Bukan Indonesia, melainkan Maroko yang menuliskan momen terbaik selama Piala Dunia U-17 di Surabaya. Laga di Gelora Bung Tomo menghadirkan kesan mendalam bagi tim peserta dan suporter.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·5 menit baca
SURABAYA, KOMPAS - Bagi tim U-17 Maroko, Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, Jawa Timur, serupa dengan rumah kedua. Walaupun berjarak ribuan kilometer dari tanah air mereka, pasukan “Singa Atlas Remaja” mengalami banyak kenangan baik dan merasakan dukungan besar dari publik “Kota Pahlawan” selama Piala Dunia U-17 2023.
Pelatih Maroko Said Chiba mengungkapkan, seluruh anggota tim Maroko merasakan masa-masa yang berkesan selama lebih dari dua pekan menetap di Surabaya. Meskipun sempat mengalami kesulitan untuk beradaptasi dengan cuaca, tambah Chiba, skuadnya bisa berada dalam kondisi fisik dan mental terbaik di momen yang tepat.
“Hotel, lapangan, dan orang-orang sangat menyenangkan. Kami bahagia bermain di Surabaya, tetapi kami harus pindah karena ini bagian dari kompetisi. Terima kasih atas segala hal baik yang saya dan semua pemain rasakan,” ujar Chiba setelah timnya mengalahkan Iran untuk melaju ke perempat final, Selasa (21/11/2023) malam.
Awalnya, Gelora Bung Tomo dianggap sebagai kandang bagi tim U-17 Indonesia. Kehadiran “Garuda Muda” memberikan dampak dengan nilai penjualan tiket terbesar Piala Dunia U-17 2023 di Surabaya. Dalam tiga pertandingan Indonesia, rerata 26.454 tiket terjual.
Jumlah terbesar tiket terjual untuk laga Indonesia sekaligus selama turnamen tercipta pada pertandingan pembuka dengan 30.583 penonton. Angka itu tidak akan ada yang bisa menyaingi di sisa laga pada babak perempat final hingga final.
Pasalnya, hanya dua stadion, yaitu Stadion Manahan (Surakarta, Jawa Tengah) dan Stadion Internasional Jakarta/JIS (Jakarta), yang digunakan untuk menggelar delapan pertandingan terakhir Piala Dunia U-17. Panitia Lokal menjual sekitar 15.000 tiket di Manahan, lalu di JIS hanya 18.000 tiket yang tersedia dijual daring.
Secara total, Indonesia memainkan tiga laga di Surabaya dengan hasil dua imbang dan sekali kalah. Adapun Maroko menjalani empat pertandingan di markas Persebaya Surabaya itu.
Maroko mengemas tiga kemenangan dan sekali kalah dari Ekuador. Dua kemenangan beruntun terakhir menentukan langkah Singa Atlas ke babak delapan besar. Mereka menumbangkan Indonesia, 3-1, kemudian menyingkirkan Iran dalam drama adu penalti perdana di Indonesia 2023.
Saya berharap performa bagus kami di sini bisa berlanjut di Surakarta.
“Saya berharap performa bagus kami di sini bisa berlanjut di Surakarta,” kata Chiba mengakhiri sesi wawancara terakhir kepada media di Gelora Bung Tomo.
Selama berada di Surabaya, Maroko menetap di hotel yang sama dengan tim Indonesia. Mereka tinggal di salah satu hotel bintang lima di Jalan Tunjungan, Surabaya.
Mali pun merasakan pengalaman penuh kesan berada di Surabaya. Dua kali tampil di Gelora Bung Tomo, “Si Elang” mampu mengalahkan Kanada dan Meksiko dengan mencetak masing-masing lima gol ke gawang lawan.
“Kami senang berada di Surabaya karena kotanya indah dan orang-orangnya ramah. Kami sudah sempat pula berjalan-jalan dan berbelanja sebelum tampil di babak 16 besar,” kata Pelatih Mali Soumaila Coulibaly.
Iran merasakan keramahan dan layanan fasilitas yang baik selama tiga hari berada di Surabaya. Berbeda dengan Maroko yang menjalani empat laga di Surabaya, Iran adalah tim yang paling banyak menempuh perjalanan selama Piala Dunia U-17 2023. Sebelum berlaga di Surabaya, “Team Melli” menjalani dua laga awal fase grup di Jakarta, lalu pindah ke Bandung untuk melaksanakan gim pamungkas melawan Kaledonia Baru.
“Kami berterima kasih kepada FIFA dan Indonesia yang memberikan layanan sangat baik, meski waktu persiapan kami yang amat singkat di Surabaya. Kami merasakan pula pelayanan terbaik yang sama di Jakarta dan Bandung,” ujar Pelatih Iran Hossein Abdi.
Abdi menuturkan, timnya merasa nyaman bermain di Indonesia karena selalu mendapat dukungan di setiap pertandingan. Selain itu, tim Iran juga amat terbantu berada di Indonesia karena hotel dan lapangan latihan dekat dengan masjid, sehingga mereka bisa salat berjamaah.
Kesan positif juga disampaikan tiga tim lain yang sempat merasakan berlaga di tengah sengatan panas dan kelembapan tinggi di Surabaya. Mereka adalah Ekuador, Panama, dan Meksiko.
Tak hanya peserta, penonton juga memuji persiapan Surabaya untuk menyelenggarakan Piala Dunia U-17. Layanan shuttle bus untuk membawa penonton ke stadion hingga sudut-sudut kota bersolek bernuansa sepak bola menjadi hal yang mendapat kesan positif dari wisatawan asing.
“Layanan shutte bus memudahkan saya untuk menjangkau stadion yang jauh dari pusat kota. Saya menikmati pengalaman menyaksikan Piala Dunia (U-17) di Gelora Bung Tomo karena fasilitas dan nuansa stadion yang bagus,” ujar Rick (35), penonton asal Belanda yang menyaksikan dua laga Indonesia di Gelora Bung Tomo.
Dari sisi keamanan, Kepolisian Daerah Jawa Timur menyebut tidak ada insiden yang menganggu keamanan dan ketertiban selama 12 hari pertandingan Piala Dunia U-17 2023. Sebanyak 350 personel Polda Jatim bertugas untuk mengamankan pertandingan, berjaga di lokasi latihan tim, hingga mengatur lalu lintas untuk memudahkan alur mobilitas tim peserta untuk latihan dan bertanding.
Kepala Biro Operasional Polda Jatim Komisaris Besar Puji Santosa mengatakan, tugas Polda Jatim telah berakhir, Rabu (22/11/2023), setelah mengantarkan Meksiko dan Iran ke Bandara Juanda, Sidoarjo, Jawa Timur, serta mengawal bus Maroko dan Mali hingga perbatasan Jawa Timur dan Jawa Tengah untuk menempuh perjalanan darat menuju Surakarta.
“Kesuksesan ini adalah hasil dari kerja sama semua pihak. Kami juga berterima kasih kepada FIFA untuk bimbingan selama ini. Kami akan merekomendasikan sistem pengamanan ini kepada PSSI dan (PT) Liga Indonesia Baru untuk diadopsi dalam pola pengamanan Liga 1 dan 2,” tutur Puji.