MU Khianati Warisan Sir Alex Ferguson
Manchester United gagal menjaga legasi Sir Alex Ferguson yang mampu menghadirkan tuah di Stadion Old Trafford. Musim demi musim berlalu, MU semakin sering dipermalukan di kandang.
Selama 21 tahun Manchester United di bawah kendali Sir Alex Ferguson, Stadion Old Trafford mendapat sebutan ”Teater Impian”. Julukan itu merujuk kepada tuah Old Trafford yang membantu skuad MU meraih prestasi bersejarah mereka. Kini, sebutan itu justru merujuk kepada terwujudnya mimpi lawan-lawan yang datang untuk membuat pemilik arena merana.
Old Trafford telah sepenuhnya mengabulkan impian panjang Bournemouth yang selama 123 tahun belum pernah membawa pulang kemenangan dari kandang MU. Rekor itu pun putus pada pekan ke-16 Liga Inggris musim ini. Bournemouth mengajari MU bermain sepak bola yang efektif dan disiplin dengan meraih kemenangan mutlak, 3-0, Sabtu (9/12/2023), di markas ”Setan Merah”.
Kalah dari Bournemouth, yang selama ini dianggap tim semenjana di Inggris, adalah sebuah hasil memalukan bagi MU. Pemilik 13 trofi Liga Primer Inggris itu pun telah menghapus seutuhnya legasi Sir Alex yang menjadikan Old Trafford sebagai tempat angker bagi seluruh tim tamu.
Baca juga: Perangkap Pikiran Utopis Erik ten Hag di Manchester United
Sejak menjalani musim perdana tanpa Sir Alex di kursi manajer pada 2013-2014, MU secara total telah mengalami 35 kali kekalahan pada Liga Inggris di Old Trafford. Bournemouth mengakibatkan MU melewati catatan kekalahan Sir Alex di Old Trafford, yaitu 34 hasil negatif di kandang selama 21 musim Liga Primer.
Tak ayal, lebih dari 70.000 suporter MU yang memadati tribune Old Trafford bersiul untuk memprotes performa buruk tim favoritnya ketika turun minum dan di akhir laga kontra Bournemouth. Lebih dari setengah kursi tribune Old Trafford pun telah ditinggal pulang oleh pendukung ketika memasuki menit ke-80.
Kemarahan pendukung itu tidak hanya disebabkan telah pudarnya keangkeran Old Trafford, tetapi juga parade kekalahan di kandang pada musim ini. Setan Merahtelah menderita empat kekalahan Liga Inggris di kandang. Jumlah itu melebihi kuantitas kekalahan mereka pada laga tandang, yakni tiga gim.
Jika dihitung semua kompetisi, MU telah menelan kekalahan di Old Trafford pada tiga kompetisi yang mereka jalani di musim ini. Selain empat hasil negatif di liga, MU juga menelan kekalahan dari Newcastle United sehingga gugur di Piala Liga Inggris. Mereka pun tumbang dari Galatasaray di fase grup Liga Champions.
Baca juga: Gemercik ”Hujan November” di Old Trafford
Dalam 21 musim Liga Primer bersama Ferguson, MU hanya sekali menerima kekalahan lebih dari empat laga di liga. Itu tercipta ketika MU menelan enam kekalahan di Old Trafford pada musim 2001-2002.
Selama 2023, MU telah mengalami 18 kekalahan di kandang. Jumlah itu menjadi yang terburuk sejak 1989.
Jumlah kekalahan MU di Old Trafford bisa semakin buruk di tahun ini. Sebab, mereka masih menyisakan dua laga berat di kandang. Setan Merah akan menjamu Bayern Muenchen, Rabu (13/12/2023), di laga pamungkas babak penyisihan Liga Champions. Pada gim boxing day, giliran Aston Villa—salah satu tim paling impresif musim ini—akan bertandang ke Old Trafford.
Kekalahan terburuk
Menurut Opta, kekalahan dari Bournemouth juga tercatat sebagai kekalahan kandang terburuk MU ketika menghadapi tim di luar posisi 10 besar Liga Inggris. Rekor pertemuan MU dengan Bournemouth di Old Trafford menjadi sembilan menang, sekali seri, dan satu kekalahan.
Baca juga: Realitas Ten Hag dalam Bayang-bayang Ajax
Segalanya di bawah performa; kreativitas, pergerakan, dan jumlah pemain di dalam kotak penalti lawan. Mayoritas kami hanya memiliki satu atau dua pemain di kotak penalti. Kondisi itu mengurangi kans kami mencetak gol.
”Segalanya di bawah performa; kreativitas, pergerakan, dan jumlah pemain di dalam kotak penalti lawan. Mayoritas kami hanya memiliki satu atau dua pemain di kotak penalti. Kondisi itu mengurangi kans kami mencetak gol,” ujar kapten dan gelandang MU, Bruno Fernandes, dilansir BBC.
Tim Sherwood, pakar Liga Inggris di Sky Sports, menyebut kekalahan dari Bournemouth kian menegaskan minimnya kreativitas MU ketika menghadapi tim yang tampil bertahan. Menurut dia, Setan Merahhanya terpaku untuk menjadi tim yang mengandalkan serangan balik di musim ini.
”Tidak ada yang salah untuk menjadi tim yang mengandalkan serangan balik. Namun, ketika Anda menghadapi tim yang bermain bertahan, Anda harus menemukan cara untuk membuka ruang pertahanan lawan,” ujar Sherwood dalam analisisnya seusai laga.
Baca juga: Darurat Selamatkan Manchester United
Adapun Manajer MU Erik ten Hag menilai penyebab kekalahan MU adalah performa pemain yang tidak 100 persen. ”Saya pikir Bournemouth memiliki tren penampilan yang sangat bagus. Jadi, kami seharusnya bermain dengan performa terbaik kami. Di kompetisi ini, semua tim bisa saling mengalahkan,” katanya seperti dikutip Manchester Evening News.
Sementara itu, mengalahkan MU adalah kemenangan paling bersejarah bagi Bournemouth. Pendukung mereka pun tak kenal lelah bernyanyi sejak Dominic Solanke membuka keran gol di menit kelima. Bournemouth mengunci kemenangan melalui sumbangan gol dari Philip Billing (menit ke-68) dan Marcos Senesi (menit ke-73).
Pemain pengganti, Dango Ouattara, menggetarkan jala gawang MU untuk keempat kalinya. Sayang, gol itu dianulir oleh asisten wasit video (VAR) karena dalam proses gol Ouattara melakukan handball.
”Mengagumkan untuk menang di Old Trafford. Saya mungkin bisa katakan ini adalah salah satu hasil terbaik dalam sejarah klub. Kami menunjukkan arah dari hasil perkembangan tim ini,” kata Solanke dilansir Sky Sports.
Baca juga:Dicari, Eksistensi Rashford dan Penyerang Manchester United
Kemenangan atas MU mendongkrak posisi Bournemouth dari posisi ke-16 ke peringkat ke-13. Bournemouth meraih empat kemenangan dan sekali seri dalam lima pertandingan terakhir.