Nasib Terbalik “Benteng” Arsenal dengan Manchester United
Pertahanan Arsenal yang sudah solid, akan semakin baik dengan tambahan tenaga di sisa musim. Berbeda dengan situasi MU.
LONDON, RABU – Tanpa bek yang merupakan kepingan terakhir manajer Mikel Arteta, Jurrien Timber, Arsenal sudah menjadi tim dengan pertahanan terbaik sepanjang musim ini. Bayangkan, potensi kekuatan “benteng” pertahanan Arsenal saat Timber kembali nanti. Sang bek serba bisa itu semakin dekat untuk kembali merumput.
Kabar baik datang dari Arsenal dalam pendaftaran skuad untuk fase gugur Liga Champions, pada Selasa (6/2/2024). Timber yang mengalami cedera lutut dalam debut di Liga Inggris pada laga pertama musim ini, turut didaftarkan. Harus menjalani operasi, dia sempat diperkirakan tidak bisa tampil lagi hingga akhir musim.
Ada kemungkinan (dia akan bermain lagi musim ini), tetapi saat ini dia masih jauh untuk berkompetisi. Itulah gambaran realistisnya.
Pemulihan cedera robek ligamen lutut biasanya berlangsung selama delapan bulan hingga setahun. Namun, Timber yang absen sejak Agustus lalu sudah berlatih ringan bersama skuad Arsenal di kamp Dubai, pada medio Januari. Dia mulai berlatih terpisah dengan bola dan menggunakan sepeda statis. Progresnya lebih cepat dari perkiraan.
“Ada kemungkinan (dia akan bermain lagi musim ini), tetapi saat ini dia masih jauh untuk berkompetisi. Itulah gambaran realistisnya. Apakah kami berharap dia bisa berpengaruh di akhir musim? Ya, jika semua berjalan dengan baik. Sekarang masih terlalu dini untuk menilai lebih jauh,” kata Arteta sebelum pendaftaran skuad.
Timber, didatangkan dari Ajax Amsterdam dengan mahar 40 juta euro, baru memainkan dua laga resmi. Salah satunya adalah saat mengantar “Si Meriam” menaklukkan Manchester City dalam perebutan trofi Community Shield. Dia sudah menunjukkan hanya dalam 90 menit, mampu mendorong kualitas “benteng” Arsenal.
Hal paling disukai Arteta dari bek 22 tahun tersebut adalah kemampuan bermain di seluruh posisi lini belakang atau sering disebut versatile. Di laga versus City, dia tampil sebagai bek sayap kiri yang belum familiar ketika di Ajax ataupun tim nasional Belanda. Adapun dia lebih sering dipasang sebagai bek tengah maupun sayap kanan.
Baca juga: Persaingan Gelar Liga Inggris Semakin Terbuka
Tanpa Timber, Arteta terpaksa memaksimalkan hanya enam pemain untuk bergantian menempati empat posisi di lini belakang. Menariknya, di tengah kedalaman yang minim, Arsenal masih mampu menjadi tim paling resistan dari serangan lawan. Mereka nyaris tidak tersentuh, seandainya bisa mengurangi kesalahan individu.
Arsenal, sama dengan Liverpool, mencatat kemasukan paling sedikit di liga (22 gol). Menurut The Analyst, mereka hanya kecolongan 68 kali tembakan ke gawang dalam 23 laga. Rerata kurang dari tiga tembakan per laga. Arsenal pun paling solid dalam catatan kualitas peluang lawan dari permainan terbuka, 12,95 xG (expected goals).
Bayangkan, betapa besar potensi pertahanan Arsenal di sisa musim dengan tambahan tenaga Timber. Tidak hanya andal dalam duel satu lawan satu, dia juga bisa piawai dalam umpan dan dribel progresif untuk memerankan posisi hibrida. Dia bisa menyempurnakan peran Oleksandr Zinchenko yang dikenal lemah dalam bertahan.
Selain itu, Arsenal juga mendapatkan suntikan tenaga dari bek sayap Takehiro Tomiyasu yang sudah pulang dari Piala Asia. Pemain asal Jepang itu sudah bisa tampil dalam laga versus West Ham United, akhir pekan ini. Menurut jurnalis spesialis transfer Fabrizio Romano, kontrak baru sudah menanti Tomiyasu sepulang dari Qatar.
Baca juga: Perangai Kejam Arsenal Seusai Kamp Dubai
Antiklimaks Martinez
Di sisi lain, Manchester United kembali mengkhawatirkan masalah lini pertahanan. Mereka harus bersyukur bek andalan Lisandro Martinez terhindar dari cedera robek ligamen lutut, seperti yang dikhawatirkan saat laga versus West Ham United. Namun, sang bek tetap harus menepi setidaknya dua bulan ke depan.
Hal tersebut merupakan pukulan besar untuk Martinez dan MU. Seperti diketahui, bek “tukang jegal” asal Argentina itu baru bisa tampil lagi di pertengahan Januari usai cedera sejak September. Bersamaan dengan kembalinya Martinez ke posisi starter, “Setan Merah” mencatat kemenangan beruntun di tiga laga terakhir.
MU tidak hanya kembali kehilangan agresivitas Martinez untuk berduel di kotak penalti, tetapi juga pemain yang mampu membangun serangan dari bawah. “Dia sangat sedih, sangat kecewa. Kami juga begitu, kami merasakan apa yang dirasakannya. Untuk tim akan sangat buruk karena dia memberikan banyak hal pada kami,” kata Manajer MU Erik ten Hag.
Baca juga: Rashford dan Drama Tak Berujung Manchester United
Bukan tanpa alasan, MU menunggangi tren positif setelah Martinez kembali. Menurut data Whoscored, sang bek sangat berdampak dalam sistem Ten Hag sejak didatangkan di musim 2022-2023. Tanpa Martinez, rerata kemasukan MU naik hampir dua kali lipat, dari 0,87 ke 1,58 gol. Sementara itu, persentase kemenangan tim menurun, 63,3 ke 51,6 persen.
Pertahanan MU yang sering bermasalah musim ini kembali dipertanyakan. Sama halnya dengan kans mereka untuk bisa mengejar posisi empat besar di akhir musim. Meskipun begitu, Martinez menegaskan, musimnya belum selesai. “Saya akan kembali secepatnya dan kita akan berjuang bersama lagi. Selalu United!" tegasnya. (AP/REUTERS)