Etos Marquez Berbuah ”Pace” Impresif
Marc Marquez berkeras melakukan banyak simulasi sprint meski kelelahan demi memahami Desmosedici. Hasilnya, impresif.
SEPANG, KAMIS—Marc Marquez bekerja ekstrakeras dalam tiga hari tes pramusim MotoGP 2024 di Sepang, Malaysia, 6-8 Februari, demi bisa memahami Ducati Desmosedici GP23 dengan cepat. Juara dunia delapan kali di semua kelas itu bahkan menambah sesi simulasi sprint pada hari terakhir tes, padahal itu tidak ada dalam rencana kerja. Etos kerja itu membuat pebalap Gresini Racing itu semakin memahami bagaimana memaksimalkan motor Ducati.
Marquez memang tersamar dalam tiga hari tes itu karena dia tidak mencatatkan waktu satu putaran yang mengesankan. Namun, para pebalap lain tidak terkecoh dengan potensi yang disembunyikan Marquez yang tecermin dari pace simulasi balapan sprint. Pace mantan pebalap Repsol Honda itu sudah sangat solid dalam simulai sprint hari pertama, saat dia bisa konsisten dalam 1 menit 58 detik tengah. Dia hanya terpaut sekitar 0,2 detik dari ritme pace dua pebalap terbaik Ducati musim lalu, Francesco Bagnaia dan Jorge Martin.
Kondisi inilah yang membuat Martin, pemilik ritme pace terbaik dalam tes di Sepang dengan 1 menit 58 detik kecil, meyakini Marquez akan mampu bersaing meraih kemenangan dalam balapan pertama di Qatar pada 8-10 Maret mendatang.
”Dia seperti yang saya perkirakan. Dia akan sangat dekat dengan kemenangan di Qatar,” ujar Martin yang tampil solid di Sepang.
Marquez memang dinilai sengaja menyembunyikan potensi dirinya yang sebenarnya dalam tes di Sepang. Namun, dia tidak bisa menutupi itu dalam catatan waktu putaran dalam simulasi sprint yang mengesankan untuk pebalap yang baru empat kali mengendarai Desmosedici. Selain itu, dia juga menjalani tes di Sepang, sirkuit yang selalu membuat dirinya kesulitan sejak debut di MotoGP pada 2013. Jika dia berada di sirkuit-sirkuit yang selama ini bagus dari dirinya, hasilnya bisa jauh lebih baik.
Baca juga: Marc Marquez Terapkan Taktik ”Sandbagging”
Marc memang belum sepenuhnya menguasai Desmosedici, terutama dalam memaksimalkan daya cengkeram ban belakang untuk mencetak waktu satu putaran yang cepat. Area time attack itu menjadi salah satu fokus pembenahan Marquez karena sangat krusial untuk kualifikasi. Dalam MotoGP modern, sangat krusial start dari baris terdepan karena posisi start lebih ke belakang akan memupus peluang podium. Selain karena potensi motor sudah setara, aturan tekanan ban minimal juga memperumit situasi bagi pebalap.
”Kami bekerja keras dalam tiga hari ini, tetapi setahap demi setahap, itu kuncinya. Saya tidak pernah panik, saya tidak pernah grogi, saya hanya fokus bekerja dalam garasi. Saat kembali ke atas motor pada hari pertama dan kedua, saya sering kali berada di posisi ke-20, 19, 18, tetapi saya supertenang. Saya hanya berusaha memahami motor dan berusaha memahami semua hal,” ujar Marquez kepada MotoGP.
”Dalam tes di Valencia memang lebih mudah, tetapi tes di sini, seperti dugaan saya, lebih sulit untuk memahami karena ini salah satu sirkuit terjelek bagi saya dalam kalender balapan. Karena beberapa alasan, saya menjadi lambat di sirkuit ini,” ucap Marquez di akhir tes hari ketiga.
”Namun, terlepas dari itu, di sepanjang akhir pekan ini kemajuannya bagus. Kemarin, pace sudah tidak terlalu jelek, saya melakukan simulasi sprint, 10 putaran. Hari ini, yang terpenting adalah saya bisa mengambil keuntungan dengan lebih baik dari ban-ban baru, dan dalam time attack saya bisa lebih kencang dengan kedua ban itu. Ini sangat penting, tetapi masih sangat jauh dari para pebalap papan atas karena 0,5 detik sangat besar, tetapi tidak jelek,” jelas Marquez yang berada di posisi keenam dalam time attack.
Dalam time attack pada hari ketiga tes, Marquez mencetak waktu 1 menit 57,270 detik, terpaut 0,588 detik dari Bagnaia yang masuk dalam klub 56 detik. Ada empat pebalap yang berada dalam klub 56, yaitu mencetak waktu terbaik 1 menit 56 detik, yaitu Bagnaia, Martin, Enea Bastianini, dan Alex Marquez. Mereka semua memacu Desmosedici GP.
Baca juga: Marc Marquez Temui Kendala dengan Ducati
”Pagi ini saya bangun pukul 07.00 dan kemudian melakukan time attack. Hari ini, time attack lebih baik, ini sepenuhnya gaya berkendara yang berbeda dibandingkan dengan Honda. Saya menyesuaikan beberapa hal pada motor dan beberapa hal dalam gaya berkendara saya. Tim juga mulai lebih memahami saya. Time attack lebih baik, tetapi masih setengah detik dari para pebalap papan atas. Mereka superkencang,” ungkap Marquez.
