Piala Afrika 2023 dan Pertaruhan Reputasi Mohamed Salah
Tiga kali mencoba, tiga kali pula Mohamed Salah gagal menjuarai Piala Afrika. Akankah kali ini Salah berhasil?
Oleh
REBIYYAH SALASAH
·5 menit baca
Dalam kariernya, Mohamed Salah telah menciptakan reputasi sebagai pesepak bola terbaik Mesir. Meski kemampuannya yang luar biasa telah membawa kebanggaan bagi Mesir, ada satu kekosongan besar dalam daftar prestasi Mohamed Salah bersama tim nasional, yakni juara Piala Afrika. Reputasi Salah akan dipertaruhkan dalam persaingan sengit di Piala Afrika 2023.
Setahun lalu, Mohamed Salah menutup muka dengan jersei, lalu menundukkan kepala setelah Sadio Mane sukses mengeksekusi tendangan penalti ke gawang Mesir. Gol Mane menandai kemenangan Senegal atas Mesir lewat adu penalti, 4-2, pada final Piala Afrika 2021, yang mundur setahun karena pandemi Covid-19. Dengan gol itu juga berarti Mohamed Salah, yang tak kebagian jatah menendang sebagai eksekutor kelima, kembali gagal mengantarkan Mesir juara Piala Afrika.
Meski kemampuannya yang luar biasa telah membawa kebanggaan bagi Mesir, ada satu kekosongan besar dalam daftar prestasi Mohamed Salah bersama tim nasional, yakni juara Piala Afrika.
Salah menjalani kisah yang sama pada kesempatan perdananya tampil di Piala Afrika, yakni edisi 2017. Salah dan kawan-kawan terpaksa mengakhiri kompetisi sebagai runner up setelah kalah 1-2 dari Kamerun di final. Sementara itu, pada Piala Afrika 2019, skuad ”Firaun” tersingkir pada babak 16 besar.
”Saya ingin memenangkan kompetisi ini. Saya ingin sekali memenangkannya,” kata Salah, dikutip dari laman resmi CAF.
Keinginan kuat Salah terbilang wajar. Apalagi, sebagian besar pemain hebat Mesir pernah mempersembahkan gelar juara Piala Afrika. Sebut saja Rifaat El Fanagily pada 1957 dan 1959, Mahmoud El Khatib dan Taher Abouzied (1986), dan Mohamed Aboutrika (2006 dan 2008).
Memang ada pemain-pemain hebat Mesir yang tidak pernah menjuarai Piala Afrika. Hassan El Shazly dan Hassan Shehata, misalnya, tidak bisa melakukannya karena sepak bola Mesir terdampak perang pada 1960-an hingga 1970-an.
Sementara itu, Ibrahim Hassan tak bisa ikut mengangkat trofi Piala Afrika 1998 setelah diskors karena menunjukkan jari tengah kepada penggemar Maroko pada laga kualifikasi. Namun, nama-nama itu mungkin asing bagi sebagian besar orang. Berbeda dengan Salah, yang kualitas dan karakteristiknya sebagai pemain lebih dikenal.
Ambisi Salah juga masuk akal mengingat Mesir merupakan tim tersukses di Piala Afrika dengan tujuh gelar. Bahkan, pada akhir 2000-an, mereka mendominasi dengan capaian tiga gelar beruntun. Setelah 2010, termasuk ketika Salah mulai dianggap pemain terbaik Mesir sepanjang masa, tim tersebut belum pernah memenangi gelar Piala Afrika lagi.
”Saya sangat senang bermain di Piala Afrika yang luar biasa ini dan kami sangat ingin sukses. Setiap kali saya melangkah ke lapangan, saya sadar akan peran saya. Saya mewakili jutaan warga Mesir,” ucap Salah.
Piala Afrika, yang diikuti 24 tim, bergulir mulai dari babak penyisihan grup pada Sabtu (13/1/2024) di Pantai Gading. Mesir tergabung di Grup B bersama Mozambik, Ghana, dan Tanjung Verde. Dua tim teratas di enam grup akan lolos ke babak 16 besar. Empat tim peringkat ketiga terbaik juga berhak melaju ke fase gugur.
Kondisi baik Mesir
Salah dan kawan-kawan datang ke turnamen ini dalam kondisi yang baik. Tim asuhan Rui Vitoria ini memenangi delapan dari 10 pertandingan mereka pada 2023. Mereka juga meraih kemenangan dalam satu-satunya pertandingan pemanasan melawan Tanzania pada pekan lalu.
