Indonesia Tidak Diunggulkan sejak dari Penjualan Cendera Mata
Tidak mudah menemukan cendera mata Indonesia di Piala Asia 2023. Hanya mungkin didapatkan di hari pertandingan.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR dari Doha, Qatar
·3 menit baca
Penjualan merchandise atau cendera mata bisa menjadi tolak ukur peluang sebuah tim dalam sebuah turnamen. Hal serupa juga berlaku di turnamen sepak bola regional, Piala Asia 2023.
Sebagai tim yang mengakhiri penantian tampil di Piala Asia sejak 2007, Indonesia dianggap sebagai salah satu tim penggembira atau semenjana. Keberadaan cendera mata turnamen yang dibalut tulisan atau bendera ”Indonesia” pun sangat terbatas di Qatar.
Bahkan, di toko mini cendera mata yang berada di Stadion Abdullah bin Khalifa, Doha, yang merupakan lokasi laga Indonesia kontra Vietnam, Jumat (19/1/2024) malam, stok pernak-pernik Indonesia sangatlah sedikit. Keterbatasan yang paling mencolok adalah tidak adanya gantungan kunci trofi Piala Asia yang dilengkapi bendera ”Merah Putih”.
Cendera mata berupa gantungan kunci yang tersedia di sana hanya trofi dan bendera Qatar, tim tuan rumah. Kaus berwarna merah yang bertuliskan ”Indonesia” pun tidak dipajang di toko itu. Hanya kaus merah bertuliskan ”Vietnam” yang tergantung di depan toko.
Satu-satunya penanda penyelenggara memproduksi cendera mata Indonesia adalah dengan ketersediaan syal merah bertuliskan ”Indonesia” dalam huruf latin dan bahasa Arab. Terdapat dua syal yang dililitkan di pagar pembatas sekitar toko mini itu.
”Maaf, kami hanya memiliki stok sedikit untuk kaus tim Anda. Kami cuma menyediakan tujuh buah (kaus) sehingga tidak kami pamerkan,” ujar Mohammed, salah satu penjaga kios mini itu. Ia berjaga bersama tiga temannya.
Ketika ditanya tentang stok kaus Vietnam, ia menjawab, ”Kami punya banyak stok. Lebih dari 20 buah,” kata Mohammed sembari menunjuk kardus besar di belakangnya.
Sulitnya mendapatkan cendera mata Indonesia juga diakui oleh Pandu, diaspora Indonesia yang telah satu dekade bermukim di Qatar. Ia membeli kaus Indonesia seharga 99 riyal Qatar (sekitar Rp 424.000) dan syal yang dibanderol 59 riyal (Rp 253.000).
Mustahil menemukan cendera mata tim Indonesia. Padahal, jarak mal itu dari hotel tim ’Garuda’ hanya sekitar 700 meter.
Pandu meminta kepada Mohammed untuk memberinya kaus yang masih dibungkus plastik. Namun, permintaannya itu tidak dipenuhi sang penjaga toko. Sang penjaga toko beralasan tidak memiliki stok kaus yang masih dikemas di dalam plastik.
”Susah cari kaus Indonesia, Mas. Paling besar kemungkinan adanya cuma di stadion pertandingan,” ujar Pandu.
Tidak lengkap
Selain terbatas, merchandise khas Indonesia juga tidak dibuat lengkap. Padahal, selain kaus, panitia juga memproduksi pernak-pernik jersei turnamen tim-tim unggulan, seperti Jepang, Australia, Arab Saudi, Korea Selatan, Iran, dan Qatar. Jersei itu pun memiliki beragam variasi ukuran, baik dewasa maupun anak-anak untuk usia empat hingga 12 tahun. Tersedia pula gantungan kunci trofi dan negara tim peserta.
Cendera mata jenis itu juga tersedia untuk tim dengan diaspora melimpah di Qatar, misalnya India; lalu negara-negara sesama bangsa jazirah Arab, seperti Oman, Palestina, Bahrain, Jordania, dan Lebanon.
”Di sini hanya tersedia tim-tim yang banyak peminatnya. Jika Anda mencari tim spesifik, itu biasanya ada di kios yang berada di hari pertandingan,” kata Samir, salah satu petugas toko cendera mata Piala Asia 2023 di Villagio Mall, Al Rayyan, Qatar.
Salah satu pusat perbelanjaan terbesar di Qatar, yang berada satu kompleks dengan Stadion Internasional Khalifa, itu hanya menyediakan produk cendera mata tim-tim unggulan dan tuan rumah. Tidak ada cendera mata tim-tim Asia Tenggara, yakni Indonesia, Vietnam, Thailand, dan Malaysia.
Hal serupa juga terjadi di City Center of Doha, mal yang berada di kawasan West Bay, Doha. Di mal itu terdapat dua toko cendera mata Piala Asia yang berada di lantai dasar dan lantai tiga. Namun, tetap saja mustahil menemukan cendera mata tim Indonesia. Padahal, jarak mal itu dari hotel tim ”Garuda” hanya sekitar 700 meter.
Dari merchandise, kita paham seberapa tidak diperhitungkannya Indonesia di ajang Piala Asia 2023 dan dalam persaingan sepak bola Asia secara umum.