Menghadapi Malaysia Terbuka dan persaingan 2024, Fajar/Rian akan bermain tanpa beban. Itu menjadi cara untuk bangkit.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·4 menit baca
KUALA LUMPUR, SELASA — Tampil sebagai juara bertahan Malaysia Terbuka tidak menjadi beban bagi ganda putra nomor satu Indonesia, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto. Mereka kembali ke turnamen yang sama dengan membawa pola pikir memulai lagi dari nol.
Cara berpikir itu dibawa ketika berhadapan dengan Adam Dong/Nyl Yakura (Kanada) pada babak pertama Malaysia Terbuka 2024 di Axiata Arena, Kuala Lumpur, Selasa (9/1/2024). Fajar/Rian menang dengan skor 21-16, 21-13 dan akan berhadapan dengan pasangan Taiwan, Lee Fang Chih/Lee Fang Jen, pada babak kedua. Duo Lee itu selalu menang dalam dua pertemuan dengan Fajar/Rian pada 2023.
Jika bisa membalas kekalahan dari Lee/Lee, Fajar/Rian memiliki peluang bertemu ganda putra nomor satu dunia asal China, Liang Wei Keng/Wang Chang, pada perempat final. Mereka adalah pemain yang dikalahkan pasangan Indonesia ranking keenam dunia tersebut pada final Malaysia Terbuka 2023. Gelar juara dari turnamen BWF World Tour Super 1000 itu menjadi salah satu dari dua gelar Fajar/Rian pada 2023 selain All England.
Seperti dikatakan Fajar, dia dan Rian tampil di Malaysia Terbuka tanpa tekanan meski berstatus juara bertahan. ”Kami juara pada tahun lalu, sekarang dari nol lagi. Ini memotivasi kami untuk mengembalikan kepercayaan diri,” kata Fajar.
Tak hanya untuk Malaysia Terbuka, pola pikir tersebut akan diterapkan menghadapi persaingan 2024. Apalagi, pada tahun ini akan diselenggarakan ajang penting, yaitu Olimpiade Paris yang akan berlangsung 26 Juli-11 Agustus.
Menjelang tampil pada turnamen Final BWF World Tour di China, Desember 2023, Rian menuturkan bahwa dia akan berusaha mengembalikan pola pikirnya seperti sebelum menjadi ganda putra nomor satu dunia menjelang akhir 2022. Pada tahun tersebut, mereka mendapat peringatan dari Herry Iman Pierngadi, yang saat ini menjadi pelatih ganda campuran, ketika tersingkir pada babak pertama All England, Maret.
Teguran Herry akhirnya menjadi motivasi Fajar/Rian untuk bangkit dengan meraih empat gelar juara dari delapan final. Mereka pun menjadi ganda putra nomor satu dunia untuk pertama kalinya pada Desember 2022.
”Saya akan berusaha kembali lagi dari nol dan membawa pola pikir bahwa saya bukan siapa-siapa. Itu cara saya untuk membangkitkan motivasi,” tutur Rian sambil menyebut momen kebangkitkan pada 2022 sebagai contoh.
Tekad untuk bangkit itu dikemukakan terkait tidak konsistennya performa mereka pada 2023 sebagai bagian dari ganda putra elite dunia. Setelah menjuarai Malaysia Terbuka dan All England, performa Fajar/Rian naik-turun hingga akhir tahun.
Kami juara pada tahun lalu, sekarang dari nol lagi. Ini memotivasi kami untuk mengembalikan kepercayaan diri.
Selain Fajar/Rian, ganda putra Indonesia diwakili tiga pasangan lain di Malaysa Terbuka, yaitu Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan, Muhammad Shohibul Fikri/Bagas Maulana, dan Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin. Leo/Daniel mengawali penampilan 2024 pada Selasa, tetapi kalah dari Kim Astrup/Anders Skaarup Rasmussen (Denmark), 16-21, 10-21.
Sementara Hendra/Ahsan dan Fikri/Bagas akan menjalani babak pertama pada Rabu, masing-masing melawan Akira Koga/Taichi Saito (Jepang) dan unggulan kedua, Satwiksairaj Rankireddy/Chirag Shetty (India). Pemain Indonesia lainnya yang akan bertanding pada Rabu adalah Gregoria Mariska Tunjung, Dejan Ferdinansyah/Gloria Emanuelle Widjaja, dan Rinov Rivaldy/Pitha Haningtyas Mentari.
Hasil beda tunggal putra
Dua tunggal putra Indonesia, Anthony Sinisuka Ginting dan Jonatan Christie, mendapat hasil berbeda. Anthony melaju ke babak kedua setelah mengalahkan Su Li Yang (Taiwan) 21-18, 21-12, sedangkan Jonatan kalah dari Kidambi Srikanth (India) 21-12, 18-21, 16-21.
Setelah mendapat perlawanan ketat pada gim pertama dari lawannya yang berusia 22 tahun, Anthony bisa lebih leluasa menyerang pada gim kedua. ”Saya merasa gugup, terutama pada awal gim pertama, tetapi setelah interval sudah bisa menguasai keadaan,” kata Anthony yang akan melawan pemain China, Lu Guang Zu, pada babak kedua.
Jonatan sebenarnya memiliki peluang besar lolos ke babak kedua. Namun, lawannya di seberang net adalah pemain yang tak bisa dipandang sebelah mata meski tak berstatus unggulan dan hanya berperingkat ke-24 dunia. Srikanth bahkan pernah menjadi pemain nomor satu dunia, yaitu pada 2018.
Dalam statistik pertemuan dengan Jonatan, Srikanth unggul meski dengan selisih tipis, 6-5. Maka, kekalahan Jonatan pun tak sebesar kejutan yang terjadi pada kekalahan ganda campuran ranking keempat dunia, Feng Yan Zhe/Huang Dong Ping, dari Supak Jomkoh/Supissara Paewsampran (Thailand). Feng/Huang kalah setelah selalu menang dalam lima pertemuan lain.
”Saya sebenarnya mengawali permainan dengan cukup baik, tetapi beberapa penyelesaian akhir pada gim kedua dilakukan terburu-buru. Banyak spekulasi yang seharusnya tidak dilakukan sehingga merugikan diri sendiri. Adapun pada gim ketiga, saya kurang tenang ketika lawan mendapat banyak poin,” tutur Jonatan.
Momen yang membuatnya tak lagi tenang dan kehilangan fokus adalah ketika Srikanth berbalik unggul 16-14 setelah tertinggal 9-14. Dia mendapat 12 dari 14 perebutan poin terakhir. ”Srikanth adalah pemain yang punya variasi pukulan tipuan. Itu yang membedakan dia dari pemain-pemain India yang lain,” kata Jonatan yang meraih hasil cukup baik pada 2023 dengan menjuarai Indonesia Masters, Hong Kong Terbuka Super 500, dan Perancis Terbuka Super 750.