Mesir pun memiliki rekor yang bagus, setidaknya dalam babak grup. Mereka hanya kalah satu kali dari 19 pertandingan grup Piala Afrika terakhir. Kekalahan 1-0 melawan Nigeria di edisi 2021 merupakan satu-satunya kebobolan mereka dalam 11 pertandingan grup terakhir.
Mesir akan menghadapi persaingan sengit, termasuk dari juara bertahan Senegal yang menjadi favorit juara.
Salah akan tetap menjadi andalan Mesir. Sejak debutnya di kompetisi tersebut, Salah telah terlibat langsung dalam 64 persen gol Mesir di Piala Afrika CAF (6 gol dan 3 asis, dari total 14 gol tim).
Belakangan ini, aspek permainan Salah juga berkembang, terutama kemampuan menciptakan peluang bagi rekan setim. Opta mencatat, delapan asis Salah di Liga Inggris musim ini merupakan yang terbanyak bersama Ollie Watkins. Artinya, Salah mencetak rata-rata 0,41 asis per pertandingan, tertinggal tipis dari tingkat asis terbaiknya di Liga Inggris pada 2021-2022 (0,42).
Peningkatan ini juga tecermin pada metrik yang mendasarinya. Dalam hal ekspektasi asis (xA), angka Salah sebesar 0,44 xA per pertandingan di Liga Inggris musim ini merupakan yang tertinggi sejak 2018-2019.
Selain Salah, Mesir juga memiliki Mostafa Mohamed yang telah mencetak 16 gol di Ligue 1 untuk Nantes sejak awal musim lalu. Omar Marmoush juga sedang dalam performa terbaiknya, mencetak 12 gol untuk Eintracht Frankfurt pada 2023-24. Di antara para pemain Bundesliga, hanya pemain Bayern Muenchen, Harry Kane (25), Guirassy (19), Victor Boniface (16), dan Openda (15) yang memiliki catatan lebih banyak di semua kompetisi.
Rivalitas ketat
Namun, persaingan sengit menanti Mesir. Eks rekan setim Salah di Liverpool, Sadio Mane, bertekad mempertahankan gelar Piala Afrika bersama Senegal. Mereka merupakan salah satu favorit juara kendati Piala Afrika menghasilkan tujuh juara berbeda dalam tujuh edisi terakhir.
Opta, melalui model prediksi kecerdasan buatannya, memprediksi Senegal sebagai tim yang paling berpeluang menjadi juara dengan 12,8 persen. Adapun kans Mesir menjadi juara hanya 8,5 persen.
”Semua tim raksasa akan berada di Pantai Gading dan mereka semua berencana untuk melengserkan kami. Saya yakin Piala Afrika ini akan menjadi yang tersulit untuk dimenangkan,” ucap Mane.
Maroko juga dapat menjadi ancaman setelah mengalahkan Belgia, Spanyol, dan Portugal dalam perjalanan ke penampilan bersejarah semifinal Piala Dunia Qatar 2022. Apalagi, mereka memiliki motivasi tinggi untuk mengakhiri penantian hampir setengah abad sejak ”Singa Atlas” memenangkan satu-satunya gelar kontinental mereka pada 1976.
Sementara itu, Zambia bisa saja memberi kejutan seperti apa yang mereka lakukan ketika menjuarai Piala Afrika 2012. Zambia, yang kini dilatih mantan pelatih Chelsea dan Ghana, Avram Grant, tampil mengesankan di babak kualifikasi setelah absen dalam tiga turnamen terakhir.
”Kami pergi ke Pantai Gading untuk berjuang dan kembali membawa kebanggaan bagi negara kami dan memastikan kami mendapatkan yang terbaik dari turnamen ini, tidak hanya untuk diri kami sendiri, tetapi juga untuk negara kami,” kata striker Zambia, Copper Bullets, dikutip dari BBC Sport Africa.
Maka, langkah Salah untuk menggapai trofi Piala Afrika pertamanya dipastikan tidak akan mudah. Namun, tidak ada yang bisa dilakukan pencetak gol terbanyak kedua Mesir sepanjang masa (53 gol) ini selain berusaha mewujudkan ambisinya. Piala Afrika merupakan pertaruhan reputasi Salah yang dianggap sebagai pemain terbaik sepanjang masa Mesir.
Akankah Salah gagal untuk keempat kalinya atau justru berhasil? Kita lihat dalam pergelaran Piala Afrika yang berlangsung hingga 11 Februari mendatang. (AFP/REUTERS)