Indonesia berbekal dua keuntungan untuk memutus tren buruk dan mengalahkan Vietnam, momok sesama tim Asia Tenggara.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR DARI LUSAIL, QATAR
·5 menit baca
LUSAIL, KOMPAS — Tidak ada tempat dan turnamen yang paling mengesankan bagi tim nasional Indonesia untuk mengakhiri rekor buruk dari Vietnam, selain Piala Asia Qatar 2023. Target meraih tiga poin pada duel kedua Grup D, Jumat (19/1/2024) pukul 21.30 WIB, di Stadion Abdullah bin Khalifa, Doha, tidak hanya demi memutus rentetan tren negatif, tetapi juga membuka asa mencetak sejarah baru di panggung kontinental.
Sejak ditangani Pelatih Shin Tae-yong, Indonesia belum pernah mengemas kemenangan dan selalu gagal mencetak gol ke gawang Vietnam di empat pertemuan. ”Garuda” bahkan pernah dibenamkan, 0-4, di ajang kualifikasi Piala Dunia 2022, Juni 2021.
Lalu, Indonesia sempat bermain imbang tanpa gol pada dua pertemuan beruntun di Piala AFF. Pada duel terakhir kedua tim di semifinal Piala AFF 2022, Vietnam melibas Indonesia, 0-2, di Stadion My Dinh, Hanoi, Januari 2023. Hasil itu menggagalkan misi Shin untuk mempersembahkan trofi perdana bagi Indonesia.
Tak hanya rekor buruk di era Shin, Indonesia juga dibayangi kenangan buruk pada pertandingan pertama kedua tim di Doha, Qatar. Momen itu tercipta pada kualifikasi Piala Dunia 1994, 16 April 1993. Kala itu, Indonesia, yang berstatus peraih emas SEA Games 1991, tumbang 0-1 dari Vietnam.
Selain rekor pertemuan yang tidak memihak, Indonesia juga mengawali perjalanan Piala Asia 2023 dengan gagal mencapai target seri melawan Irak. Pasalnya, tim Garuda dipermalukan 1-3.
Penyerang Indonesia, Rafael Struick, bertekad untuk membantu tim mengakhiri rekor buruk itu. Secara khusus, ia ingin menjadi pemain pertama Garuda yang menaklukkan pertahanan Vietnam di era Shin.
Kami sudah menunjukkan alur serangan yang baik ketika mencetak gol ke gawang Irak. Itu akan kami tingkatkan untuk menciptakan peluang ke gawang Vietnam.
”Kami sudah menunjukkan alur serangan yang baik ketika mencetak gol ke gawang Irak. Itu akan kami tingkatkan untuk menciptakan peluang ke gawang Vietnam,” ucap Rafael di sela latihan, Rabu (17/1) sore waktu setempat, di Kompleks Lapangan Latihan Al Egla di Kota Lusail, Qatar.
Shayne Pattynama, bek sayap kiri Indonesia, mengatakan, hasil negatif tidak disukai oleh pemain mana pun. Ia memastikan anggota skuad Garuda memiliki motivasi besar untuk membuktikan diri bisa tampil dan meraih hasil maksimal di gim kedua.
”Kami bersiap dengan kondisi sangat positif untuk menghadapi Vietnam. Kami gagal memenuhi target pada laga pertama, tetapi itu menjadi motivasi kami untuk berusaha tampil lebih baik di gim kedua. Pelajaran penting kami dapatkan dari Irak untuk menang melawan Vietnam,” ujar Shayne.
Pada sesi latihan Rabu sore, sebanyak 26 pemain berlatih penuh. Dua bek, Rizky Ridho dan Jordi Amat, yang sempat mengalami masalah fisik seusai melawan Irak sudah dalam kondisi fit. Selain itu, Indonesia juga sudah berlatih dengan tiga kiper. Itu berbeda dengan situasi jelang laga lawan Irak yang hanya diikuti dua kiper, yaitu Ernando Ari dan M Riyandi.
