”Parade” Kesalahan Gagalkan Indonesia Kejutkan Irak
Minim pengalaman memang berpengaruh besar bagi performa tim. Indonesia merasakan itu di laga perdana Piala Asia 2023.
Oleh
M IKHSAN MAHAR DARI AL-RAYYAN, QATAR
·4 menit baca
AL-RAYYAN, KOMPAS — Datang dengan rerata usia skuad termuda dan pemain-pemain debutan di level internasional Asia, tim nasional sepak bola Indonesia terbukti masih perlu banyak meningkatkan kemampuan. Setelah gagal mewujudkan kejutan akibat tumbang 1-3 dari Irak di Stadion Ahmad bin Ali, Al Rayyan, Senin (15/1/2024), laga pertama di Grup D Piala Asia 2023 menunjukkan skuad ”Garuda” memiliki banyak pekerjaan rumah untuk tampil lebih baik di dua gim tersisa.
Melawan Irak yang tidak pernah absen tampil di Piala Asia sejak edisi 1996—termasuk menjadi juara di Jakarta, Indonesia, pada 2007—bukan hal yang mudah. Selain lawan yang sulit dan jauh berpengalaman, tim Garuda juga harus melawan rasa gugup karena tampil di stadion lokasi tujuh pertandingan Piala Dunia 2022. Alhasil, itu pengalaman perdana pula bagi mayoritas pemain Indonesia tampil di salah satu arena sepak bola terbaik di planet Bumi.
Sisi kekurangan itu sejatinya tak terlalu tampak. Pemain Indonesia tidak hanya bermodal semangat, tetapi juga menunjukkan pemahaman rencana taktik yang telah disiapkan oleh pelatih Shin Tae-yong.
Hal itu membantu Indonesia bisa mengimbangi Irak dalam jalannya pertandingan, terutama di babak kedua. Pada babak pertama, Indonesia hanya mengoleksi 28 persen penguasaan bola. Angka itu meningkat menjadi 33 persen penguasaan bola setelah turun minum.
Garuda juga lebih mampu meredam Irak di babak kedua. Hanya satu tembakan mengarah ke gawang yang dihasilkan ”Singa Mesopotamia”, sedangkan pada babak pertama Irak mengkreasikan empat tembakan tepat sasaran.
”Seperti yang saya katakan sebelumnya bahwa tim ini sudah berkembang, meski kami datang dengan banyak pemain muda dan kurang berpengalaman. Seiring berjalannya waktu, saya yakin penampilan kami akan semakin membaik,” ujar Shin dalam konferensi pers setelah pertandingan itu.
Meski begitu, Indonesia masih belum bisa tampil bersih untuk menghindari kesalahan kecil di sepertiga akhir pertahanan sendiri. Hal itu yang mengawali tiga gol dicetak Irak.
Marselino pun menorehkan diri sebagai pesepak bola termuda Indonesia yang mencatatkan nama di papan skor pada pesta sepak bola terakbar Asia.
Gol pertama Irak disebabkan kegagalan gelandang bertahan, Justin Hubner, memotong umpan terobosan yang mengarah ke penyerang tengah, Mohanad Ali. Kesalahan Justin diperparah dengan ketidakmampuan Elkan Baggott, bek Indonesia, untuk menyapu bola sebelum diterima oleh Ali. Alhasil, Ali tak kesulitan menaklukkan kiper Indonesia, Ernando Ari, di menit ke-17.
Sempat menyamakan kedudukan, Garuda kemasukan pada menit terakhir perpanjangan waktu babak pertama. Osamah Rashid berdiri bebas di muka gawang Indonesia untuk menyontek bola hasil tepisan Ernando.
Satu lagi kesalahan bertahan Indonesia yang tampak di hadapan 16.532 suporter tercipta pada menit ke-75. Bek Indonesia lainnya, Rizky Ridho, tidak mampu menempatkan posisi lebih baik dalam duel udara dengan penyerang pengganti Irak, Aymen Hussein. Hal itu membantu Hussein mengunci kemenangan timnya.
Pelatih Irak Jesus Casas senang dengan performa anak asuhannya yang memulai laga pertama dengan kemenangan. Meski begitu, ia akan melakukan evaluasi untuk membenahi kekurangan jelang menghadapi Jepang di pertandingan kedua. Pemenang dari duel itu akan memastikan satu tiket jatah ke babak 16 besar dari Grup D.
Peran bayangan
Shin menurunkan susunan pemain yang tidak banyak berubah dibandingkan laga uji coba terakhir melawan Iran. Witan Sulaeman digantikan oleh Asnawi Mangkualam. Kondisi itu membuat Yakob Sayuri melengkapi trio penyerang dengan taktik 3-4-3.
Namun, taktik itu berubah di awal babak kedua. Witan masuk menggantikan Asnawi. Yakob pun mengisi posisi bek sayap kanan, sedangkan Witan menjadi pemain depan. Adapun ban kapten beralih dari lengan Asnawi ke Jordi Amat.
Peran tiga pemain depan disajikan menarik oleh Shin. Posisi penyerang tengah yang ditempati Rafael Struick lebih sebagai pembuka ruang dan memulai pressing ketika bola dikuasai Irak. Ibaratnya, Rafael bermain seperti penyerang bayangan yang melayani dua rekannya di posisi penyerang sayap dengan pergerakan tanpa bola.
Proses membangun serangan dan penyelesaian akhir bertumpu kepada dua penyerang sayap, Marselino Ferdinan di kiri dan Yakob yang mengisi sisi kanan di babak pertama. Kemudian, peran itu dijalani Marselino dan Witan pada paruh kedua laga.
Taktik itu berbuah gol penyama kedudukan Indonesia yang dicetak Marselino, pemain didikan Persebaya Surabaya, pada menit ke-37. Ia menerima umpan silang mendatar dari Yakob yang mampu melewati bek sayap kanan Irak, Merchas Salih.
Taktik menyerang itu sangat ditekankan Shin. Dua kali juru taktik asal Korea Selatan memanggil Marselino di babak pertama. Momen itu tercipta pada menit ke-21 dan ke-30. Dalam instruksi yang masing-masing berjalan 35 detik dan 21 detik itu, Shin memberikan gestur dengan tangannya agar Marselino memberikan umpan ke arah Yakob di sisi kanan penyerangan skuad Garuda.
”Pelatih meminta saya untuk membantu teman-teman agar kami berkomunikasi lebih baik lagi dan bermain lebih kompak,” ucap Marselino terkait dua kali Shin memanggil dirinya.
Marselino menjadi pemain pertama Indonesia yang mencetak gol di ajang Piala Asia sejak edisi 2007. Marselino pun menorehkan diri sebagai pesepak bola termuda Indonesia yang mencatatkan nama di papan skor pada pesta sepak bola terakbar Asia itu.
Selain membenahi pertahanan, tim Garuda harus semakin baik dalam pola menyerang agar tidak mengakhiri perjalanan di Piala Asia 2023 tanpa poin. Selanjutnya, Indonesia akan menghadapi Vietnam, Jumat (19/1/2024), dan Jepang, Rabu (24/1/2024).