Gagal mengeksekusi penalti, Mohamed Salah mengganti sepatu, lalu ia membawa kemenangan Liverpool atas Newcastle United.
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·4 menit baca
LIVERPOOL, SELASA — Dipercaya atau tidak, ada hal-hal di luar teknis yang berperan dalam kemenangan besar 4-2 Liverpool atas Newcastle United di Stadion Anfield, Liverpool, Selasa (2/1/2024), dini hari WIB. Pergantian sepatu Mohamed Salah di babak kedua mengambil peran dalam membangkitkan rasa percaya dirinya setelah gagal membuka keunggulan timnya lewat eksekusi penalti. Penampilan luar biasa Salah di babak kedua membawa Liverpool digdaya, bahkan mencatatkan angka ekspektasi gol tertinggi di Liga Inggris.
Rasa frustrasi dan cemas menjalar dalam diri Salah ketika sepakan penaltinya di menit ke-22 ditepis kiper Newcastle, Martin Dubravka. Salah mengeksekusi penalti dengan teramat keras, tetapi bola bidikannya bergerak ke arah tengah gawang sehingga masih bisa diantisipasi Dubravka karena berada dalam jangkauannya.
Kegagalan Salah mengeksekusi penalti sedikit mengecewakan para pendukung Liverpool. Ini adalah kedua kalinya mereka gagal menyaksikan timnya unggul lebih dulu. Sebelumnya, Liverpool sempat membuka keunggulan lewat sepakan Luis Diaz. Namun, gol tersebut dianulir wasit karena Darwin Nunez telah terlebih dulu berada dalam posisi off-side. Oleh sebab itu, mereka sangat berharap Salah bisa mengganti kegagalan gol Diaz itu melalui titik putih.
Salah merasa ada hal yang mengganjal pikirannya setelah kegagalan mengeksekusi penalti. Dia mengaku tidak mengerti mengapa ada perasaan tidak nyaman dalam pikirannya setelah itu. Salah pun dengan mantap memutuskan untuk mengganti sepatunya saat turun minum. Sebelumnya, Salah terlihat mengenakan sepatu Adidas berwarna kuning. Di babak kedua, sepatu kuning tersebut berganti dengan Adidas X Crazyfast+ berwarna biru.
”Sepatu yang saya gunakan saat gagal menendang penalti itu yang juga saya kenakan saat latihan kemarin. Ini bukan takhayul karena saya bermain dengan banyak sepatu. Tapi, ketika saya merasa ini akan mengganggu pikiran, oke saya ganti sepatunya,” kata Salah, dikutip dari laman resmi Liverpool.
Pergantian sepatu itu ternyata keputusan yang tepat. Empat menit seusai babak kedua dimulai, Salah langsung menemukan ketajamannya. Penyerang timnas Mesir itu mencetak gol pembuka Liverpool seusai mengoptimalkan umpan mendatar Nunez.
Selain mencetak gol, Salah juga berperan dalam memberikan asis kepada Cody Gakpo yang mencetak gol ketiga. Adapun pada gol kedua Liverpool yang dicetak Jones, Salah turut terlibat dengan penetrasinya dari sisi kiri pertahanan Newcastle.
Semenjak berganti sepatu, Salah terlihat terlibat lebih banyak dalam setiap upaya serangan Liverpool. Tidak berhenti sampai di sana, Salah kembali mencatatkan namanya di papan skor setelah menyumbangkan gol kedua yang dicetaknya melalui titik putih. Berbeda dengan di babak pertama, kali ini Salah terlihat lebih tenang ketika mengambil ancang-ancang sebelum menendang dan berhasil mengelabui Dubravka.
Meski penampilannya di babak kedua meningkat pesat, dia membantah bahwa pergantian sepatu bisa membuat dirinya meningkatkan keterampilannya dalam waktu singkat. Dia juga tidak setuju menyebut itu sebagai takhayul. Baginya, pergantian sepatu itu hanyalah cara agar bisa tetap tenang dan bermain optimal.
Setelah menggantinya, pikiran saya lebih tenang dan bisa fokus pada pertandingan.
”Setelah menggantinya, pikiran saya lebih tenang dan bisa fokus pada pertandingan,” kata Salah.
Statistik laga menyebutkan Salah melepaskan enam tembakan dan membuat empat peluang. Capaian ini membuat Salah sebagai pemain dengan penciptaan peluang terbanyak di Liga Inggris, dengan total 17 peluang. Berkat penampilan gemilangnya melawan Newcastle di babak kedua, Salah diganjar penghargaan pemain terbaik pertandingan.
Sejak awal, manajer Juergen Klopp memerintahkan pemainnya untuk tampil menyerang. Trio lini depan Salah, Nunez, dan Diaz diinstruksikan tidak turun terlalu jauh saat Newcastle menyerang. Jarak mereka bertiga dengan gelandang cukup jauh. Setelah bola berhasil direbut, para pemain belakang Liverpool langsung mengarahkan bola ke depan.
Dengan cara tersebut, trio penyerang Liverpool bisa dengan leluasa menyambut datangnya bola yang diarahkan langsung ke mereka. Para pemain belakang Newcastle pun kerepotan membendung aliran bola panjang ini.
Agresivitas serangan Liverpool di laga ini berbuah pada angka expected goal (xG) tertinggi di Liga Inggris musim ini, yakni sebesar 7,27. Namun, itu adalah xG yang diperoleh dari dua kesempatan penalti. Apabila dihitung dari permainan terbuka (open play), angka xG Liverpool berada di kisaran 5,18.
Di sisi lain, kekalahan ini menambah panjang catatan buruk Newcastle. Tim besutan manajer Eddie Howe itu sudah menelan tujuh kekalahan dari delapan pertandingan terakhir. Satu-satunya kemenangan mereka diraih saat mengatasi Fulham 3-0. ”The Magpies” pun kini memiliki catatan rekor tandang terburuk kedua di Liga Inggris dengan hanya mampu mengemas lima poin dari 10 pertandingan.
Walau babak belur, Newcastle memberikan perlawanan yang cukup sengit dengan mencetak dua gol dari kaki Alexander Isak dan sundulan Sven Botman. ”Kami berjuang untuk mendapatkan kembali level terbaik kami. Upaya dan tekad sudah ada. Selama kami terus melihatnya, kami akan baik-baik saja,” kata Howe.
Kekalahan ini menahan Newcastle di peringkat kesembilan dengan koleksi 29 poin. Mereka terpaut 11 poin dengan Arsenal di peringkat keempat. Adapun Liverpool semakin memantapkan posisi sebagai pemuncak klasemen sementara dengan 45 poin, unggul tiga poin dari Aston Villa di peringkat kedua. (AFP)