Hanya empat pemain Indonesia yang pernah menjadi kapten di Piala Asia. Asnawi Mangkualam akan masuk dalam daftar itu.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·4 menit baca
Asnawi Mangkualam Bahar, pemain asal Makassar, Sulawesi Selatan, bakal mencatatkan capaian besar dalam kariernya sebagai pesepak bola. Ia akan masuk dalam buku sejarah tim nasional Indonesia sebagai salah satu kapten ”Garuda” di pentas Piala Asia.
Pemain didikan akademi PSM Makassar itu telah dipastikan Pelatih Indonesia Shin Tae-yong sebagai kapten utama tim Indonesia di Piala Asia Qatar 2023. Hal itu ditandai dengan kehadiran Asnawi pada sesi konferensi pers resmi Indonesia jelang pertandingan pertama menghadapi Irak, Minggu (14/1/2024), di Doha.
Dalam setiap putaran final turnamen mayor, seperti Piala Dunia dan Piala Asia, terdapat anjuran yang mewajibkan kapten tim menjadi perwakilan pada konferensi pers perdana. Sebagai contoh, Wataru Endo hadir pada konferensi pers pertama Jepang, lalu kapten Qatar, Hassan Al-Haydous, juga menjadi perwakilan timnya untuk memberikan keterangan kepada wartawan sebelum duel pembuka kontra Lebanon, Jumat (12/1/2024).
”Saya sangat senang untuk menjalankan tugas ini. Saya siap menjalankan semua tanggung jawab, tentunya tanggung jawab ini sangat berat karena saya harus mengayomi pemain muda dan beberapa pemain senior di tim,” ujar Asnawi menjawab pertanyaan Kompas pada sesi konferensi pers itu.
Meskipun menyadari ban kapten itu membawa tanggung jawab amat besar, Asnawi terlihat tidak terbebani. Itu ditunjukkan ketika menjawab pertanyaan dengan bahasa Indonesia secara tenang dan tersenyum.
Ia menyampaikan pendapatnya tentang kesan sebagai kapten serta persiapan pemain Indonesia jelang laga pertama Piala Asia 2023 dengan runut dan pemilihan kosakata yang baik. Tidak ada intonasi gugup dari mantan pemain Jeonnam Dragons, tim Korea Selatan, itu.
Saya sangat senang untuk menjalankan tugas ini. Saya siap menjalankan semua tanggung jawab, tentunya tanggung jawab ini sangat berat karena saya harus mengayomi pemain muda dan beberapa pemain senior di tim.
Ketenangan pemain kelahiran 4 Oktober 1999 itu tidak lepas dari pengalaman panjangnya bertarung di panggung Asia. Asnawi memang akan menjalani laga debut Piala Asia di Qatar 2023 serupa dengan 25 rekan setim lainnya, tetapi ia sudah merasakan tampil di kompetisi Asia, yaitu Piala AFC, bersama PSM. Kesempatan itu dialaminya pada edisi 2019 dan sebagian 2020 yang terhenti akibat pandemi Covid-19.
Di skuad Indonesia saat ini, hanya Asnawi, Yakob Sayuri, dan Jordi Amat yang telah berpengalaman tampil di pentas Asia. Yakob juga menjalani laga di Piala AFC bersama tim ”Juku Eja”, julukan PSM, sedangkan Jordi membela tim juara Malaysia, Johor Darul Ta’zim, di Liga Champions Asia dalam dua edisi terakhir.
Selain itu, Asnawi juga merupakan salah satu pemain Indonesia yang mendapat kesempatan bermain paling banyak di era Shin. Sebanyak 37 cap telah dicatatkan Asnawi sejak membela timnas senior pada 2017. Hanya Pratama Arhan (39 penampilan) dan Witan Sulaeman (38 laga) yang mengoleksi jumlah cap lebih banyak dari Asnawi.
Kapten kelima
Sebagai pesepak bola asal Indonesia, tampil di Piala Asia adalah turnamen mayor yang paling realistis dicapai. Dengan kondisi sepak bola Indonesia dalam beberapa tahun terakhir, membayangkan tim Garuda bertarung di Piala Dunia ibarat utopia belaka.
Kondisi itu membuat prestasi tertinggi bagi seorang pesepak bola adalah menjadi kapten di Piala Asia. Asnawi adalah pemain kelima yang bakal masuk ke dalam kategori elite dalam sejarah sepak bola Indonesia tersebut.
Ia berpeluang menyajajarkan diri dengan eks kapten Garuda di empat partisipasi Piala Asia sebelumnya. Mereka adalah Sudirman pada Uni Emirat Arab 1996, Aji Santoso di Lebanon 2000, Agung Setyabudi pada China 2004, serta Ponaryo Astaman ketika Indonesia menjadi tuan rumah di edisi 2007.
”Tampil di turnamen ini adalah pengalaman yang luar biasa. Jadi, saya siap memberikan performa terbaik dan membantu rekan setim untuk menunjukkan performa maksimal mereka demi Indonesia,” tutur Asnawi.
Tidak tanggung-tanggung, Asnawi juga bisa menggapai tinta emas lainnya apabila bisa membantu memenuhi target menembus babak 16 besar. Capaian itu akan menjadi momen pertama Indonesia tampil di fase gugur Piala Asia. Ketika menjadi tuan rumah pada 2007, Indonesia yang diasuh Ivan Kolev juga memiliki target lolos dari fase grup. Sayang, impian itu gagal tercapai.
Kolektif
Seiring ban kapten yang melingkar di lengannya, Asnawi juga mengedepankan semangat kolektif di dalam skuad Garuda. Ia mengungkapkan, informasi tentang Irak yang disampaikan gelandang, Ivar Jenner, telah dibahas bersama tim pelatih dan semua pemain Indonesia.
”Saya mengetahui sedikit kekuatan dan karakteristik Irak dari sahabat saya di Utrecht, Zidane Iqbal. Dia adalah representasi dari pemain bagus yang dimiliki skuad Irak saat ini. Namun, kami siap meredam mereka,” ujar Ivar di sela latihan Indonesia, Sabtu (13/1/2024).
Ketika disinggung pernyataan Ivar itu, Asnawi mengungkapkan, tim Indonesia telah membahas rencana taktik untuk menghadapi Irak melalui informasi yang didapatkan dari Ivar dan hasil analisis video beberapa pertandingan terakhir yang dijalani Irak, ”Singa Mesopotamia”.
”Semua yang dibahas Ivar telah kami bahas bersama-sama pemain dan tim pelatih,” kata Asnawi yang bertekad melanjutkan kariernya di Asia Timur selepas Piala Asia.