Dua Perak dan Satu Perunggu Angkat Kepercayaan Diri Ricko Saputra
Prestasi yang diraih lifter Ricko Saputra di Kejuaraan Angkat Besi Asia menjadi modal berharga menatap Olimpiade Paris.
Oleh
REBIYYAH SALASAH
·4 menit baca
TASHKENT, MINGGU — Lifter Indonesia, Ricko Saputra, berhasil meraih dua perak dan satu perunggu dalam Kejuaraan Angkat Besi Asia 2024 di Tashkent, Uzbekistan, Minggu (4/2/2024) malam. Prestasi ini mengangkat kepercayaan diri Ricko pada masa kualifikasi Olimpiade Paris 2024 setelah gagal menyabet medali pada dua ajang sebelumnya.
Turun di kelas 61 kilogram putra, Ricko memborong dua medali perak dari jenis angkatan clean and jerk (mengangkat beban dalam dua tahap) seberat 161 kg dan total angkatan 291 kg. Ricko meraih satu perunggu dari jenis angkatan snatch (mengangkat beban tanpa jeda dari lantai hingga di atas kepala) seberat 130 kg.
Sementara itu, lifter Korea Utara, Pak Myong-jin, menyapu bersih tiga medali emas. Pak Myong-jin unggul dari lifter lainnya dengan angkatan snatch seberat 134 kg, clean and jerk 172 kg, dan total angkatan 306 kg. Myong-jin menajamkan rekor atas namanya sendiri pada angkatan clean and jerk seberat 171 kg yang dicatatkannya pada level yunior.
Kendati kalah saing dari Pak dan tak berhasil berdiri di podium tertinggi, Ricko memberikan ”pertarungan” sengit dan menunjukkan kebangkitan dari dua kegagalan pada ajang sebelumnya. Di Asian Games Hangzhou 2022, Oktober 2023, Ricko pulang dengan tangan hampa saat turun di kelas 67 kg. Saat itu, atlet asal Bekasi, Jawa Barat, ini hanya bisa mengangkat snatch 128 kg dan clean and jerk 160 kg.
Pada kejuaraan untuk kualifikasi Olimpiade Paris 2024, IWF Grand Prix II di Doha, Qatar, Desember 2023, Ricko juga gagal membawa pulang medali. Ricko berada pada peringkat ketujuh untuk snatch dengan angkatan terbaik 129 kg. Sementara untuk angkatan clean and jerk, atlet kelahiran 21 Januari 2000 ini gagal menyelesaikan tiga percobaan yang dimulai dengan 161 kg dan dua kali 168 kg.
Selepas kegagalan di Qatar itu, Ricko mengutarakan permohonan maaf karena belum bisa tampil maksimal. Ricko pun berjanji untuk berlatih lebih keras lagi agar bisa mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional. Tekad Ricko akhirnya terwujud di Uzbekistan.
”Hasil ini jelas menumbuhkan kembali kepercayaan diri Ricko setelah dua ajang sebelumnya tidak berhasil meraih medali. Ini menguji mental Ricko juga. Semoga di kejuaraan terakhir (Kejuaraan Dunia di Phuket, 31 Maret-11 April 2024), Ricko lebih baik lagi,” ujar pelatih pemusatan latihan nasional angkat besi, Dirdja Wihardja.
Awalnya, peluang Ricko meraih medali seolah melayang saat dia gagal pada dua percobaan angkatan snatch. Ricko dan pelatih langsung memasang angkatan tinggi pada percobaan pertama, yakni 129 kg yang tak bisa diselesaikan Ricko. Pada kesempatan kedua, Ricko memasang angkatan 130 kg karena lifter Vietnam, Trinh Van Vinh, memasang 129 kg dan berhasil menuntaskannya.
Namun, lagi-lagi Ricko gagal. Padahal, Ricko pernah melakukan angkatan snatch lebih dari itu, yakni 134 kg pada Kejuaraan Dunia 2023 di Riyadh, Arab Saudi, awal September lalu. Pada kesempatan terakhir, akhirnya Ricko berhasil mengangkat beban 130 kg.
Dengan keberhasilan itu, muncul harapan bagi Ricko untuk meraih medali perak. Namun, Lee Hye-seong, lifter Korea Selatan, berhasil ”menyalip” dengan memasang angkatan 131 kg pada percobaan terakhir dan mengeksekusinya dengan baik.
”Pertarungan” kian sengit pada angkatan clean and jerk. Ricko sudah memastikan meraih medali perak setelah berhasil mengangkat beban 161 kg pada percobaan pertama. Secara total angkatan pun, torehan Ricko sulit dikejar oleh Trinh Van Vinh kendati memasang angkatan 161 kg pada percobaan terakhir.
Hasil ini jelas menumbuhkan kembali kepercayaan diri Ricko Saputra setelah dua ajang sebelumnya tidak berhasil meraih medali. Ini menguji mental Ricko juga. Semoga di kejuaraan terakhir Ricko lebih baik lagi.
Persaingan pun hanya menyisakan Ricko dan Pak. Keduanya saling ”jual-beli” angkatan dengan Ricko akhirnya memasang angkatan 167 kg pada percobaan kedua. Pak ikut memasang angkatan dengan berat yang sama. Ketika Ricko gagal, Pak menaikkannya menjadi 168 kg dan berhasil melakukannya.
Pada percobaan terakhir, secara mengejutkan Ricko memasang 171 kg. Pak ”membeli” tawaran Ricko dan memasang angkatan lebih tinggi, 172 kg. Sementara Ricko gagal, Pak berhasil sekaligus menegaskan keunggulannya atas rivalnya tersebut.
”Karena medali perak sudah pasti kami dapatkan, makanya kami mencoba memasang 171 kg agar bisa mencatatkan total 301 kg. Ini tujuannya agar Ricko bisa meraih tiket Olimpiade sehingga kami fokus ke situ,” tutur Dirdja.
Ricko membutuhkan total angkatan 301 kg agar bisa melampaui seniornya, Eko Yuli Irawan. Pada daftar panjang peringkat kualifikasi Olimpiade Paris 2024 untuk kelas 61 kg, Eko Yuli menempati peringkat kelima dengan 300 kg dan Ricko Saputra peringkat kedelapan dengan 298 kg.
Agar bisa lolos ke Paris, lifter harus berada pada ranking 10 besar dunia di tiap kelas dalam rangkaian kualifikasi. Namun, tiap kelas hanya dapat diisi satu atlet dengan peringkat terbaik dari tiap negara sehingga Ricko harus bersaing dengan Eko.