Ujian Awal Apriyani/Fadia di Indonesia Masters 2024
Indonesia Masters 2024 akan mengawali penampilan Apriyani/Fadia di tahun ini pascacedera. Mereka menargetkan juara.
Oleh
REBIYYAH SALASAH, YULIA SAPTHIANI
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Bukanlah perkara mudah kembali berkompetisi setelah sempat absen beberapa waktu. Itulah yang dirasakan Apriyani Rahayu dan Siti Fadia Silva Ramadhanti menjelang Indonesia Masters 2024 di Istora Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta. Pasangan ganda putri Indonesia ini menganggap ajang yang akan digelar 23-28 Januari 2024 tersebut sebagai ujian.
Bagi Apriyani/Fadia, Indonesia Masters menjadi turnamen perdana yang mereka ikuti pada 2024. Indonesia Masters sebenarnya merupakan turnamen BWF ketiga dari empat kejuaraan beruntun dalam empat pekan pada awal tahun ini. Namun, dalam dua turnamen pertama, yakni Malaysia Terbuka Super 1000 (14 Januari) dan India Terbuka 750 (16-21 Januari), Apriyani/Fadia absen untuk pemulihan cedera.
Apriyani mengalami cedera pada kaki bagian kanannya, yang bermula dari betis, kemudian naik ke lutut. Saat turnamen terakhir Apriyani/Fadia di 2023, yakni Final BWF World Tour pada Desember lalu, Apriyani tampil dengan kaki kanan yang dibebat akibat cedera tersebut. Cedera ini juga sempat membuat Apriyani/Fadia beberapa kali mengundurkan diri saat bertanding tahun lalu.
”Persiapan kami sudah cukup baik dan saya rasa di Indonesia Masters, saya mulai diuji lagi pascacedera. Kami istirahat di India dan Malaysia, di Indonesia Masters ini saya siap untuk memulainya lagi,” ucap Apriyani dalam konferensi pers di Istora, Senin (22/1/2024).
Kendati rencana Apriyani/Fadia mengawali penampilan 2024 di Indonesia Masters ini telah mengemuka sejak awal Januari, keikutsertaan mereka baru diputuskan Jumat (19/1/2024). Keputusan tampil di ajang berlevel BWF World Tour Super 500 itu diambil setelah Apriyani berdiskusi bersama Fadia dan pelatih ganda putri Eng Hian.
Tanpa merinci detailnya, Apriyani juga mengatakan, ada hal-hal yang membuatnya yakin untuk bermain. Selain itu, peraih medali emas Olimpiade Tokyo 2020 bersama Greysia Polii ini pun menegaskan kaki kanannya 100 persen sudah tidak terasa sakit.
Apa pun cabang olahraga yang ditekuni, kehidupan atlet memang tak lepas dari cedera. Pemulihan cedera kerap kali tidak sekadar persoalan fisik. Atlet juga dihadapkan pada persoalan mental, seperti trauma akan gerakan tertentu yang mengakibatkan cedera atau khawatir cedera kambuh kembali.
Apriyani mengalami cedera hampir sepanjang tahun. Awalnya, cedera kaki menimpa Fadia yang membuat mereka menghentikan langkah di Malaysia Terbuka Super 1000. Memasuki bulan ketiga dan seterusnya, giliran Apriyani yang didera cedera bahu kanan, lalu kaki. Total, Apriyani/Fadia empat kali mundur di tengah pertandingan.
Selain semifinal Malaysia Terbuka, mereka terpaksa meninggalkan lapangan tanpa menyelesaikan pertandingan di semifinal Swiss Terbuka, babak kedua Asian Games Hangzhou 2022 (yang digelar 2023), dan babak kedua China Masters. Akibat cedera kaki Apriyani pula, mereka batal tampil di Denmark Terbuka dan Kumamoto Masters.
Meski begitu, pasangan yang dibentuk pada 2022 ini yakin sepenuhnya telah siap menyambut turnamen yang memperebutkan total hadiah 420.000 dollar AS (sekitar Rp 6,3 miliar) ini. Terlebih, kata Fadia, mereka terus latihan setiap hari.
Absennya mereka di India dan Malaysia juga benar-benar memberikan waktu untuk Apriyani memulihkan diri. Sebelumnya, Apriyani sulit pulih dengan optimal karena dihadapkan pada jadwal turnamen yang lebih padat pada 2023. Apalagi, mereka berada pada masa kualifikasi Olimpiade Paris 2024 sehingga berlomba-lomba mendapatkan nilai ranking sebesar mungkin dari setiap turnamen.
Selain Apriyani/Fadia, pebulu tangkis tunggal putra Chico Aura Dwi Wardoyo juga siap comeback di Indonesia Masters 2024. Di India dan Malaysia, Chico absen lantaran mengalami cedera pinggang. Kini, pebulu tangkis berusia 25 tahun ini sudah fit dan bertekad mengulangi torehannya tahun lalu ketika melaju ke final.
Pada final Indonesia Masters 2023, Chico harus mengakui keunggulan sesama pebulu tangkis Indonesia, Jonatan Christie. Bersama ganda putra Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin, Jonatan Christie akhirnya menyegel gelar juara.
Sementara Chico dan Apriyadi/Fadia telah pulih dan siap melakoni Indonesia Masters, ganda putra senior Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan tidak ikut bersaing di hadapan publik sendiri. Hendra mengatakan, alasannya karena cedera Ahsan belum pulih.
Cedera itu dialami Ahsan saat bermain dalam turnamen Malaysia Terbuka Super 1000 di Kuala Lumpur, 9-14 Januari 2024. Mereka tak dapat menyelesaikan babak kedua saat melawan He Ji ting/Ren Xiang Yu (China) hingga mengundurkan diri pada skor 17-21, 7-15. Setelah itu, ganda putra berjuluk ”The Daddies” itu juga absen di India Terbuka.
Indonesia Masters 2024 akan diikuti 278 pebulu tangkis dari 29 negara. Indonesia total mengirim 34 atlet untuk bertanding di kejuaraan yang termasuk ke dalam ajang kualifikasi menuju Olimpiade Paris 2024 ini.
”Kami berharap minimal mempertahankan prestasi yang diraih tahun lalu atau bahkan meraih prestasi yang lebih baik lagi,” kata manajer tim ad hoc Olimpiade Paris 2024 yang juga Ketua Panitia Indonesia Masters 2024, Armand Darmadji.