”Dalam pace balapan, kami lebih dekat. Dalam simulai sprint, di beberapa tikungan saya lebih cepat dibandingkan saat time attack,” kata Marquez.
Marquez memang belum sepenuhnya bisa memacu Desmosedici dengan insting saat melakukan time attack karena instingnya masih seperti memacu motor Honda. Dia berjuang keras melepaskan insting Honda itu dengan menjalani putaran lebih banyak. Itulah mengapa dia menambah sesi simulasi sprint dalam hari ketiga tes, padahal itu tidak masuk dalam agenda tes.
”Terlepas dari itu, saya melalukan simulasi sprint lainnya, itu berjalan bagus. Namun, Anda perlu lebih memahami waktu putaran yang Anda lakukan, waktu putaran pebalap lain, sebagai contoh, beberapa pebalap melakukan dengan temperatur trek (tertentu) sehingga Anda menjadi lebih lambat. Pebalap lain melakukan pada (pukul) 11.30, 12.00, pebalap lain melakukan pada 17.00. Namun, yang terpenting bagi saya adalah feeling bagus,” ungkap Marquez.
”Siang ini, khususnya dalam simulasi sprint—yang tidak ada dalam rencana—tetapi saya mengatakan kepada mereka, saya ingin melakukan itu untuk berusaha bermain-main dengan motor, berusaha mengganti lintasan balapan, berusaha lebih memahami bukaan gas, dan berusaha menjadi lebih bebas,” kata juara enam kali MotoGP itu.
Baca juga: Marquez Bangkitkan Mimpi Juara
Kami bekerja keras dalam tiga hari ini, tetapi setahap demi setahap, itu kuncinya.
”Untuk menjadi lebih bebas, Anda memerlukan banyak putaran. Ya, super lelah. Meskipun demikian, saya mengatakan ingin melakukan itu meski saya menjadi lebih lambat, tetapi itu cara untuk menjadi lebih baik,” tegas Marquez yang mencerminkan etos kerja dan motivasinya yang sangat tinggi.
”Maksud saya, jika Anda diam saja di garasi, Anda tidak akan pernah menjadi lebih baik. Ya, terus bekerja, terus berkendara, putaran, putaran, putaran. Ya, saya berkeras untuk terus melakukan peningkatan ke depan. Itu tidak akan mudah karena sebagai contoh, dengan Honda hanya dalam dua putaran saya sudah berada di limit, tetapi dengan ini saya perlu lebih lama untuk memahami,” kata Marquez.
Marquez dan para pebalap MotoGP lainnya akan menjalani tes pramusim kedua di Lusail, Qatar, pada 19-20 Februari. Ini akan menjadi persiapan terakhir sebelum musim bergulir. Bagi Marquez ini akan menjadi tes lanjutan di trek yang kurang bagus bagi dirinya karena dalam 11 musim di MotoGP, dia hanya sekali menang di Lusail pada 2014. Marquez memang berharap bisa menjalani tes di sirkuit-sirkuit yang sulit bagi dirinya untuk memahami apakah dia bisa lebih baik dengan motor barunya. Sedangkan di trek-trek di mana dia bisa kompetitif, semua akan jauh lebih mudah.
”Ya, kita lihat saja, akan menjadi poin menarik lain bagi saya dalam tes di Qatar, karena itu sirkuit di mana saya hanya sekali menang atau menurut saya tidak pernah dalam MotoGP, saya tidak tahu, yang pasti ini sirkuit di mana saya cukup kesulitan. Tetapi, ini juga sirkuit yang bagus, karena sebagai contoh di Valencia itu sirkuit yang bagus dan bagus bagi saya. Jadi, bagaimana mempelajari untuk menjadi lebih baik di sirkuit seperti ini, menjadi kesulitan saya,” pungkas Marquez.
Rekan setim Marquez di Gresini Racing, sekaligus adiknya, Alex Marquez, juga memetik hasil tes positif. Dia merasa masih perlu lebih memahami GP23 yang sempat dia nilai lebih jelek dari GP22.
Baca juga: "Martinator" Menebar Teror di Sepang
”Ya cukup senang karena kami menjalani tiga hari yang sangat solid dan itu menjadi yang terpenting, melakukan pekerjaan dengan sangat serius untuk memahami semua hal, memahami motor 2023. Kami bisa tampil dengan bagus, menyiapkan kondisi fisik dengan bagus, dan itu juga sangat penting,” ujar Alex Marquez.
”Pagi ini kami masuk dalam klub 56 dan itu putaran yang bagus. Pagi ini kami kembali melakukan simulasi sprint untuk memahami setelan motor yang berbeda, juga setelan elektronik yang berbeda, untuk lebih memahami semua hal dan kami melakukan itu, mendapat informasi yang bagus dari sini untuk Qatar,” ujarnya.
Namun, hasil tes ini dia nilai belum cukup untuk menyimpulkan bahwa dirinya sudah memahami GP23.
”Tidak. Saya perlu membiasakan diri dengan motor ini. Saya selalu mengatakan, sangat sulit mengambil kesimpulan dari tes karena tingkat daya cengkeram sangat tinggi pagi ini juga pada siang, jadi Anda mengambil kesimpulan dengan lebih hati-hati. Tetapi, apa dan bagaimana kami bekerja di dalam garasi sudah tepat, dan itu yang terpenting,” pungkas Alex Marquez.