Brighton & Hove Albion menegaskan dominasi Inggris di Liga Europa. Bersama Liverpool dan West Ham United, mereka duduk di puncak klasemen fase grup dan tampil langsung ke babak 16 besar.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·4 menit baca
BRIGHTON AND HOVE, JUMAT — Butuh tujuh musim bagi Roberto De Zerbi untuk menebus balas dendam kepada Gennaro Gattuso. Lebih lagi, De Zerbi juga mencatatkan diri sebagai pelatih yang mencetak sejarah baru Brighton & Hove Albion dalam kompetisi antarklub Eropa.
De Zerbi masih mengingat jelas salah satu momen yang tak terlupakan di awal kariernya sebagai pelatih, Juni 2016. Ketika itu, tim asuhan De Zerbi, Foggia, gagal meraih tiket promosi ke Seri B Italia akibat kalah pada final playoff Seri C di hadapan pendukung sendiri di Stadion Pino Zaccheria.
Laga itu berakhir imbang 1-1. Alhasil, Foggia kalah agregat, 3-5, dari Pisa yang dilatih Gattuso. Pisa mengangkat trofi juara playoff sekaligus merebut tiket terakhir promosi ke Seri B. Kekalahan yang memupus asa Foggia naik kasta menumbuhkan kekecewaan mendalam bagi De Zerbi.
Momen balas dendam itu pun tiba pada laga pamungkas Grup B Liga Europa 2023-2024. Kedua pelatih asal Italia itu kini telah merantau. De Zerbi menapaki jejak sebagai salah satu pelatih muda terbaik di Liga Inggris bersama Brighton, sedangkan Gattuso tengah dalam misi membantu Marseille bangkit di Liga Perancis.
Duel di Stadion American Express, Inggris, Jumat (15/12/2023) dini hari WIB, bernilai nyaris serupa dengan partai puncak playoff Seri C 2015-2016. Sebab, pemenang dari laga itu akan menyegel posisi pertama Grup B dan meraih tiket langsung ke babak 16 besar Liga Europa.
De Zerbi mampu membalas kekalahan menyakitkan itu atas Gattuso. Gol tunggal penyerang asal Brasil, Joao Pedro, menit ke-88, memastikan keunggulan Brighton, 1-0. Hasil itu membantu ”Si Burung Camar” mengakuisisi posisi puncak Grup B dari Marseille.
Brighton pun menunggu lawan di babak 16 besar pada musim perdana tampil di Liga Europa. Mereka baru akan kembali tampil di Eropa pada Maret 2024.
Adapun Marseille akan menjalani duel playoff babak 16 besar Liga Europa menghadapi salah satu dari delapan peringkat ketiga babak penyisihan Liga Champions. Gattuso pun berpeluang berjumpa mantan timnya, AC Milan.
Ini adalah momen terbaik saya di sini, tetapi Anda harus tahu hal lain. Setelah pertandingan, saya langsung memikirkan mantan pemain saya di Foggia.
”Ini adalah momen terbaik saya di sini, tetapi Anda harus tahu hal lain. Setelah pertandingan, saya langsung memikirkan mantan pemain saya di Foggia,” ujar De Zerbi seusai laga kepada TNT Sports.
De Zerbi menambahkan, ”Saya kalah di playoff final kasta ketiga di Italia melawan Rino (Gattuso). Ketika Anda kalah pada laga menentukan itu, Anda tidak bisa melupakannya. Saya selalu memiliki kenangan itu di kepala saya.”
Gattuso, yang mengisi posisi pelatih Marseille sejak September 2023, mengakui keunggulan De Zerbi dan Brighton. Ia telah mempersiapkan timnya secara maksimal untuk meredam kekuatan Brighton. Namun, itu belum mampu membantu Marseille membawa pulang poin dari Inggris. Hal positif yang dicatatkan Marseille adalah dua peluang yang membentur tiang gawang di setiap babak.
”Level kualitas mereka terlalu kuat. Kami tidak kekurangan keberanian untuk mengimbangi mereka, tetapi perbedaan kualitas itu pada akhirnya menentukan hasil akhir,” ujar Gattuso yang bersalaman dengan De Zerbi setelah peluit akhir berbunyi dilansir Sky Sports.
Perjalanan Brighton di Liga Europa musim ini tak ubahnya penuh keajaiban. Mereka diragukan sebagai debutan. Hal itu terlihat setelah Brighton tumbang, 2-3, pada laga pembuka di kandang kontra AEK Athens.
Meski menahan Marseille, 2-2, di Perancis, hasil itu belum mengubah persepsi Si Burung Camar sebagai tim debutan yang tidak diunggulkan melaju ke fase gugur.
Nasib Brighton mulai berubah setelah menang dua kali menghadapi Ajax Amsterdam. Selanjutnya, mereka juga mengalahkan AEK Athens dan Marseille untuk mengemas 13 poin dari enam pertandingan.
Hebatnya lagi, Brighton mencatatkan empat kemenangan beruntun dengan tidak kebobolan. Mereka hanya kemasukan gol pada dua laga awal. Itu adalah catatan kontras dibandingkan kiprah mereka di kompetisi domestik.
Brighton adalah satu-satunya penghuni 10 besar Liga Inggris yang selalu kemasukan gol di 16 laga musim ini. Hasil itu menunjukkan permainan menyerang Brighton lebih manjur di Eropa.
Lewis Dunk, kapten dan bek tengah Brighton, mengatakan, hasil yang dicapai timnya tidak pernah terpikirkan sebelumnya, apalagi jika merujuk hasil di dua gim awal. Lolos sebagai juara grup, kata Dunk, adalah capaian besar nan bersejarah bagi Brighton.
”Siapa yang pernah memikirkan kami bisa memuncaki grup di laga terakhir? Kami menunjukkan karakter besar untuk meraih hasil ini,” kata Dunk yang merupakan pemain lulusan akademi Brighton.
Pedro pun tak bisa menyembunyikan kebahagiaanya. Selain memastikan kemenangan Brighton, sebuah golnya ke gawang Marseille juga membawanya sebagai pemuncak daftar pencetak gol sementara Liga Europa. Ia mengungguli penyerang Marseille, Pierre-Emerick Aubameyang.
”Saya persembahkan kemenangan ini untuk fans yang selalu mendukung kami saat kalah, menang, atau imbang. Saya sangat senang menjadi top scorer, tetapi saya lebih senang lagi membantu tim memimpin klasemen. Sekarang, kami menunggu lawan di babak selanjutnya,” ujar Pedro yang telah mencetak enam gol.
Brighton melengkapi dua tim Inggris lain yang juga memastikan posisi puncak grup dan melaju mulus ke babak 16 besar Liga Europa, yaitu Liverpool dan West Ham United. Liverpool menutup fase grup dengan kekalahan dari ”adik” Brighton di Belgia, Union Saint Gilloise, 1-2. Adapun West Ham United menaklukkan wakil Jerman, Freiburg, 2-0.