Di Balik Oase Manchester City
Di balik oase Manchester City di Stadion Tottenham Hotspur tersirat kerinduan kedua tim pada penyerang andalannya.
LONDON, SABTU — Manchester City mendominasi mutlak permainan dan menyerang dengan berbagai cara sepanjang laga. Namun, gol kemenangan mereka di penghujung laga justru seperti jatuh dari langit, berbau keberuntungan. City tampak mulai merindukan sosok sang mesin gol, yaitu Erling Haaland.
Skuad City akhirnya bisa tersenyum lepas di Stadion Tottenham Hotspur. Setelah menanti 538 menit dan melakukan 102 tembakan sejak stadion diresmikan, mereka sukses mencetak gol pertama ke gawang Spurs. Gol tersebut sekaligus mengantar City menang 1-0 di babak keempat Piala FA, Sabtu (27/1/2024) dini hari WIB.
Baca juga: Ancaman ”Gerhana” Phil Foden di Manchester City
Gol kemenangan tim tamu datang dari bek Nathan Ake di menit ke-88. Dia memanfaatkan kemelut tepat di depan gawang yang berasal dari situasi tendangan sudut. Bola seolah menghampiri kakinya usai memantul liar di hadapan kiper Spurs, Guglielmo Vicario. Ake juga tidak menyangka City akan unggul jelang peluit panjang.
Kami memercayai cara bermain tim ini. Kami menciptakan banyak peluang dan percaya untuk terus menekan sampai akhir walaupun belum bisa mencetak gol. Saya pikir gol itu tidak akan datang, sampai akhirnya tercipta juga.
”Kami memercayai cara bermain tim ini. Kami menciptakan banyak peluang dan percaya untuk terus menekan sampai akhir walaupun belum bisa mencetak gol. Saya pikir gol itu tidak akan datang, sampai akhirnya tercipta juga,” ujar Ake, yang tidak mendapat banyak ujian di lini pertahanan tersebut.
City cukup beruntung bisa menang setelah membuang banyak peluang di sepanjang laga. Sebelum gol, mereka sudah menghasilkan 17 tembakan yang berasal dari segala sisi. Serangan tim tamu yang dimotori gelandang serang Phil Foden selalu tampak berbahaya, tetapi selalu kekurangan insting membunuh di kotak penalti.
Manajer City Josep Guardiola sampai harus memasukkan gelandang kreatif Kevin De Bruyne dan penyerang sayap Jeremy Doku untuk menambah daya gedor. Namun, tidak banyak perubahan dari sisi efisiensi. De Bruyne bahkan melewatkan peluang emas yang datang tiba-tiba dari blunder pertahanan lawan.
Baca juga: Ode untuk Kevin De Bruyne
Terlihat jelas, City mulai merindukan sosok Haaland yang merupakan pencetak gol terbanyak untuk tim sejak musim lalu. Haaland absen sejak awal Desember karena cedera. Dia kemungkinan baru bisa tampil pada pekan depan. Dengan presensinya, hujan peluang ”The Citizens” semestinya bisa dikonversi jadi kemenangan besar.
Menurut Guardiola, atmosfer Stadion Tottenham Hotspur turut memengaruhi inefisiensi timnya. Bukan tanpa alasan, City selalu kalah dan tidak bisa mencetak gol di stadion tersebut dalam lima laga sebelumnya. ”Selalu sulit datang ke sini dan kami berhasil kali ini. Kami pantas menang jika dilihat dari statistik dan cara bermain,” ujarnya.
Merindukan Son
Di sisi lain, Spurs terlihat sangat merindukan sosok penyerang Son Heung-min yang sedang berjuang di Piala Asia. Strategi Manajer Ange Postecoglou untuk mengincar transisi gagal total tanpa kehadiran Son. Permainan Spurs jauh menurun dibandingkan saat bisa menahan City 3-3 di Stadion Etihad pada awal Desember.
Spurs hanya menghasilkan satu tembakan selama 90 menit waktu normal. Tim tuan rumah tidak mampu keluar dari tekanan intens dari City di separuh pertahanan sendiri. Penyerang baru Spurs, Timo Werner, tidak mampu menggantikan peran Son. Spurs mendapatkan beberapa kali peluang transisi, tetapi selalu terputus.
Baca juga: Liverpool dan Tottenham Paling Dirugikan
Werner selalu memperlambat permainan saat menerima bola. Berbeda dengan Son yang selalu agresif untuk menuju gawang. Adapun sang kapten tim memang dikenal sebagai pemain yang sangat jitu dalam situasi transisi. Dia memiliki sprint cepat dan pergerakan tanpa bola sangat baik untuk memecah jebakan offside lawan.
Tanpa Son, para pemain bertahan City sangat nyaman tampil dengan garis pertahanan supertinggi. Ake dan rekan-rekan sering kali menekan hingga lewat garis tengah lapangan saat Spurs mengusai bola. Umpan dan dribel progresif Spurs lebih sering berujung sia-sia karena agresivitas dan keberanian tim lawan.
Postecoglou mengakui keunggulan City dari sisi kualitas dan strategi. ”Laga yang sulit melawan sebuah tim besar. Kami sudah berjuang keras, tetapi harus kemasukan di akhir laga. Kami bertahan sangat baik secara keseluruhan. Hanya saja, ujian (dari City) terlalu berat untuk kami,” ujarnya. (AP/Reuters)