Duo Afrika Ingin Manfaatkan Keuntungan di Surabaya
Sudah terbiasa bermain di Surabaya menjadi keunggulan Mali dan Maroko jelang babak 16 besar. Dua tim itu memiliki kans memperbaiki kiprah duta Afrika yang gagal menembus perempat final di edisi Brasil 2019.
Oleh
MUHAMAD IKHSAN MAHAR
·4 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Mali dan Maroko, duo wakil Afrika, memiliki keuntungan tidak perlu melakukan perpindahan kota untuk menjalani babak 16 besar Piala Dunia U-17 2023. Selain sudah terbiasa dengan cuaca panas dan kelembaban tinggi di Surabaya, Jawa Timur, kedua tim juga memiliki waktu istirahat lebih panjang dibandingkan lawan.
Mali memiliki waktu empat hari istirahat jelang menghadapi Meksiko di babak perdelapan final, Selasa (21/11/2023) pukul 15.30. Adapun sang lawan baru merampungkan pertandingan laga ketiga Grup F, Sabtu (18/11/2023) petang, di Stadion Si Jalak Harupat, Bandung, Jawa Barat.
Itu membuat skuad Meksiko hanya memiliki dua hari jeda antarpertandingan. Selain itu, waktu istirahat mereka juga tidak optimal karena perlu melakukan perjalanan dari Bandung, Jawa Barat, lalu Jakarta menuju Surabaya, Minggu (19/11/2023) pagi. Itu membuat pemain Meksiko tidak memiliki waktu ideal istirahat selama 72 jam.
Pelatih Mali, Soumalia Coulibaly, menilai, timnya menjalani masa persiapan yang baik jelang menghadapi fase gugur. Tanpa perpindahan kota, lanjut Coulibaly, membuat skuadnya mulai terbiasa dengan cuaca panas di Surabaya. Menurut dia, temperatur dan kelembaban tinggi di ”Kota Pahlawan” membuat pemain-pemainnya berpeluang mudah berkeringat dan kehabisan energi.
”Hal yang bagus kami bisa mendapatkan waktu persiapan lebih panjang di Surabaya. Semoga kami bisa memanfaatkan keuntungan ini untuk mendapatkan kemenangan di babak 16 besar,” ucap Coulibaly yang memimpin latihan skuadnya di lapangan latihan Kompleks Gelora Bung Tomo, Sabtu.
Pada laga terakhir Grup B melawan Kanada, Kamis (16/11/2023), tim berjuluk ”Si Elang” itu tidak terlalu merasakan iklim panas di Surabaya. Pasalnya, mereka menjalani pertandingan yang diawali hujan ketika tengah menjalani masa pemanasan hingga menjelang dilakukannya sepak mula babak pertama.
Kondisi itu membuat wasit untuk pertama kali tidak menerapkan jeda pendinginan (cooling break) pada pertandingan di Gelora Bung Tomo. Kala itu, suhu di Gelora Bung Tomo 32 derajat celsius atau menurun dibandingkan suhu pada dua hari pertandingan sebelumnya, yakni 37 derajat celsius.
Mali menjalani dua laga awal fase grup di Stadion Manahan, Surakarta, Jawa Tengah. Iklim di Surakarta lebih bersahabat dengan rerata 32 derajat celsius selama babak grup Piala Dunia U-17 2023.
Di kepala kami hanya bersiap maksimal demi pertandingan selanjutnya, lalu semoga segalanya berpihak pada kami di pertandingan.
Persiapan taktik
Lebih lanjut, Coulibaly memanfaatkan dengan baik masa jeda panjang untuk mempersiapkan taktik di fase gugur yang menuntut timnya tampil tanpa cela. Ia ingin Mamadou Doumbia dan kawan-kawan bermain lebih tenang agar tidak melakukan kesalahan yang merugikan tim.
”Babak gugur menuntut kami tidak melakukan kesalahan. Saya yakin pemain-pemain saya bisa bersaing dengan tim-tim tangguh di turnamen ini,” ujar Coulibaly yang mencatatkan 67 cap bersama tim nasional Mali selama masih aktif bermain pada periode 1995 hingga 2012.
Anas Alaoui, penyerang tengah Maroko, juga senang tidak perlu melakukan perjalanan untuk berpindah kota dan lokasi pertandingan di babak 16 besar. Alaoui menilai, dirinya dan rekan setim sudah terbiasa tampil di Gelora Bung Tomo.
Pada dua laga awal Grup A, pemain-pemain Maroko menunjukkan penampilan menurun di babak kedua akibat kelelahan. Hal itu tidak terlihat pada gim terakhir babak penyisihan melawan Indonesia. Skuad ”Singa Atlas” tampil konsisten untuk mempertahankan performa superior atas tim tuan rumah.
Maroko akan menghadapi Iran di babak 16 besar, Selasa mendatang pukul 19.00. Iran tiba di Surabaya, Sabtu siang, setelah merampungkan pertandingan kontra Kaledonia Baru di Si Jalak Harupat, Jumat (17/11/2023) malam.
”Kami telah mempersiapkan diri untuk menghadapi fase gugur. Fokus kami sepenuhnya untuk menampilkan permainan terbaik melawan (Iran),” kata Alaoui yang membuka keunggulan Maroko atas Indonesia melalui eksekusi tendangan penalti.
Alaoui tidak menutupi ambisi skuad ”Singa Atlas” datang ke Indonesia dengan target meraih juara. Mereka ingin mempertahankan performa apik di dua turnamen sebelumnya, yaitu Piala Arab U-17 2022 dan Piala Afrika U-17 2023, dengan menembus partai puncak.
”Meski begitu, kami tidak ingin memikirkan sesuatu yang jauh dan tidak dalam jangkauan kami. Di kepala kami hanya bersiap maksimal demi pertandingan selanjutnya, lalu semoga segalanya berpihak pada kami di pertandingan,” ucap Alaoui, anggota tim akademi klub Jerman, Einctracht Frankfurt.
Sementara itu, pelatih Iran, Hossein Abdi, senang timnya bisa mencapai dua target pada laga terakhir menghadapi Kaledonia Baru, yaitu meraup kemenangan serta tidak ada pemain yang menderita cedera dan menerima akumulasi kartu kuning. Iran lolos ke fase gugur sebagai salah satu peringkat ketiga terbaik.
Abdi mengakui, timnya berkejaran dengan waktu untuk memulihkan kondisi fisik karena harus menjalani perjalanan dari Bandung ke Surabaya. Meski begitu, ia yakin skuad Iran tidak akan mengalami kesulitan untuk beradaptasi bermain di Gelora Bung Tomo.
”Di fase gugur, semua tim memiliki kans yang sama untuk menang. Kami bertekad tampil habis-habisan demi bisa terus melaju di turnamen ini,” kata Abdi.