Tampil di Australia Terbuka sebagai juara Grand Slam, Coco tak lepas dari rasa gugup. Dia berhasil mengatasinya.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·4 menit baca
MELBOURNE, SENIN — Babak pertama turnamen Grand Slam selalu membuat Cori ”Coco” Gauff gugup. Itu pula yang dia rasakan saat menjalani babak pertama Australia Terbuka dengan status juara Grand Slam.
Momen saat melawan Anna Karolina Schmiedlova di Rod Laver Arena, Melbourne Park, Senin (15/1/2024), menjadi pertandingan pertama Coco di arena Grand Slam setelah menjuarai Amerika Serikat Terbuka, September 2023. Gelar juara di Flushing Meadows, New York, itu menjadi yang pertama bagi petenis berusia 19 tahun tersebut dari persaingan tenis profesional level tertinggi. Setahun sebelumnya, Coco mencapai final Perancis Terbuka, tetapi kalah dari Iga Swiatek.
”Saya sedikit gugup pada set pertama, tetapi babak pertama Grand Slam memang selalu membuat saya gugup. Namun, setelah skor 3-3, saya bisa bermain lebih rileks,” tutur Coco yang akhirnya menang dengan skor 6-3, 6-0 atas Schmiedlova.
Coco, yang bersaing di arena tenis profesional sejak berusia 14 tahun (pada 2018), mendapat momen terbaik dalam kariernya menjelang akhir musim 2023. Setelah tersingkir pada babak pertama Wimbledon, dia tampil solid pada rangkaian turnamen di Amerika, yaitu dengan menjuarai WTA 500 Washington DC, perempat final WTA 1000 Kanada, juara WTA 1000 Cincinnati, hingga akhirnya menjuarai AS Terbuka.
Sebelum tampil di Australia sejak awal tahun, Coco bercerita bahwa kekalahan di Wimbledon memberinya banyak pelajaran. Dia merasa memberi beban terlalu besar kepada dirinya, yaitu harus menjadi juara Grand Slam saat remaja, seperti cerita indah yang dipikirkan banyak penggemar tenis. Kekalahan pada babak pertama turnamen dinilainya sebagai momen paling buruk.
Sebelum tampil di Australia sejak awal tahun, Coco bercerita bahwa kekalahan di Wimbledon memberinya banyak pelajaran.
”Namun, ternyata tak seburuk itu. Dunia tak berakhir, matahari masih terbit, dan saya masih memiliki keluarga dan teman. Saya sadar bahwa yang harus saya lakukan setelah kalah babak pertama adalah kembali fokus dan menikmati lagi perjuangan untuk bangkit. Setelah momen Wimbledon itu, saya bisa lebih lepas dari tekanan,” tutur Coco.
Untuk memulai musim kompetisi 2024, Coco mengikuti turnamen WTA 250 Auckland sebagai bagian dari persiapan menuju Australia Terbuka. Di sana, dia mempertahankan gelar juara.
”Saat saya gugup pada skor 3-3, saya bicara pada diri sendiri bahwa saya bermain bagus dan merasa nyaman. Jadi, saya hanya harus menikmati pertandingan. Itu juga yang saya rasakan saat bermain di Auckland. Rasanya itu yang menjadi kunci pertandingan hari ini,” tutur Coco.
Coco, yang belum bisa melewati babak keempat Australia Terbuka sejak debut pada 2020, ditempatkan sebagai unggulan keempat pada tahun ini. Dia mencoba mendekati persaingan tiga besar tunggal putri yang muncul sejak 2023, yaitu di antara petenis ranking tiga besar dunia: Iga Swiatek, Aryna Sabalenka, dan Elena Rybakina. Sabalenka telah memastikan lolos ke babak kedua lebih dulu setelah mengalahkan petenis berusia 18 tahun, Ella Seidel, 6-0, 6-1, pada pertandingan yang berakhir dini hari waktu setempat.
Dalam undian, Coco berada pada paruh yang sama dengan Sabalenka sebagai juara bertahan dan juara Australia Terbuka 2019 dan 2021, Naomi Osaka. Osaka baru kembali ke persaingan profesional pada 2024 setelah beristirahat karena hamil. Jika langkah Osaka dan Coco berlanjut, mereka bisa bertemu pada babak ketiga.
Namun, Osaka harus melewati dulu tantangan Caroline Garcia, yang ditempatkan sebagai unggulan ke-16, pada babak pertama di Rod Laver Arena, Senin malam. Pertandingan tersebut akan menjadi yang pertama bagi Osaka di panggung Grand Slam setelah kalah pada babak pertama AS Terbuka 2022.
Juara Grand Slam kesulitan
Dari babak pertama lainnya pada Senin sesi pagi, juara Grand Slam lainnya menjalani laga babak pertama dengan tak mudah. Juara tunggal putri Wimbledon asal Ceko, Marketa Vondrousova, bahkan kalah dari Dayana Yastremska yang lolos dari babak kualifikasi. Vondrousova kalah dengan skor 1-6, 2-6.
Seperti kebanyakan petenis tunggal putri setelah era Serena Williams, Vondrousova tak bisa memperlihatkan konsistensi permainan pada level elite setelah menjuarai Grand Slam. Seusai menjadi juara Wimbledon, hasil terbaiknya adalah perempat final AS Terbuka. Setelah itu, dia enam kali kalah dari tujuh pertandingan, yaitu pada ajang WTA 1000 Beijing, turnamen Final WTA, Piala Billie Jean King, dan Piala United.
Juara tunggal putra AS Terbuka 2021, Daniil Medvedev, juga menjalani babak pertama yang tak mudah. Namun, Medvedev pada akhirnya beruntung karena petenis Perancis, Terene Atmane, yang menjadi lawannya mengundurkan diri pada set keempat karena kram yang parah. Medvedev menang dengan skor 5-7, 6-2, 6-4, 1-0. (AP/REUTERS)