Jordania berpeluang menjadi tim ke-10 yang meraih titel Piala Asia.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·4 menit baca
AL RAYYAN, SELASA — Mousa Al-Tamari membuktikan perjalanan kariernya di Eropa memberikan berkah bagi tim nasional Jordania. Al-Tamari menampilkan performa nirmala yang membantu ”Sang Ksatria” menembus final Piala Asia perdana usai melibas favorit juara, Korea Selatan, 2-0, pada duel semifinal, Selasa (6/2/2024), di Stadion Ahmad bin Ali, Al Rayyan.
Pemain bernomor punggung 10 itu adalah satu-satunya pemain Jordania yang berkarier di Eropa saat ini. Lebih tepatnya, Al-Tamari membela tim Liga Perancis, Montpellier. Tak ayal, ia adalah pemain Jordania tersukses berkarier di kiblat sepak bola dunia. Belum ada pemain asal Jordania lainnya yang bisa menembus salah satu dari lima liga top Eropa.
Saya juga berterima kasih atas dukungan pendukung. Kemenangan ini kami persembahkan untuk seluruh fans. Kami berharap dukungan besar mereka di Lusail.
Jauh sebelum mampu menandatangi kontrak dengan Montpellier, Mei 2023 lalu, Al-Tamari telah menggoreskan kariernya di Eropa bersama tim raksasa Liga Siprus, APOEL, pada musim panas 2018. Kala itu, usia Al-Tamari baru 21 tahun.
Satu gelar Liga Siprus dan trofi individu pemain terbaik Liga Siprus edisi 2018-2019 adalah bukti bahwa dirinya memiliki bakat istimewa. Setelah dua tahun di Siprus, Al-Tamari hijrah ke Liga Belgia untuk bergabung dengan OH Leuven pada 2020.
Pengalaman panjangnya di Eropa amat terlihat selama Piala Asia 2023. Al-Tamari langsung menunjukkan taji dengan mencetak dua gol pada laga pembuka Jordania melawan Malaysia. Meski sempat paceklik gol di empat laga Jordania selanjutnya, Al-Tamari tetap memberikan kontribusi besar bagi skema permainan timnya.
Salah satu kontribusi itu ditunjukkan dengan asis pada gol perdana Jordania ke gawang Korsel di semifinal. Setelah melakukan intersep untuk mencuri bola proses awal serangan Korsel di sepertiga tengah lapangan, Al-Tamari memberi operan kepada penyerang, Yazan Al-Naimat, yang membuka keunggulan ”Sang Ksatria” di menit ke-53.
Penampilan gemilang Al-Tamari dilengkapi dengan mengakhiri puasa golnya guna mengunci keunggulan Jordania di menit ke-66. Gelandang sayap kidal itu mengecoh tiga pemain bertahan Korsel dengan kemampuan dribelnya, lalu menyempurnakan aksi itu dengan sepakan terarah ke pojok kanan gawang Korsel.
Kegemilangan Al-Tamari menegaskan dirinya sebagai pemain Jordania paling berpengaruh dalam keikutsertaan di Piala Asia. Ia telah menorehkan kontribusi tujuh gol, yang terdiri dari empat gol dan tiga asis, dari dua edisi pesta sepak bola Asia itu. Jumlah itu telah melampaui rekan setimnya, Hamza Al-Dardour, yang memberikan sumbangan lima gol.
Al-Tamari menuturkan, kemenangan atas Korsel adalah buah dari jerih payah kolektif seluruh pemain Jordania. Meskipun terlibat dalam sepasang gol timnya, Al-Tamari turut memuji performa bertahan Jordania yang membuat Korsel tidak berdaya. Dalam laga itu, Jordania mencatatkan tujuh tembakan tepat sasaran, sedangkan Korsel gagal membuat kiper Jordania, Yazeed Abulaila, melakukan satu pun penyelamatan.
”Saya juga berterima kasih atas dukungan pendukung. Kemenangan ini kami persembahkan untuk seluruh fans. Kami berharap dukungan besar mereka di Lusail,” kata Al-Tamari seusai laga merujuk lokasi partai puncak di Stadion Lusail, Sabtu (10/2/2024).
Pelatih Jordania Hussein Ammouta menyebut timnya telah mempersiapkan strategi untuk memanfaatkan buruknya pertahanan Korsel selama Piala Asia 2023. ”Pasukan Taegeuk” menembus semifinal dengan catatan buruk akibat kemasukan delapan gol dari lima laga, termasuk dua gol oleh Jordania di fase grup.
Apalagi, Korsel kehilangan benteng utama di pertahanan mereka, Kim Min-jae, di laga semifinal. Bek terbaik Liga Italia 2022-2023 itu absen akibat akumulasi kartu kuning.
”Sejak awal kami melakukan pendekatan proaktif dan berusaha menjadi tim yang lebih efektif dalam permainan menyerang. Kami tahu mereka telah kemasukan banyak gol, jadi amat krusial bagi kami untuk meningkatkan kemampuan serangan dan mengambil inisiatif lebih baik dalam proses menyerang,” ujar Ammouta dilansir laman AFC.
Jordania sejatinya bisa saja unggul lebih banyak gol dari Korsel. Tetapi, lima peluang mereka bisa diselamatkan oleh kiper Korsel, Cho Hyun-woo.
Di sisi lain, Jordania mampu tampil lebih baik dalam bertahan dibandingkan duel perdana kedua tim di Grup E. Korsel gagal mencatatkan tembakan tepat sasaran. Satu-satunya peluang berbahaya Korsel ialah sundulan gelandang Lee Jae-sung yang membentur tiang gawang di babak pertama.
”Perbedaan besar dari gim pertama yang berakhir imbang adalah perubahan taktik bertahan kami. Saya tegaskan kepada pemain betapa pentingnya menekan pemain menyerang mereka. Itu dieksekusi secara efektif,” kata Ammouta, yang menorehkan tinta emas sebagai pelatih pertama yang membawa Jordania menembus final Piala Asia.
Jalan Jordania menuju final juga terasa tanpa aral melintang. Mereka mampu menuntaskan laga di fase gugur Piala Asia 2023 dalam waktu normal. Irak, Tajikistan, dan Korsel adalah mangsa dari performa gemilang Jordania. Di final, Jordania menunggu pemenang pertandingan tuan rumah Qatar melawan Iran yang akan berlangsung pada Rabu (7/2/2024) pukul 22.00 WIB.
Pelatih Korsel Juergen Klinsmann mengakui keunggulan Jordania atas anak asuhnya. Keunggulan Jordania dalam duel-duel perebutan bola dan tampil lebih agresif, menurut Klinsmann, adalah kunci kekalahan Korsel.
”Saya sangat kecewa dan marah karena kami seharusnya tampil lebih baik. Instruksi sebelum laga, saya sampaikan kami harus memenangi setiap duel, tetapi kami gagal menunjukkan itu pada 30-35 menit awal. Jordania menunjukkan keinginan kuat mereka dan pantas menembus final,” tutur juru taktik asal Jerman itu.