Shin Tae-yong masih bereksperimen pada laga uji coba menjelang tampil di Piala Asia. Eksperimen itu tidak berjalan mulus.
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pelatih timnas Indonesia Shin Tae-yong membuat perubahan besar-besaran dengan memainkan sistem dan susunan pemain yang baru saat meladeni Libya dalam laga persahabatan di Stadion Kompleks Olahraga Mardan, Antalya, Turki, Selasa (2/1/2024). Eksperimen itu menuai kegagalan seiring kekalahan telak 0-4 Indonesia.
Jika timnas ”Garuda” biasanya bermain dengan pakem tiga bek, Shin kali ini mencoba sistem pertahanan berkekuatan empat bek. Tidak hanya mengubah sistem, Shin juga mencoba memainkan susunan pemain yang tergolong baru.
Pos bek kiri tetap diisi Pratama Arhan. Adapun bek kanan, yang biasanya ditempati Asnawi Mangkualam, kali ini diisi Yakob Sayuri. Duet pilar bek tengah dipercayakan kepada Rizky Ridho dan Wahyu Prasetyo.
Kuartet bek tersebut tampil tidak cukup solid sehingga harus kebobolan pada menit ke-25 melalui aksi penyerang Libya, Ahmed Ekrawa. Rizky dan Wahyu kurang piawai dalam membaca arah serangan lawan. Hal ini kerap dimanfaatkan para pemain Libya yang mengarahkan bola-bola langsung ke jantung pertahanan Indonesia.
Buruknya antisipasi umpan dari lawan memperburuk keadaan. Kelemahan ini kerap menghadirkan peluang-peluang berbahaya dari Libya. Akan tetapi, kiper Indonesia, Syahrul Trisna, tampil cukup baik dengan sigap mengantisipasi sederet peluang emas dari Libya. Sepanjang pertandingan, Libya tampil efektif dengan mencatatkan 15 tembakan yang delapan di antaranya mengarah tepat ke gawang Indonesia.
Melihat pertahanan timnya kurang begitu solid, Shin kembali membuat perubahan besar di babak kedua. Pelatih asal Korea Selatan itu mengganti semua pemain outfield dan hanya mempertahankan Syahrul di bawah mistar. Duet bek tengah, Rizky dan Wahyu, digantikan dua pemain naturalisasi, Jordi Amat dan Justin Hubner. Mereka diapit dua pemain sayap, Witan Sulaeman di kanan dan Edo Febriansyah di kiri.
Pergantian itu pun tidak memberikan garansi keamanan di lini belakang. Sebaliknya, Indonesia justru kebobolan tiga gol di babak kedua. Duet Jordi dan Hubner yang baru pertama kali bermain bersama ini terlihat belum solid. Hubner sebelumnya hanya pernah bermain untuk tim Indonesia U-20, sedangkan setelah dinaturalisasi, Jordi langsung mendapat kepercayaan Shin untuk mengawal lini belakang timnas senior.
Gol kedua Libya yang dicetak Omar Al Khouja lahir dari miskomunikasi antara Hubner dan Jordi. Jordi yang menyangka Hubner masih berada di posisi awalnya ternyata sudah bergerak mendekatinya. Bola telanjur dioper Jordi ke arah Hubner dan langsung disambar Khouja untuk menggetarkan gawang Indonesia.
Hubner yang bermain untuk tim U-21 Wolverhampton Wanderers mempertegas penampilan kurang optimalnya saat berkontribusi terhadap gol ketiga Libya. Ia salah memberikan operan sehingga direbut dengan mudah oleh Nouradin Elgelaib yang tanpa ampun mengoyak jala Syahrul. Mengenai penampilannya, Hubner merasa belum bisa beradaptasi secara cepat dalam sistem baru racikan Shin.
Ini pertandingan pertama saya (bersama tim senior), sungguh sangat sulit (bermain) karena sistem dan formasi ini baru untuk saya. Operan saya tidak bagus di pertandingan ini. Kami harus tampil sebagai tim.
”Ini pertandingan pertama saya (bersama tim senior), sungguh sangat sulit (bermain) karena sistem dan formasi ini baru untuk saya. Operan saya tidak bagus di pertandingan ini. Kami harus tampil sebagai tim,” kata Hubner setelah pertandingan.
Sebagaimana Hubner, Jordi juga tampil tidak optimal. Perubahan formasi membuatnya banyak melakukan kesalahan sendiri. Jordi bertanggung jawab terhadap lahirnya gol keempat Libya yang dicetak Alaa al-Qajdar lewat sepakan spektakuler jarak jauh. Al- Qajdar memanfaatkan kelengahan Jordi yang gagal mengontrol bola.
Buruknya kondisi pertahanan juga menjalar ke lini serang. Timnas ”Garuda” hampir tidak pernah memberikan ancaman ke gawang Libya. Satu-satunya peluang emas Indonesia di laga ini dicatatkan oleh Adam Alis yang tembakannya masih membentur tiang.
Selebihnya, lini serang Indonesia selalu menemui kebuntuan di sepertiga akhir area permainan Libya. Komunikasi dan koordinasi para pemain depan pun tidak berjalan lancar, yang ditandai dengan banyaknya operan yang tidak akurat.
Laga melawan Libya hanya satu dari tiga rencana uji coba yang akan dilakoni timnas Indonesia sebelum berlaga di Piala Asia 2023 pada 12 Januari hingga 10 Februari 2024 di Qatar.
Shin telah memoles para pemainnya sejak 21 Desember di Turki yang menjadi lokasi pemusatan latihan. Indonesia akan kembali melawan Libya pada 5 Januari. Selanjutnya, timnas akan bertolak ke Qatar dan menjajal Iran di pertandingan uji coba terakhir.
Timnas Indonesia dipastikan bakal memberi perlawanan lebih sengit melawan Libya di pertemuan kedua. Selain kembali diperkuat bek Elkan Baggott dan Shayne Pattynama yang absen karena baru bergabung di pemusatan latihan, motivasi mereka semakin terlecut karena akan ada perhitungan poin FIFA di pertandingan kedua.
Waktu yang tersedia bagi Shin untuk membenahi performa timnas yang belum meyakinkan tergolong tipis dengan Piala Asia yang akan dimulai dalam hitungan hari. Menarik dinanti apakah Shin bersikukuh melanjutkan proyek formasi empat beknya atau kembali ke pakem lama dengan mengandalkan tiga bek.