Menghadapi Iran, sudah waktunya ”raksasa” yang ada di dalam diri Jepang dibebaskan demi tiket ke semifinal Piala Asia.
Oleh
REBIYYAH SALASAH
·4 menit baca
AL RAYYAN, JUMAT — Di dalam diri Jepang, ada ”raksasa” yang bersemayam sekaligus terkerangkeng. Raksasa ini mulai terlihat dan membantu Jepang mencapai babak delapan besar tanpa kesulitan berarti. Namun, menghadapi Iran, tim yang selalu menang di Piala Asia 2023, Jepang butuh lebih dari itu.
Kemenangan meyakinkan, 3-1, atas Bahrain pada babak 16 besar Piala Asia 2023 telah menjadi bukti bahwa Jepang adalah kumpulan bakat-bakat terbaik. Di atas kertas, Jepang memang unggul dengan 10 kali menang dalam 13 pertemuan. Namun, Jepang bermain di bawah bayang-bayang kekalahan dari Irak, yang permainan dan keunggulannya mirip dengan Bahrain.
Raksasa dalam diri Jepang, tim tersukses di Piala Asia dengan empat trofi, seolah bangkit dan membantu kemenangan tersebut. Namun, bangkit saja tentu tidak cukup untuk menghadapi Iran pada laga perempat final di Stadion Education City, Al Rayyan, Sabtu (3/2/2024) malam.
Kendati tiket ke perempat final harus didapat dengan susah payah lewat perpanjangan waktu dan adu penalti, Iran masih menjadi tim dengan rekor sempurna. Iran, bersama tuan rumah sekaligus juara bertahan, Qatar, sama-sama selalu meraih kemenangan sejak fase grup Piala Asia 2023.
”Tentu saja tidak setiap pertandingan sempurna, saya akui itu, tetapi saya pikir kami bisa meningkatkannya di pertandingan berikutnya,” ucap Pelatih Jepang Hajime Moriyasu.
Menurut Moriyasu, skuad asuhannya bertahan dengan baik dan menguasai bola dengan efisien selama bermain melawan Bahrain. Permainan itu merupakan apa yang mereka inginkan. Namun, performa Jepang belum mencapai 100 persen. Moriyasu berharap skuad asuhannya menunjukkan perbaikan saat melawan Iran.
Menghadapi Bahrain, Jepang sebenarnya unggul dalam semua aspek. Tim berjulukan ”Samurai Biru” ini juga menampilkan permainan gemilang yang diwarnai dengan atraksi kecepatan, keterampilan, dan kecerdikan menembus pertahanan lawan.
Takefusa Kubo dan kawan-kawan bahkan berhasil menguasai bola di sepertiga akhir lapangan sebanyak 35 kali berbanding 18 kali. Mereka memasukkan bola ke area penalti lawan sebanyak 24 kali, berbanding hanya tiga kali yang dilakukan Bahrain.
Tentu saja tidak setiap pertandingan sempurna, saya akui itu, tetapi saya pikir kami bisa meningkatkannya di pertandingan berikutnya.
Namun, seperti yang Moriyasu katakan, penampilan Jepang tidaklah sempurna. Jepang, misalnya, memberikan harapan pada Bahrain untuk bangkit lewat gol bunuh diri Uyase Ueda. Kegagalan komunikasi antara Ueda dan kiper Zion Suzuki membuat mereka berebut bola sundulan Sayed Baqer sehingga berujung gol ke gawang sendiri.
Jepang juga memiliki banyak peluang untuk menambah keunggulan atas Bahrain. Namun, runner-up Piala Asia 2019 ini seolah merasa puas dengan hanya mengetuk pintu pertahanan Bahrain, alih-alih mendobraknya. Raksasa dalam diri mereka seperti masih tertahan.
Jepang bertekad untuk memenangi turnamen sekaligus menambah koleksi trofi Piala Asia mereka menjadi lima. Untuk itu, striker mereka, Ritsu Doan, menekankan, Jepang akan melakukan apa pun untuk menggapai mimpi tersebut, termasuk berusaha keras memenangi laga melawan Iran.
Maka, pertandingan melawan Iran menjadi waktu yang tepat bagi Jepang untuk ”membebaskan” raksasa di diri mereka. Apalagi, Iran bukan lawan sembarangan. Iran juga sedang mengejar trofi keempatnya untuk menyamai Jepang sekaligus mahkota Piala Asia pertamanya sejak 1976.
Selain memiliki rekor sempurna di Piala Asia 2023 sejauh ini, rekor pertemuan Iran dengan Jepang seimbang. Jepang dan Iran telah bertemu 18 kali sejak 1951. Enam laga berakhir imbang, sedangkan 12 laga lain berakhir dengan masing-masing enam kemenangan untuk Jepang dan Iran. Adapun dalam pertemuan terakhir di Piala Asia 2019, Jepang menang dengan skor 3-0.
Tak hanya itu, Iran juga termotivasi kemenangan atas Suriah yang diraih dengan susah payah. ”Team Melli” bermain dengan 10 pemain pada 30 menit perpanjangan waktu. Striker mereka, Mehdi Taremi. dikeluarkan dari lapangan karena mendapatkan kartu kuning kedua.
Selepas pertandingan berakhir 1-1 setelah 120 menit, Iran menang 5-3 dalam adu penalti. Kiper Alireza Beiranvand menjadi pahlawan dalam adu penalti dengan menyelamatkan eksekutor kedua Suriah, Fahd Youssef. Lalu, kapten Ehsan Hajsafi mencetak gol kemenangan Iran.
Gelandang Saeid Ezatolahi mengatakan, kemenangan yang diraih setelah melalui perpanjangan waktu dan adu penalti itu merupakan hal positif. ”Ini membuat kami lebih solid untuk menghadapi Jepang,” ucap Ezatolahi.
Soliditas tim juga menjadi sorotan Pelatih Iran Amir Ghalenoei meskipun ia kurang puas dengan penampilan timnya, terutama di lini depan. Anak-anak asuhannya tampil kurang klinis sehingga hanya bisa mencetak satu gol. Padahal, mereka melepaskan 20 tembakan dengan 12 di antaranya mengarah tepat sasaran. Seharusnya, kata Amir, Iran bisa mencetak tiga sampai lima gol, alih-alih hanya satu.
”Kami memiliki begitu banyak peluang. Saya tidak begitu senang dengan performa ini, tetapi saya sangat senang dengan kedisiplinan yang kami tunjukkan setelah kami bermain dengan 10 orang,” ucap Amir.
Duel Jepang versus Iran akan menjadi pertandingan terbesar di perempat final Piala Asia 2023. Keduanya sama-sama merupakan kandidat juara dan memiliki ranking FIFA tertinggi. Jepang menempati peringkat ke-17, sedangkan Iran menduduki posisi ke-21.