Kondisi itu disebabkan cedera dialami Syahrul Trisna, lalu Nadeo Argawinata baru menyusul ke Doha, Minggu (14/1). Pada latihan perdana jelang melawan Vietnam, Nadeo, kiper Borneo FC, telah ikut berlatih bersama Ernando dan Riyandi.
Shin mengawali latihan dengan melatih keseimbangan pemainnya dengan menempatkan dua pemain saling berebut bola di tangan dengan hanya bertumpu pada satu kaki. Pemain juga beradu juggling. Adapun ketiga kiper dilatih situasi membuang bola pada situasi serangan balik, lalu latihan refleks pada situasi bola melayang.
Selain latihan fisik dan taktik, pemain-pemain juga beradaptasi dengan situasi lebih dingin dari hari-hari sebelumnya. Pada Rabu, suhu ketika tim Garuda berlatih ialah 20 derajat celsius atau turun dari 23 derajat celsius pada duel melawan Irak.
Dua keuntungan
Indonesia memiliki dua keuntungan yang perlu dimanfaatkan demi menghadirkan kemenangan perdana di Qatar 2023. Pertama, ”Pasukan Bintang Emas”, julukan Vietnam, sudah tidak lagi dilatih oleh juru taktik asal Korea Selatan, Park Hang-seo.
Pelatih tersukses Vietnam itu adalah momok yang telah terbukti mampu membawa Vietnam sulit ditandingi oleh tim di Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Kini, Vietnam diasuh pelatih berpengalaman asal Perancis, Philippe Troussier.
Kondisi kedua, mayoritas skuad Indonesia di Piala Asia 2023 telah meruntuhkan masalah mental yang selalu membayangi ketika jumpa Vietnam. Hal itu mereka tunjukkan saat melibas Vietnam, 3-2, pada babak semifinal SEA Games Kamboja 2023.
Vietnam pun telah dilatih oleh Troussier di ajang itu. Kemenangan atas Vietnam terbukti membawa Indonesia sukses mengakhiri penantian panjang selama tiga dekade untuk meraih medali emas pesta sepak bola ASEAN itu.
Sebanyak enam pemain tim U-23 Indonesia yang mengalahkan Vietnam di Kamboja berpeluang tampil di Stadion Abdullah bin Khalifa. Mereka adalah Ernando Ari, Rizky Ridho, Marselino Ferdinan, Witan Sulaeman, dan Pratama Arhan. Meski semuanya tidak akan bermain, setidaknya mereka sudah memahami cara untuk mengalahkan Vietnam.
Shayne menambahkan, skuad Garuda akan masuk ke dalam lapangan dengan percaya diri dan tidak sedikit pun merasa inferior. Ia mengungkapkan, persiapan telah dilakukan Indonesia untuk meningkatkan kemampuan menyerang dan mengeliminasi kesalahan ketika bertahan.
”Tujuan kami adalah menang, maka kami harus bertahan dan menyerang sama baiknya. Penting juga kami tidak bermain dengan rasa takut karena kami terbukti bisa mengimbangi lawan yang diunggulkan, seperti Irak,” kata Shayne yang membela klub Norwegia, Viking.
Seusai kalah 2-4 dari Jepang, Vietnam memiliki keuntungan karena memiliki waktu istirahat satu hari lebih panjang dari Indonesia. Di sisi lain, kata Troussier, timnya telah mengemas banyak hal positif pada laga melawan Jepang, terutama kemampuan mereka mencetak dua gol. Produktivitas gol akan menguntungkan bagi perebutan posisi akhir klasemen.
”Kami bermain baik di laga melawan Jepang. Saya berharap anak-anak mampu menjaga kepercayaan diri dan performa positif mereka. Duel melawan Indonesia adalah kunci (lolos) untuk kami,” ujar Troussier.