Peluang Francesco Bagnaia Juara Nyaris Sirna di Barcelona
Francesco Bagnaia menunjukkan dirinya memiliki mental juara dengan melawan deraan fisik serta tekanan mental pascakecelakaan di Barcelona. Dia pun menghidupkan kembali peluang juara MotoGP yang nyaris sirna di Catalunya.
BORGO PANIGALE, JUMAT — Peluang Francesco Bagnaia mempertahankan gelar juara MotoGP nyaris sirna setelah dia mengalami kecelakaan tunggal yang sangat parah di Barcelona. Namun, pebalap tim pabrikan Ducati itu mampu menjaga peluang juara tetap hidup meskipun fisiknya mengerang kesakitan dan mentalnya mengalami tekanan besar. Mentalitas itu dinilai oleh para petinggi Ducati membuat Bagnaia mampu tampil bak pahlawan.
Bagnaia mengunci gelar juara MotoGP 2023 dalam seri penutup di Sirkuit Ricardo Tormo, Valencia, 26 November lalu. Dia sudah menjadi juara saat balapan baru berlangsung enam putaran karena pesaingnya, Jorge Martin, terjatuh setelah bersenggolan dengan Marc Marquez.
Namun, peluang juara pebalap berjuluk ”Pecco” itu nyaris sirna di Barcelona menyusul kecelakaan tunggal di tikungan dua pada September lalu. Bagnaia terjatuh dan kaki kanannya terlindas motor Brad Binder. Kecelakaan horor itu sempat membuat Manajer Tim Ducati Lenovo Davide Tardozzi berpikir kejuaraan telah berakhir bagi Pecco.
”Barcelona merupakan balapan di mana kedua pebalap kami mengalami cedera yang sangat buruk. Untungnya, bagi Pecco tidak seburuk yang terlihat (saat kecelakaan). Jujur, pada momen itu saya langsung berpikir, ’Oke, kejuaraan telah hilang, saya berharap Peco tidak cedera parah’,” ujar Tardozzi kepada MotoGP seusai balapan penutup di Valencia.
”Namun, pada akhirnya dia menunjukkan bahwa dia adalah seorang juara,” lanjut Tardozzi.
”Bahkan, pulih dari kecelakaan yang sangat buruk itu, yang bukan hanya tulang retak, ini semacam masalah mental, karena kecelakan buruk itu selalu ada dalam pikirannya, dan mungkin karena itu untuk sementara waktu dia tidak pada 100 persen,” kata mantan pebalap Superbike itu.
Setelah kecelakaan itu, Bagnaia mengalami kendala fisik yang membuat dirinya sulit mengendarai Desmosedici GP. Kaki kanannya bengkak parah sehingga sulit menginjak pedal rem. Namun, dia tetap bertekad menjalani balapan seri berikutnya di Misano. Saat itu, dia merasa sangat sakit pada kaki kanan, tetapi itu tidak dia tunjukkan baik kepada rival maupun publik.
”Setelah Barcelona, saya mulai kesulitan. Itu salah satu momen terberat dan tersulit dalam karier saya. Sehari setelah Barcelona, saya bangun dan merasa remuk, bahkan saya tidak bisa turun dari tempat tidur,” ungkap Bagnaia.
Baca juga : Francesco Bagnaia Bersiap Hadapi Marc Marquez
Pada akhirnya dia menunjukkan bahwa dia adalah seorang juara.
”Itu tidak mudah, tetapi kami berusaha keras dalam sisi mental. Satu hal yang kami lakukan dengan baik adalah, tidak mengungkap apa yang saya rasakan kepada media, kepada publik, karena orang-orang tidak bisa memahami semuanya, dan saya tidak ingin ada alasan,” ujarnya.
Dia menutupi kesakitan dan kesulitan yang dialami dengan sempurna dalam balapan di Misano. Pecco melawan rasa sakit untuk finis di posisi ketiga dalam sprint dan balapan utama di Misano.
