Seiring kembalinya performa terbaik Van Dijk, Liverpool sudah siap mengobarkan rivalitas lama dengan Manchester City. Itu akan dibuktikan di Stadion Etihad.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·4 menit baca
MANCHESTER, JUMAT — Rivalitas Liverpool dan Manchester City memudar signifikan pada musim lalu. Salah satu alasan terbesarnya adalah penurunan performa bek andalan Virgil van Dijk yang berdampak besar pada kualitas pertahanan Liverpool. Musim ini, Van Dijk perlahan kembali ke bentuk terbaik dan siap menyalakan api rivalitas lagi.
Bagi Liverpool, ada sebuah realitas yang tidak terhindarkan setiap musim dalam era Manajer Juergen Klopp. Ketika Van Dijk dalam performa terbaik, ”Si Merah” selalu berpeluang besar menjuarai Liga Inggris. Terbukti, mereka harus rela keluar dari zona empat besar pada musim lalu saat sang bek terjebak inkonsistensi.
Musim lalu (performa) saya naik dan turun. Namun, saya sudah merasa berada dalam fisik dan mental yang tepat saat ini. Saya merasa lebih baik.
Van Dijk, Pemain Terbaik UEFA 2018-2019, mengamini hal tersebut. ”Musim lalu (performa) saya naik dan turun. Namun, saya sudah merasa berada dalam fisik dan mental yang tepat saat ini. Saya merasa lebih baik. Itu adalah hal terpenting, bagaimana saya merasakan diri sendiri, selain juga pendapat rekan-rekan dan manajer,” katanya.
Bersama Arsenal, Liverpool berstatus tim dengan kemasukan paling sedikit jelang pekan ke-13 (10 gol). Faktor itu yang membuat mereka bisa berada di peringkat kedua klasemen, hanya terpaut satu poin dari City di puncak klasemen. Adapun musim lalu, kemasukan Liverpool bahkan lebih banyak dari tim medioker Brentford.
Kebangkitan Van Dijk sekaligus Liverpool akan diuji sebenarnya saat bertandang ke markas City, Stadion Etihad, Sabtu (25/11/2023) malam WIB. Selain berstatus juara bertahan, City juga masih menjadi tim tersubur sampai sejauh ini dengan 32 gol. Mereka sangat tajam bersama penyerang Erling Haaland yang sudah mencetak 13 gol.
Laga besar nanti pun bertajuk duel antara pertahanan Liverpool versus serangan City, khususnya Van Dijk dengan Haaland. Haaland pasti membawa motivasi lebih. Hanya dua tim yang belum pernah dibobol penyerang asal Norwegia itu di liga domestik. Salah satunya Liverpool. Dia gagal mencetak gol dalam dua pertemuan.
Meskipun begitu, menurut mantan bek Liverpool, Glen Johnson, bukan Haaland yang akan menjadi masalah terbesar Van Dijk dan rekan-rekan. ”Duel satu lawan satu Van Dijk dengan Haaland akan menarik. Namun, Liverpool harus berhati-hati. City tidak hanya tentang dia. Mereka punya ancaman gol dari mana pun,” katanya kepada Squawka.
Pemain di belakang Haaland, seperti Phil Foden, Bernardo Silva, dan Julian Alvarez, sudah mengombinasikan total 10 gol. Tim asuhan Manajer Josep Guardiola itu sering memanfaatkan lubang di pertahanan lawan akibat tarikan gravitasi seorang Haaland. Liverpool harus sangat waspada terhadap pergerakan dari lini kedua.
Hanya pertahanan yang bisa menyelamatkan Liverpool dari kekalahan. Di era Guardiola sejak 2016, Liverpool bukan hanya tidak mampu menang di Stadion Etihad dalam pertandingan liga (4 kalah, 3 seri), tetapi juga tidak pernah pulang tanpa kemasukan. Seperti terakhir kali berkunjung, ”Si Merah” kalah telak 1-4.
Selama tujuh tahun terakhir di era persaingan Guardila versus Klopp, City dan Liverpool sukses menciptakan rivalitas baru. Mereka selalu bersaing ketat di papan atas klasemen nyaris setiap musim. Di musim 2021-2022, City bahkan menjuarai liga dengan keunggulan hanya satu poin atas Liverpool. Trofi itu ditentukan di pekan terakhir.
Guardiola berkata sebelum jeda internasional, Liverpool tetap merupakan rival terbesar City meskipun tergelincir pada musim lalu. ”Si Merah” konsisten mengganggu City sejak 2016. ”Mereka membuat tantangan semakin tinggi, menjadikan kami lebih baik. Cara mereka menantang kami belum pernah dilakukan tim lain selama saya di sini,” ujarnya.
Terlalu dini
Klopp sudah tidak sabar menyambut laga besar nanti. Namun, dia kurang senang karena jadwal pertandingan yang akan dimulai pukul 19.30 WIB atau 12.30 waktu setempat. Menurut sang manajer, jadwal itu terlalu cepat untuk pertandingan yang berlangsung setelah jeda internasional. Mereka butuh waktu lebih untuk persiapan.
”(Setelah jeda internasional) kami bisa berlatih sekali sebelum melawan City. bagaimana Anda bisa menaruh laga (besar) seperti ini di hari Sabtu pukul 12.30. Jujur para pengambil keputusan itu tidak cukup peka. Bagaimana mungkin, kedua tim ini total punya 30 pemain internasional (yang dipanggil tim nasional),” ujarnya.
Wajar Klopp khawatir. Rekornya dalam laga hari Sabtu siang itu kurang baik. Menurut Opta Analyst, Liverpool hanya memenangi 18 dari 37 laga pada waktu tersebut. Persentase kemenangan mereka hanya 48,6 persen, jauh di bawah ketika berlaga di waktu lain (64,6 persen). Liverpool turut kehilangan poin saat bertemu tim papan bawah, seperti Nottingham Forest dan Bournemouth.
Berbanding terbalik dengan City. Di bawah rezim Guardiola, City mencatat rekor yang sangat bagus saat jadwal laga lebih dini tersebut, yaitu 75,8 persen. Adapun City mencatat 73,9 persen kemenangan di jadwal lain. Jumlah rerata poin yang diraih juga lebih tinggi, 2,39 poin dibandingkan dengan 2,34 poin.
Tim tuan rumah bisa tenang. Menurut ESPN, Haaland dikabarkan sudah siap untuk turun di laga nanti. Sebelumnya, sang penyerang sempat menderita cedera engkel saat membela timnas Norweigia di jeda internasional. Dia pun sempat dipulangkan ke klub sebelum laga kualifikasi Piala Eropa 2024 versus Skotlandia.
Sementara itu, Liverpool kemungkinan akan diperkuat empat pemain yang sempat cedera sebelum jeda internasional. Mereka adalah bek Ibrahima Konate dan Joe Gomez, serta gelandang Ryan Gravenberch dan Curtis Jones. Mereka sudah terlihat dalam latihan tim pada Kamis kemarin. (AP/REUTERS)