Petenis belasan tahun layak jadi perhatian di Australia Terbuka. Djokovic mendapat perlawanan alot dari salah satunya.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·5 menit baca
Menjadi juara Grand Slam yunior pada 2023, lalu lolos ke babak utama Australia Terbuka di level lebih tinggi setahun kemudian menjadi pengalaman luar biasa bagi petenis remaja asal Kroasia, Dino Prizmic. Pengalaman itu menjadi lebih luar biasa karena Prizmic berkesempatan menghadapi Novak Djokovic dan mencuri set darinya.
Undian yang menghadapkan seorang petenis dengan Djokovic pada babak pertama Grand Slam mungkin bisa menjadi mimpi buruk seorang petenis, tetapi tidak bagi Prizmic. Petenis berusia 18 tahun itu menilainya sebagai pengalaman istimewa. Apalagi, itu terjadi pada debutnya di ajang Grand Slam pada level elite.
Setahun setelah menjuarai ATP Challenger Banja Luka dan tunggal putra yunior Grand Slam Perancis Terbuka 2023, Prizmic mendapat kesempatan menjalani debut di Australia Terbuka. Dia bermain sejak babak kualifikasi. Setelah memenangi tiga babak, Prizmic menjadi salah satu dari 16 pemain kualifikasi tunggal putra yang berhak tampil pada babak utama.
Undian mempertemukannya dengan Djokovic, petenis nomor satu dunia yang merupakan juara bertahan. Djokovic bahkan menjuarai Australia Terbuka sepuluh kali, yang menjadikannya sebagai juara terbanyak di arena Grand Slam berjulukan ”Happy Slam” itu. Sepuluh gelar dari Melbourne Park tersebut menjadi bagian dari 24 gelar juara Grand Slam yang didapatnya sejak Australia Terbuka 2008, ketika Prizmic berusia 2 tahun 8 bulan.
Perbedaan usia 18 tahun 75 hari antara Djokovic (36 tahun) dan Prizmic bahkan menjadi rentang terbesar dalam pertandingan tunggal putra Australia Terbuka sejak Ken Rosewall mengalahkan petenis kualifikasi, Cary Stansbury, pada babak pertama 1978. Saat itu, Rosewall berusia 44 tahun, sementara Stansbury 20 tahun.
”Bagi saya, setiap pemain adalah petenis bagus, tetapi Djokovic memiliki ketangguhan mental yang lebih baik. Saya hanya ingin bermain sebaik mungkin karena tak punya beban apa pun melawannya,” tutur Prizmic, sehari sebelum berhadapan dengan Djokovic.
Meski senang, petenis yang memiliki tujuh gelar juara dari turnamen ITF dan ATP Challenger itu tak menilai berlebihan tentang pertemuannya dengan Djokovic.
Meski senang, petenis yang memiliki tujuh gelar juara dari turnamen ITF dan ATP Challenger itu tak menilai berlebihan tentang pertemuannya dengan Djokovic. ”Laga tersebut sama seperti pertandingan lain dan saya hanya akan menikmatinya,” kata Prizmic yang berlatih di Tenis Klub Split, Kroasia, klub yang juga menjadi tempat latihan pelatih Djokovic, Goran Ivanisevic.
Karena berhadapan dengan juara bertahan, Prizmic mendapat kesempatan yang jarang didapat banyak petenis, yaitu bermain di stadion utama Melbourne Park, Rod Laver Arena. Mereka mendapat jadwal bermain pada prime time, pertandingan pertama sesi malam yang dimulai pukul 19.00 (pukul 15.00 WIB).
Dengan pengalaman bagai langit dan bumi, Djokovic seperti akan memenangi pertandingan dengan mudah ketika memenangi set pertama 6-2. Namun, dia mendapat perlawanan lebih ketat pada set-set berikutnya melalui permainan yang solid dari baseline.
Seperti yang dikatakannya sebelum pertandingan, Prizmic menikmati laga tersebut. Dia bisa menahan reli dengan cukup baik. Permainannya juga terbilang ”bersih”, tak mudah membuat unforced error. Prizmic akhirnya kalah 2-6, 7-6 (5), 3-6, 4-6, tetapi penampilannya mendapat apresiasi dari penonton di Rod Laver Arena, juga dari Djokovic yang terus-menerus memberinya tepuk tangan. Laga selama 4 jam 1 menit itu bahkan menjadi babak pertama terlama yang dijalani Djokovic di arena Grand Slam.
”Dino bermain luar biasa. Dia sangat dewasa untuk usianya, untuk pemain yang belum memiliki pengalaman bermain di panggung besar. Dia juga punya ketangguhan mental yang bagus dan menurut saya, malam ini, justru adalah momen miliknya,” tutur Djokovic.
Barisan pemain putri
Di lapangan yang sama setelah Djokovic mengalahkan Prizmic, juara bertahan tunggal putri, Aryna Sabalenka, juga mendapat tantangan dari petenis 18 tahun yang lolos dari kualifikasi, yaitu Ella Seidel (Jerman). Seperti Prizmic, Australia Terbuka menjadi debut bagi Seidel di arena Grand Slam.
Seidel juga berpengalaman tampil pada final Grand Slam di level yunior, yaitu pada nomor ganda putri. Dia mencapainya di Amerika Serikat Terbuka 2022 bersama petenis Jerman lainnya, Carolina Kuhl. Untuk tampil di Australia Terbuka, dia memiliki bekal lima gelar juara ITF.
Seidel dan Prizmic menjadi bagian dari petenis berusia belasan tahun yang tampil di Australia Terbuka 2024. Petenis yang paling sukses di antara mereka tentu saja Cori ”Coco” Gauff.
Petenis berusia 19 tahun itu mulai naik daun ketika menembus babak keempat Wimbledon 2019 saat debut pada babak utama Grand Slam. Dia mengalahkan Venus Williams pada babak pertama.
Puncak prestasinya didapat menjelang akhir 2023 ketika menjuarai Grand Slam untuk pertama kalinya, yaitu di AS Terbuka. Gelar juara itu didapat setelah dia menjadi yang terbaik pada salah satu turnamen pemanasan AS Terbuka, yaitu di Cincinnati, yang merupakan gelar pertama dari level WTA 1000.
Selain itu, ada barisan pemain Ceko, yaitu Linda Noskova (19 tahun), serta dua bersaudara, Linda (18) dan Brenda Fruhvitova (16). Linda mencapai babak keempat Australia Terbuka 2023 dan Brenda telah memastikan lolos ke babak kedua pada tahun ini. Brenda, yang bermain sejak fase kualifikasi, menang atas Ana Bogdan, 2-6, 6-4, 6-3, yang lebih tua hampir dua kali lipat darinya.
Satu remaja lain yang layak dinanti adalah Mirra Andreeva. Dengan usia 16 tahun, petenis Rusia ini mendapat pengalaman pertama di ajang Grand Slam pada 2023. Dia mencapai babak ketiga di Perancis Terbuka, babak keempat Wimbledon, dan babak kedua AS Terbuka.
Posisinya dalam peringkat dunia pun melambung dari 293 pada awal 2023 menjadi 57 di akhir tahun. Saat ini, finalis tunggal putri yunior Australia Terbuka 2023 itu menempati ranking ke-47 dunia.
Selain para senior seperti Djokovic, Sabalenka, atau Swiatek yang telah menjadi senior meski masih berusia 22 tahun, petenis-petenis yang lebih muda layak mendapat perhatian. Barisan para remaja berusia belasan tahun itu bisa menjadi ancaman bagi para petenis senior musim ini. (AFP/AP/REUTERS)