”Dia sangat puas dengan hasil yang dia raih, sementara kami tahu, dalam kondisi bagus dia juga bisa menang di Misano, karena dia sangat kuat di sana. Namun, apa pun itu, kami mengapresiasi sikap dia karena setelah kecelakaan itu, bagi pebalap akan berpikir mudah terkait itu dan menutup bukaan gas. Dia ingin memberi kami dan para penggemar hasil sebaik mungkin dan saya tahu itu sangat menyakitkan bagi dia untuk menyelesaikan balapan,” ujar Tardozzi.
”Setelah balapan, dia mengalami masalah kesehatan besar. Dia balapan seperti seorang pahlawan,” katanya memuji.
Baca juga : Gejolak ”Darah Muda” Jorge Martin
Perjalanan meraih gelar juara MotoGP 2023 itu tidak hanya memberi tekanan mental kepada Pecco, tetapi juga seluruh tim pabrikan Ducati, termasuk Tardozzi. Dia selalu merasakan ketegangan dalam setiap balapan dan selalu merasa terluka saat Bagnaia gagal memenangi balapan. Dalam sembilan seri setelah kecelakaan di Barcelona, Bagnaia hanya menang dua kali, dalam balapan utama di Sirkuit Internasional Pertamina Mandalika dan seri penutup di Sirkuit Ricardo Tormo.
”Secara pribadi, bagi saya, ini musim yang sangat sulit. Perasaan saya terluka jika kami tidak dalam bentuk yang bagus, ketika kami tidak menang. Pada akhirnya, sangat sulit bagi saya menyelesaikan musim ini. Sementara itu, pada akhirnya Pecco memberi saya kepuasan yang sangat besar, meraih gelar juara dengan memenangi balapan,” tutur Tardozzi.
Terkait dengan sisi positif dalam manajemen tim, Tardozzi menilai, relasi antara pebalap dan insinyur sangat krusial untuk bisa terus kompetitif seiring musim berjalan. Pengembangan motor menjadi mulus jika masukan dari pebalap disampaikan dengan jernih kepada para mekanik dan insinyur.
”Menurut saya, kami perlu melihat pada apa yang kami lakukan dengan bagus, dan apa yang kami lakukan pada pebalap dalam hal menumbuhkan relasi dalam berbicara dengan para insinyur untuk menjelaskan hal-hal untuk mengembangkan motor. Menurut saya, bagi tim pabrikan, yang terpenting adalah hubungan antara para pebalap dan para insinyur,” katanya.
Baca juga : Marquez Akan Menyebabkan ”Gempa”
Sementara terkait persaingan juara MotoGP 2024, Tardozzi menilai, musim depan akan memberi tantangan sangat berat bagi Ducati. Persaingan sesama pemacu Desmosedici GP akan lebih sengit, demikian juga melawan tim-tim pabrikan lain yang terus berkembang. Apalagi, musim depan Honda dan Yamaha mendapat konsesi untuk mengembangkan motor.
”Tahun 2024 menurut saya akan menjadi tahun tersulit untuk meraih gelar juara karena jelas delapan pebalap Ducati dengan motor yang bagus dan kondisi yang bagus akan sangat kencang. Dan menurut saya, para pesaing tumbuh pesat,” ujarnya.
”Menurut saya, tidak mungkin memprediksi itu hari ini. Seperti yang Anda tahu, Marc bergabung dengan Ducati dan Marc akan sangat kompetitif. Martin juga akan menjadi sangat kuat tahun depan, menurut saya Mooney (musim depan bernama Pertamina Enduro VR46 Racing) dengan Fabio Di Giannantonio dan Marco Bezzecchi mereka menunjukkan kecepatan yang luar biasa, dan Enea Bastianini perlu kembali berada di podium. Jadi, menurut saya, bagi kami akan menjadi tahun yang luar biasa karena tahu banyak pebalap Ducati akan kompetitif,” pungkas Tardozzi.