Meskipun dikenal sebagai tim yang produktif, Brighton and Hove Albion ternyata menyimpan kelemahan besar dalam transisi bertahan. Kekalahan telak dari Aston Villa menampar muka Roberto de Zerbi, manajer Brighton.
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·4 menit baca
BIRMINGHAM, SABTU - Brighton and Hove Albion akhirnya mengalami kekalahan tandang pertama di Liga Inggris musim ini saat menyambangi markas Aston Villa, Stadion Villa Park, Birmingham, Sabtu (30/9/2023) malam WIB. Tim asuhan manajer Roberto de Zerbi itu bahkan dipermalukan, 1-6. Dikenal sebagai tim yang jago menyerang, Brighton rupanya belum menemukan solusi kelemahan mereka dalam transisi bertahan.
Lewat filosofi menyerang yang ditanamkan De Zerbi, Brighton menjelma tim yang lebih agresif pada musim ini. Setidaknya hingga pekan keenam Liga Inggris, ”Si Burung Camar” telah mengemas lima kemenangan dan mencetak 18 gol. Bermain di markas lawan pun seolah bukan persoalan besar bagi mereka. Dua dari lima kemenangan itu dicetak Brighton saat laga tandang.
Brighton tidak mengendurkan serangan kendati bermain di markas lawan. Mereka tetap memeragakan permainan menyerang dengan sentuhan bola-bola pendek. Pada saat laga baru berjalan lima menit, Brighton sudah mendapatkan peluang emas pertama melalui sepakan jarak dekat Pervis Estupinan. Namun, upayanya bisa digagalkan kiper Villa, Emiliano Martinez, yang tampil sangat tenang.
Villa asuhan manajer Unai Emery dengan cerdik mengetahui kelemahan besar Brighton yang belum dibenahi De Zerbi. Walau begitu eksplosif dalam menyerang, Brighton selalu kesulitan dalam meladeni serangan balik. Celah ini dimanfaatkan Emery untuk membungkam Brighton.
Gol pertama Villa lahir dari kesalahan bek sayap Pervis Estupinan yang terlalu naik dalam menekan. Rapuhnya transisi bertahan Brighton juga terlihat saat gol kedua Villa yang kembali dicetak Watkins. Brighton, yang kehilangan bola saat fase menyerang, tidak mampu cepat menutup celah yang ditinggalkan oleh para pemain belakang.
Timpangnya kualitas menyerang dan bertahan Brighton membuat satu kesalahan sekecil apapun bisa menjadi ancaman yang amat berbahaya bagi gawang mereka. Emery yang mengetahui kenyataan itu menginstruksikan para pemainnya untuk segera mengalirkan bola ke depan secepat mungkin agar tidak melewatkan momentum. Cara ini cukup sukses membungkam agresivitas permainan menyerang Brighton.
Mudah-mudahan, kami bisa merusak persaingan empat besar atau enam besar. Tottenham dan Chelsea belum mendapatkan pertandingan tengah pekan. Ini akan sangat sulit, tapi mengapa tidak? Mengapa kita tidak melakukan apa yang dilakukan Newcastle tahun lalu?
”Kami memainkan laga yang sangat buruk, tanpa energi dan mental. Tanggung jawab terbesar ada pada saya karena saya adalah pelatih. Kami harus beradaptasi musim ini, sangat berbeda dengan musim lalu. Ini sangat sulit, kami bermain setiap tiga hari,” ujar De Zerbi seusai laga, dikutip dari Sky Sports.
Brighton pun kian terpuruk setelah Villa memperlebar keunggulan menjadi tiga angka lewat bunuh diri Pervis Estupinan. Satu-satunya gol hiburan Brighton dicetak Ansu Fati di babak kedua. Gol itu tercipta setelah De Zerbi memutuskan tampil lebih menyerang dan mengganti tiga pemain sekaligus.
De Zerbi mengganti Danny Welbeck dan Evan Ferguson yang dinilai kurang berkembang. Sebagai gantinya, ia mengutus dua pemain berkarakter menyerang, Joao Pedro dan Fati.
Tanpa perubahan berarti di lini belakang, Villa kembali menghukum Brighton yang sangat lamban dalam transisi bertahan. Watkins mencetak trigol yang membuat Villa menjauh, 4-1. Watkins menjadi pemain Villa pertama yang mencetak dua trigol dalam satu musim sejak Andy Gray pada musim 1976-1977. Jacob Ramsey dan Douglaz Luiz lalu menggenapi penderitaan Brighton menjadi 6-1.
”Mudah-mudahan, kami bisa merusak persaingan empat besar atau enam besar. Tottenham dan Chelsea belum mendapatkan pertandingan tengah pekan. Ini akan sangat sulit, tapi mengapa tidak? Mengapa kita tidak melakukan apa yang dilakukan Newcastle tahun lalu?,” kata gelandang Villa, John McGinn.
Kekalahan terburuk
Di sisi lain, kekalahan telak ini begitu memalukan bagi De Zerbi. Menurut catatan Opta, laga ini adalah kali pertama Brighton kebobolan enam gol atau lebih dalam satu pertandingan divisi teratas sejak April 2012. Saat itu, Brighton juga kebobolan enam gol saat melawan West Ham.
Setelah hasil buruk ini, De Zerbi perlu memutar otak lebih keras untuk membuat timnya segera bangkit. Pada pertengahan pekan depan, Brighton sudah ditunggu Marseille dalam lanjutan Liga Europa. Para pemain Brighton harus segera melupakan kekalahan tersebut agar tidak kembali menelan hasil buruk di dua laga awal Liga Europa.
Mereka tidak ingin mengalami dua kekalahan dari dua pertandingan awal di Liga Europa. Pada laga sebelumnya, kelemahan dalam transisi bertahan juga membuat Brighton takluk 2-3 dari wakil Yunani, AEK Athens.