Darah Belum Bisa Mengantarkan Ricko Saputra Membuat Kejutan
Dengan telapak tangan berdarah, Ricko Saputra berjuang dalam kelas 61 kg Asian Games 2022. Namun, Ricko tak kuasa menahan perih dari luka itu dan tekanan besar penonton sehingga dirinya belum mampu membuat kejutan.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·4 menit baca
XIAOSHAN, KOMPAS - Dengan telapak tangan bercucuran darah karena kulit terkelupas, lifter Indonesia Ricko Saputra berjuang dalam cabang angkat besi kelas 61 kilogram Asian Games Hangzhou, China 2022. Namun, akumulasi rasa perih dari luka dan ditambah tekanan besar dari penonton dalam ajang multicabang Asia perdananya itu membuat Ricko belum mampu membuat kejutan untuk ”Merah-Putih”.
Tangan Ricko masih gemetaran saat awak media memberikan selamat atas perjuangannya sebelum diwawancarai. Setelah salam dilepas, ada bercak darah yang menempel di telapak tangan awak media. Ternyata, darah itu berasal dari luka menganga di telapak tangan kanan Ricko.
”Luka ini karena kulit saya terkelupas saat pemanasan mengangkat barbel sebelum pertandingan tadi. Walau sudah ditaburi bubuk magnesium, darahnya masih terus mengalir. Rasanya perih sekali dan semakin perih pas terkena bubuk magnesium. Tapi, saya coba melupakan sejenak rasa perih itu untuk pertandingan. Baru setelah selesai pertandingan, rasa perihnya terasa lagi dan semakin menjadi-jadi,” ujar Ricko usai lomba di Xiaoshan Sports Centre Gymnasium, Provinsi Zhejing, Minggu (1/10/2023).
Itulah gambaran perjuangan atlet Indonesia demi mengharumkan nama bangsa dan negara dalam Asian Games 2022. Tak jarang, mereka bukan hanya berkorban keringat dan air mata, melainkan pula darah. Akan tetapi, kadang kala, perjuangan itu belum membuahkan hasil yang diinginkan.
Dalam perlombaan itu, Ricko berhadapan dengan sejumlah lifter yang lebih diunggulkan, seperti wakil tuan rumah Li Fabin yang merupakan peraih emas kelas 61 kg Olimpiade Tokyo 2020 dua tahun lalu sekaligus pemegang rekor dunia snatch, clean and jerk, maupun total angkatan kelas tersebut. Selain itu, ada lifter-lifter Korea Utara yang sulit terdeteksi tetapi sering kali mengejutkan.
Terang saja, Ricko belum bisa berbuat banyak. Atlet asal Bekasi, Jawa Barat itu harus puas dengan angkatan snatch terbaik 128 kg di percobaan ketiga, serta angkatan clean and jerk terbaik 160 kg di percobaan pertama. Dengan begitu, dia mencatat total angkatan 288 kg yang menempatkannya di urutan ketujuh dari total delapan peserta yang mengikuti lomba grup A tersebut.
Menurut Ricko, hasil itu jauh dari rekor terbaik pribadinya. Atlet kelahiran 21 Januari 2000 itu pernah melakukan angkatan snatch terbaik 134 kg dalam Kejuaraan Dunia 2023 di Riyadh, Arab Saudi, awal September lalu. Selain itu, dia pernah membukukan angkatan clean and jerk terbaik 165 kg, serta total angkatan terbaik 298 kg dalam Kejuaraan Asia 2023 di Jinju, Korea Selatan, Mei lalu.
”Tadi, selain tidak optimal karena terganggu perih dari luka di telapak tangan, saya juga kaget dengan atmosfer pertandingan yang sangat meriah. Saya tidak pernah bertanding dengan disaksikan penonton sebanyak ini. Itu sedikit membuat saya demam panggung,” kata Ricko.
Masih jauh tertinggal
Capaian Ricko masih sangat jauh dengan Li Fabin yang meraih emas dengan total angkatan 310 kg. Bahkan, lifter China berusia 30 tahun itu turut mencatat rekor baru Asian Games untuk angkatan snatch dengan 143 kg yang dilakukan di percobaan ketiga dan rekor baru Asian Games untuk total angkatan.
Adapun lifter belia Korea Utara Pak Myong-jin merebut perak dengan total angkatan 307 kg. Atlet berusia 20 tahun itu pun memecahkan rekor dunia yunior angkatan clean and jerk dengan 171 kg yang dibukukan di percobaan kedua, serta memecahkan rekor dunia yunior total angkatan. Wakil Korea Utara lainnya, Kim Chung-guk mendapatkan perunggu dengan total angkatan 298 kg.
”Saya memetik banyak pelajaran dari Asian Games perdana saya ini dan ajang multicabang kedua saya setelah Islamic Solidarity Games (di Konya, Turki, tahun lalu). Kalau mendapatkan kesempatan ikut ajang multicabang lainnya dan lebih besar, saya lebih siap untuk menghadapi tekanan dari penonton maupun pesaing,” ungkap Ricko.
Selepas Asian Games 2022, pelatih angkat besi Indonesia Dirdja Wihardja mengatakan, Ricko disiapkan untuk bersaing dengan Eko Yuli Irawan dalam memperebutkan satu tiket kelas 61 kg Olimpiade Paris 2024. Sejauh ini, Ricko berada di bawah Eko yang sudah menembus total angkatan 300 kg.
Nantinya, setiap negara hanya bisa mengirimkan satu wakilnya untuk setiap kelas perlombaan. ”Ricko yang disiapkan menjadi pelapis sekaligus penerus Eko diharapkan bisa memberikan perlawanan hingga akhir periode kualifikasi Olimpiade dalam kejuaraan di Phuket, Thailand, April tahun depan,” terang Dirdja.
Di Asian Games 2022, Ricko dan Eko untuk sementara dipisahkan. Eko naik tingkat ke kelas 67 kg. ”Pemisahan kelas antara keduanya hanya di sini saja. Nanti, sesudah ini, Ricko dan Eko akan bersaing lagi dalam kelas yang sama,” pungkas Dirdja.