Lifter Natasya Beteyob Manfaatkan Peluang Menambah Jam Terbang
Keberhasilan Natasya Beteyob meraih satu perak dan dua perunggu di Kejuaraan Angkat Besi Asia jadi pelecut naik level.
Oleh
REBIYYAH SALASAH
·4 menit baca
TASHKENT, SENIN — Lifter Indonesia, Natasya Beteyob, memanfaatkan dengan baik kesempatan untuk menambah jam terbang di Kejuaraan Angkat Besi Asia 2024. Natasya memperbaiki angkatannya sekaligus meraih satu medali perak dan dua medali perunggu. Ini menjadi pelecut Natasya untuk naik level.
Natasya meraih total tiga medali tersebut saat turun di kelas 59 kilogram putri Grup A dalam kejuaraan yang digelar di Tashkent, Uzbekistan, Senin (5/2/2024) petang WIB. Satu medali perak diraih dari jenis angkatan snatch (mengangkat beban tanpa jeda dari lantai hingga di atas kepala) seberat 96 kilogram. Adapun medali perunggu dari angkatan clean and jerk (mengangkat beban dalam dua tahap) seberat 116 kg dan total angkatan 212 kg.
Meskipun masih belum tampil maksimal, hasil ini membuat Natasya lebih percaya diri. Ini awal dari langkah panjang Natasya untuk naik level.
Saat berhasil mengangkat beban 96 kg pada percobaan snatch terakhir, Natasya tak bisa menyembunyikan kebahagiaannya. Lifter asal Papua ini langsung berteriak sambil melompat-lompat. Bagaimana tidak, dia berhasil memperbaiki angkatannya dari kejuaraan kualifikasi sebelumnya di Grand Prix II Doha, Qatar, Desember 2023, meski hanya 1 kilogram.
Kebahagiaan Natasya juga terbilang wajar mengingat keberhasilan mengangkat 96 kg membuatnya sudah memastikan minimal medali perak ada dalam genggaman. Kendati lifter Thailand, Thanaporn Saetia, juga memasang angkatan 96 kg dan menuntaskannya dengan baik, Natasya berhasil mengeksekusinya lebih dahulu.
Natasya sebenarnya berpeluang meraih medali emas jika lifter Korea Utara, Kim Il-gyong, gagal pada tiga kesempatannya. Namun, pada percobaan pertama, Kim sukses mengangkat 97 kg. Begitu juga pada kesempatan kedua dengan 100 kg dan percobaan terakhir dengan 103 kg.
Pada angkatan clean and jerk, perebutan posisi di podium hanya tinggal menyisakan Kim, Natasya, dan Elreen Ann Q Ando (Filipina) setelah angkatan terbaik lifter lain di bawah angkatan pertama dan kedua ketiga atlet tersebut.
Kim langsung memasang 122 pada angkatan pertama sehingga menunggu giliran lifter lain dengan angkatan lebih rendah selesai mengangkat. Natasya menuntaskan angkatan pertama seberat 113 kg dan kedua 116 kg. Elreen menurunkan angkatannya dari 120 kg menjadi 117 kg setelah melihat hasil Natasya.
Natasya lantas menaikkan angkatan menjadi 118 kg selepas Elreen menuntaskan angkatan pertamanya. Ini kesempatan Natasya untuk meraih medali perak untuk angkatan clean and jerk dan total angkatan.
Namun, lifter berusia 23 tahun ini gagal pada angkatan terakhir tersebut. Di sisi lain, Elreen menuntaskan 120 kg pada percobaan kedua dan gagal pada angkatan 124 kg pada kesempatan terakhir. Sementara itu, Kim menuntaskan 122 kg pada percobaan pertama, gagal pada percobaan kedua (126 kg), dan tidak mengambil kesempatan terakhir.
Pelatih Natasya di pemusatan latihan nasional angkat besi, Dirdja Wihardja, mengatakan, Natasya memanfaatkan dengan baik kesempatan untuk menambah jam terbang. Sejak awal, Dirdja menekankan, tujuan utama keikutsertaan Natasya di kejuaraan-kejuaraan kualifikasi ialah untuk memberinya pengalaman bertanding. Kelolosan ke Olimpiade belum menjadi fokus mereka.
Apalagi, kata Dirdja, Natasya baru bergabung pelatnas pada 2021 selepas PON XX Papua. Ajang internasional perdana Natasya ialah SEA Games Vietnam 2021 yang pelaksanaannya mundur setahun. Saat itu, Natasya turun di kelas 55 kg. Baru di Kejuaraan Angkat Besi Dunia 2022 di Bogota, Kolombia, Natasya tampil di kelas 59 kg.
Dalam daftar panjang peringkat kualifikasi Olimpiade per 14 Desember 2023, Natasya menempati peringkat ke-25. Hanya lifter yang masuk 10 besar bisa lolos ke Olimpiade Paris 2024. Natasya membutuhkan minimal tambahan 11 kg menembus batas kelolosan. Lifter posisi ke-10, Elreen Ann Q Ando, mencatatkan total 222 kg.
”Meskipun masih belum tampil maksimal, hasil ini membuat Natasya lebih percaya diri. Ini awal dari langkah panjang Natasya untuk naik level,” tutur Dirdja.
Dengan clean and jerk 116 kg, Natasya juga memperbaiki angkatannya 1 kilogram dari Grand Prix II Doha. Alhasil, total angkatan terbaiknya selama kejuaraan kualifikasi pun meningkat dari 210 kg menjadi 212 kg.
Hasil ini membuat Natasya ”menyalip” rekannya di pelatnas, Sarah, yang memiliki total angkatan terbaik 211 kg. Di Uzbekistan, Sarah juga turun di kelas 59 kg, tetapi gagal pada tiga percobaan angkatan clean and jerk. Adapun pada angkatan snatch, Sarah stabil dengan mampu mengangkat beban 95 kg seperti di Doha.