Rizki dan Windy Kembali Beraksi Rebut Tiket Olimpiade
Kejuaraan Angkat Besi Asia momentum Rizki Juniansyah dan Windy Cantika Aisah kembali beraksi setelah sempat absen.
Oleh
REBIYYAH SALASAH
·4 menit baca
TASHKENT, SABTU — Lifter Indonesia, Rizki Juniansyah dan Windy Cantika Aisah, kembali beraksi dalam ajang kualifikasi Olimpiade Paris 2024. Mereka memanfaatkan kesempatan di Asian Senior Weightlifting Championship atau Kejuaraan Angkat Besi Asia, Tashkent, Uzbekistan, sebagai bagian dari dua peluang terakhir menembus Olimpiade.
Rizki Juniansyah, Windy Cantika Aisah, dan 10 atlet angkat besi Indonesia akan tampil di Kejuaraan Angkat Besi Asia yang digelar pada 3-10 Februari 2024. Windy, turun di kelas 49 kilogram bersama Juliana Klarisa, tampil pertama pada Sabtu (3/2/2024). Setelah itu, Siti Nafisatul Hariroh akan tampil di kelas 45 kilogram.
Kejuaraan Angkat Besi Asia merupakan satu dari tiga ajang pilihan yang dapat diikuti lifter untuk kualifikasi Olimpiade Paris 2024. Agar memenuhi syarat ke Paris, atlet angkat besi harus mengikuti lima kejuaraan yang dua di antaranya bersifat wajib. Kejuaraan wajib terdiri dari Kejuaraan Dunia di Riyadh, Arab Saudi, September 2023, dan Kejuaraan Dunia di Phuket, Thailand, April 2024.
Saat para lifter Indonesia lainnya tampil di IWF Grand Prix II, Doha, Qatar, yang juga merupakan turnamen pilihan, Rizki dan Windy absen. Rizki tidak ikut serta lantaran sedang berada dalam masa pemulihan cedera. Atas alasan yang sama, Rizki juga tidak dipilih untuk memperkuat tim angkat besi Indonesia di Asian Games Hangzhou 2022 yang pelaksanaannya mundur setahun, Oktober 2023.
Adapun di Kejuaraan Dunia di Riyadh, Rizki hanya memperkenalkan diri dan memilih tidak mengangkat beban. Kendati akhirnya tidak tampil, kehadiran Rizki tetap tercatat dalam kejuaraan yang bersifat wajib tersebut. Dengan demikian, kesempatan Rizki untuk merebut tiket ke Olimpiade tetap terjaga.
Pada Kejuaraan Angkat Besi Remaja dan Yunior 2021, lifter 20 tahun ini memborong tiga medali emas dan memecahkan tiga rekor dunia saat turun di kelas 73 kg remaja.
Pelatih tim angkat besi Indonesia, Dirdja Wihardja, mengatakan, Rizki saat ini berada dalam kondisi fit. Jika semua berjalan lancar, kata Dirdja, Rizki akan tampil bersama Rahmat Erwin Abdullah di kelas 73 kilogram, Selasa (6/2/2024). Dirdja pun berharap Rizki mengulang pencapaian gemilang di Tashkent.
Rizki memiliki kenangan manis saat tampil di Tashkent. Pada Kejuaraan Angkat Besi Remaja dan Yunior 2021, lifter 20 tahun ini memborong tiga medali emas dan memecahkan tiga rekor dunia saat turun di kelas 73 kg remaja. Setahun kemudian, pada ajang yang sama, Rizki kembali memecahkan tiga rekor untuk level yunior.
”Sekarang, fokus kami adalah mengejar angkatan untuk bisa lolos kualifikasi Olimpiade. Jika angkatan sudah terkejar, medali pasti mengikuti,” ujar Dirdja.
Agar bisa lolos ke Paris, lifter harus berada pada ranking 10 besar dunia di tiap kelas dalam rangkaian kualifikasi. Berdasarkan ranking hingga 14 Desember 2023, hanya Eko Yuli Irawan dan Rahmat Erwin Abdullah yang sudah berada pada 10 besar.
Pada daftar panjang peringkat untuk kelas 61 kg, Eko Yuli sebenarnya ditemani oleh Ricko Saputra. Eko menempati peringkat kelima dengan total angkatan 300 kg dan Ricko Saputra peringkat kedelapan dengan 298 kg.
Rahmat bahkan memuncaki peringkat untuk kelas 73 kg dengan 352 kg, sedangkan Rikzi Juniansyah ranking ketiga dengan 347 kg.
Namun, tiap kelas hanya dapat diisi satu atlet dengan peringkat terbaik dari tiap negara. Adapun tiap negara hanya berhak mengirimkan tiga atlet putra dan tiga atlet putrinya. Dengan demikian, untuk saat ini, hanya Eko dan Rahmat yang berada di posisi aman untuk ke Olimpiade.
Pada nomor putri, Windy dan Nurul Akmal (+87 kilogram) masih menjadi lifter dengan peringkat tertinggi. Namun, kedua lifter yang tampil pada Olimpiade Tokyo 2020 ini masih berada di luar posisi 10 besar daftar peringkat kualifikasi. Windy menempati peringkat ke-16 dengan total angkatan 176 kg, sedangkan Nurul Akmal berada pada posisi ke-11 dengan 260 kg.
Nurul membutuhkan sedikitnya tambahan empat kilogram angkatan agar bisa menembus 10 besar. Adapun Windy butuh tambahan lebih banyak, minimal 15 kg agar bisa menjaga kans lolos Olimpiade.
Sejak membawa pulang medali perunggu di kelas 49 kg putri dengan total angkatan 194 kg, Windy sempat mengalami cedera. Pelatih yang menangani Windy, Jajang Supriatna, menuturkan, sejak cederanya pulih, Windy belum menemukan kembali performa terbaiknya.
Di Asian Games Hangzhou 2022, misalnya, Windy hanya berhasil melakukan angkatan snatch seberat 85 kg saat turun di kelas 55 kg. Lifter berusia 21 tahun ini gagal pada tiga kali percobaan clean and jerk.
Windy akhirnya tidak ikut serta di IWF Grand Prix II agar mempersiapkan diri secara maksimal untuk Kejuaraan Asia. Saat lifter lain tengah bertanding, Windy berlatih di pemusatan latihan angkat besi, Mess Kwini, Jakarta, ditemani mantan lifter angkat besi sekaligus Ketua Bidang Pembinaan dan Prestasi Pengurus Besar Perkumpulan Angkat Besi Seluruh Indonesia (Kabid Binpres PB PABSI) Hadi Wihardja.
Lifter putri lainnya yang akan tampil di Tashkent ialah Natasya Beteyob dan Sarah (59 kg) dan Indah Afriza dan Tsabitha Alfiah (71 kg). Adapun untuk lifter putra, Ricko dan Eko akan turun di kelas berbeda. Ricko tampil di kelas 61 kg, sedangkan Eko 67 kg.