanding 46 kali sentuhan yang dilakukan Arsenal.
Stadion London pun menjadi arena pembantaian besar-besaran West Ham. Hal ini ironis mengingat West Ham selalu mampu mengalahkan Arsenal pada dua laga sebelumnya di musim ini.
”Kami mencium bau darah hari ini dan langsung melakukan pembunuhan,” kata Saka, dikutip dari Sky Sports.
Siksaan tiada henti
Siksaan ”Meriam London” tidak berhenti sampai sebatas empat gol. Di babak kedua, Arsenal mencetak dua gol tambahan melalui Leandro Trossard dan sepakan jarak jauh akurat mantan pemain West Ham, Declan Rice. Hingga laga berakhir, skor 6-0 untuk kemenangan Arsenal tetap bertahan.
Para pemain West Ham tertunduk lesu setelah mengalami pembantaian. Berdasarkan data Opta, kekalahan kandang ini adalah yang terbesar bagi West Ham sepanjang sejarah keikutsertaan mereka di kompetisi teratas Inggris.
Satu-satunya kekalahan dengan margin enam gol terakhir yang pernah dirasakan West Ham adalah ketika kalah 2-8 dari Blackburn Rovers pada Desember 1963. Hasil buruk dari Arsenal memperpanjang catatan nirkemenangan West Ham dalam lima laga sebelumnya. Dengan habisnya kontrak Manajer David Moyes di akhir musim, rentetan hasil mengecewakan seperti ini hanya akan menambah ketidakpastian masa depannya.
Sebaliknya bagi Arsenal, ini adalah margin kemenangan terbesar mereka dalam pertandingan tandang liga dan yang pertama sejak kemenangan 7-1 atas Aston Villa pada Desember 1935.
”Sungguh luar biasa bisa membuat sejarah (bagi klub) terutama dengan cara kami melakukannya. Kami berada dalam momen yang bagus dan harus menjaga momentum. Tim sejak awal terlihat sangat tajam. Kami telah melakukannya untuk memperbaiki dua hasil terakhir melawan mereka dan itu merupakan motivasi yang baik bagi para pemain,” kata Manajer Arsenal Mikel Arteta.
Hasil manis ini membuat Arsenal tetap berada dalam jalur perebutan gelar juara. Sehari sebelumnya, dua tim teratas di liga, Liverpool dan Manchester City, juga sukses mengamankan kemenangan. Liverpool tetap memimpin klasemen dengan koleksi 54 poin, unggul dua poin atas City di peringkat kedua. Akan tetapi, City masih memiliki satu laga yang belum dimainkan.
Sementara itu, bagi Arsenal, gelontoran enam gol ke gawang West Ham sangat berarti untuk memperbesar produktivitas gol serta selisih gol dari para rival. Selisih gol Arsenal kini setara dengan City, yaitu 31 gol. Arsenal perlu menjaga konsistensi karena masih tertinggal dua poin dari Liverpool. (AP)